Aksi demonstrasi di depan Markas Komando (Mako) Brimob Kwitang, Jakarta Pusat, pada akhirnya berujung pada pecahnya kerusuhan. Insiden tersebut ditandai dengan pembakaran Halte TransJakarta Senen oleh oknum massa, serta dugaan pemicu kebakaran besar di Gedung Astra Credit Companies (ACC) yang strategis berlokasi tepat di seberang Mako Brimob.
Menurut informasi yang dihimpun Katadata, ribuan peserta aksi telah bertahan di lokasi sejak malam sebelumnya, yakni 28 Agustus. Kepadatan massa sempat berkurang signifikan menjelang pelaksanaan Salat Jumat. Pihak aparat keamanan sempat berdialog dengan para pengunjuk rasa, mengarahkan sebagian di antaranya ke titik-titik lain sekitar pukul 10.00 WIB.
Pada waktu yang sama, pantauan Katadata menunjukkan penjagaan ketat oleh personel TNI berbaret ungu dan hijau di sekitar gedung Mako Brimob. Setelah Salat Jumat, keramaian massa kembali memuncak, didominasi oleh para pengemudi ojek online (Ojol) yang berdatangan dari arah Simpang Senen dan Tugu Tani.
Memasuki pukul 14.00 WIB, situasi kian memanas saat massa berhasil menerobos barikade TNI dan merangsek maju hingga ke area depan Gedung Mako Brimob. Kericuhan tak terhindarkan; massa mulai melemparkan kembang api dan merobohkan sejumlah plang. Respons aparat pun cepat. Sekitar pukul 14.50 WIB, tembakan gas air mata dilepaskan berulang kali. Namun, hal ini tidak menyurutkan nyali massa, yang justru membalas dengan lemparan petasan ke arah Mako Brimob. Ketegangan semakin memuncak ketika salah satu mobil yang terparkir di depan Mako Brimob ikut dibakar, menyebabkan kepulan asap tebal membubung tinggi, bercampur dengan efek tembakan gas air mata.
Gedung ACC Terbakar
Di tengah gempuran tembakan gas air mata, sebagian massa memanfaatkan kekacauan untuk merangsek masuk ke dalam gedung kantor Astra Credit Companies (ACC), yang terletak strategis di seberang Mako Brimob. Informasi dari Katadata menyebutkan bahwa beberapa oknum massa bahkan telah menyusup hingga ke lantai dua gedung tersebut sebelum aparat gencar menembakkan gas air mata.
Tak lama kemudian, api mulai terlihat membara dari lantai dasar gedung, diduga kuat berasal dari mobil yang terbakar sebelumnya, dan dengan cepat menjalar ke lantai atas. Meskipun demikian, pihak berwenang masih belum dapat memastikan secara definitif penyebab pasti dari insiden kebakaran ini.
Kobaran api yang membesar menciptakan kepanikan di antara sejumlah orang yang masih terjebak di lantai dua gedung. Dengan sigap, beberapa di antaranya nekat melompat dari ketinggian lantai dua, beruntung dengan bantuan spontan dari warga sekitar dan anggota TNI Makostrad Gambir yang tengah bertugas mengamankan area. Mereka menggunakan sarana seadanya, termasuk kain spanduk, untuk membantu proses evakuasi yang mendesak.
Petugas pemadam kebakaran tiba di lokasi kejadian hanya berselang lima menit setelah seluruh korban berhasil dievakuasi. Tim segera mengambil alih, melakukan upaya pemadaman api, dan dilanjutkan dengan pendinginan menyeluruh terhadap struktur gedung.
Halte Senen Dibakar
Ketegangan di depan Mako Brimob terus berlanjut hingga malam hari. Sekitar pukul 21.00 WIB, oknum massa kembali berulah dengan membakar sebagian dari Halte TransJakarta Senen, menambah daftar kerusakan di lokasi kerusuhan.
Petugas Brimob tidak tinggal diam, terus berupaya memukul mundur massa secara paksa hingga pukul 22.50 WIB. Pembubaran dilakukan dengan gempuran tembakan gas air mata dan penyisiran ketat di sepanjang jalan depan kompleks Mako Brimob Kwitang untuk membersihkan kerumunan.
Bentrokan semakin memanas ketika para pengunjuk rasa memilih bertahan dan melawan dengan lemparan benda-benda berbahaya, termasuk bom molotov. Situasi ini dibalas dengan respons tembakan gas air mata secara intensif dari pihak Brimob.
Setelah upaya pemukulan mundur yang terus-menerus, massa pengunjuk rasa akhirnya tercerai-berai dan meninggalkan lokasi utama aksi. Sisa-sisa massa yang masih bertahan mencoba bergerak menuju kawasan Tugu Tani, menyusul sapuan barisan Brimob yang menyisir area tersebut.
Meski demikian, beberapa pengunjuk rasa masih menunjukkan perlawanan. Dalam situasi ini, personel TNI dari Marinir yang turut berjaga di Kwitang turun tangan, mencoba membubarkan massa dengan pendekatan yang lebih humanis dan persuasif.
Berkat upaya prajurit TNI tersebut, para pengunjuk rasa yang semula masih bertahan di ruas jalan dari arah Pasar Senen menuju Tugu Tani akhirnya membubarkan diri sepenuhnya. Kawasan tersebut kini hanya menyisakan prajurit TNI Marinir yang melakukan sterilisasi area untuk memastikan keamanan.
Seluruh rangkaian kerusuhan di Mako Brimob Kwitang ini berawal dari reaksi gabungan pengemudi ojek online yang mendatangi markas tersebut pada Jumat pagi. Mereka menuntut keadilan atas kematian rekan mereka, Affan Kurniawan, yang diduga tewas terlindas kendaraan taktis (rantis) Brimob pada Kamis malam, 28 Agustus.