JAKARTA – PT Bangun Kosambi Sukses Tbk (CBDK), emiten properti yang merupakan bagian dari Grup Sugianto Kusuma atau Aguan, sedang berjuang keras mengejar target pendapatan pra-penjualan atau marketing sales tahun 2025. Hingga Juni 2025, perseroan baru berhasil membukukan Rp 294 miliar, yang mana angka ini hanya mencapai 15% dari target ambisius sebesar Rp 2 triliun yang telah ditetapkan untuk tahun ini.
Menanggapi capaian yang masih jauh dari harapan tersebut, Direktur CBDK, Yohanes Edmond Budiman, menyatakan bahwa manajemen belum berencana merevisi target. Pihaknya akan mengevaluasi kembali pencapaian marketing sales per kuartal III 2025. “Sampai saat ini, manajemen masih berusaha untuk bisa mencapai target yang telah kami tetapkan, yaitu sebesar Rp 2 triliun,” ujarnya dalam gelaran Pubex Live 2025, Kamis (11/9/2025).
Optimisme perseroan untuk mencapai target didasarkan pada beberapa faktor kunci. Pertama, pemerintah diproyeksikan akan menggenjot pengeluaran APBN sekitar Rp 2.100 triliun pada semester II 2025. Kebijakan ini diharapkan dapat mendongkrak daya beli masyarakat secara signifikan. Kedua, tren penurunan suku bunga Bank Indonesia (BI) yang telah terjadi dua kali di tahun 2025, dari 5,5% di awal tahun menjadi 5% per Agustus. Penurunan suku bunga BI ini diharapkan tidak hanya memberi sentimen positif bagi ekonomi nasional, tetapi juga berpotensi menurunkan cost of funding dan biaya pembiayaan properti, khususnya untuk pembelian rumah dan ruko di PIK 2. “Hal ini kami harapkan bisa menjadi faktor pendorong minat investasi dan pembelian masyarakat terhadap properti hingga akhir tahun 2025,” tambah Yohanes.
Dalam upaya mencapai target tersebut, CBDK terus memfokuskan diri pada pengembangan proyek yang sudah berjalan di wilayah CBD PIK2. Sebagian besar dana hasil initial public offering (IPO) sebesar Rp 2,3 triliun dialokasikan untuk penyertaan pada PT Industri Pameran Nusantara (IPN), pengelola gedung Nusantara International Convention and Exhibition (NICE). Selain itu, perseroan juga menjalin kerja sama strategis dengan Hilton pada Maret 2025 untuk mengembangkan hotel bintang lima di kawasan tersebut.
Di tengah upaya internal, saham CBDK juga menjadi pusat perhatian terkait aksi korporasi induknya, PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk (PANI). PANI berencana mengakuisisi hingga 90% saham CBDK. Untuk merealisasikan rencana ini, PANI akan menggelar rights issue ketiga dengan menerbitkan sebanyak-banyaknya 1,21 miliar saham baru dengan nilai nominal Rp 100 per saham. Persetujuan dari para pemegang saham akan dimintakan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 9 Oktober 2025 mendatang.
Melalui rights issue ini, PANI menargetkan pengumpulan dana maksimum sebesar Rp 16,7 triliun. Sekitar Rp 16,1 triliun dari jumlah tersebut direncanakan akan digunakan untuk meningkatkan kepemilikan PANI pada saham CBDK. Saat ini, PANI telah menggenggam 46% saham CBDK, dan jika rencana ini berjalan mulus, kepemilikannya ditargetkan mencapai maksimum 90% pada akhir tahun 2025.
Melihat dinamika pergerakan saham CBDK, data RTI menunjukkan bahwa pada penutupan perdagangan Kamis (11/9), saham CBDK berada di level Rp 6.050 per saham. Harga ini mencatatkan kenaikan 1,68% dalam sebulan terakhir, namun mengalami pelemahan 24,61% dalam enam bulan terakhir. Menanggapi fluktuasi ini, Direktur CBDK, Linda Kusumo, menekankan bahwa secara keseluruhan, harga saham perseroan masih mencatatkan kenaikan signifikan sejak melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan harga IPO Rp 4.060 per saham. “Sampai dengan 9 September 2025, harga saham CBDK sudah menyentuh Rp 6.025 per saham, sehingga ada peningkatan sekitar 48,4%,” paparnya.
Para analis pasar memberikan pandangan beragam terkait prospek saham CBDK. Analis Kanaka Hita Solvera, Andhika Cipta Labora, mengamati bahwa saham CBDK sempat mengalami kenaikan tajam di awal IPO. Namun, beberapa sentimen negatif muncul, seperti kasus pagar laut yang sempat memengaruhi saham PANI dan CBDK, serta pelemahan daya beli masyarakat akibat kenaikan tingkat pengangguran. Meskipun demikian, Andhika melihat potensi peningkatan kinerja di sisa tahun 2025, terutama didorong oleh proyek Nusantara International Convention & Exhibition (NICE) yang akan beroperasi penuh pada semester II. Proyek seluas 123.000 meter persegi ini dirancang untuk menampung hingga 100.000 orang. “Selain itu juga adanya peluang penurunan suku bunga The Fed yang akan diikuti oleh BI akan menjadi sentimen positif untuk sektor properti,” ungkapnya. Andhika merekomendasikan buy on weakness untuk CBDK dengan target harga Rp 6.900 per saham.
Head of Research Kiwoom Sekuritas, Liza Camelia Suryanata, mengakui bahwa marketing sales CBDK per semester I masih sangat jauh dari target 2025. Namun, ia menilai kondisi ini bukan berarti tanpa harapan, meskipun tetap membutuhkan kerja keras. Selain dari aksi korporasi, kinerja PANI dan CBDK akan sangat dipengaruhi oleh sentimen makroekonomi, seperti suku bunga, daya beli konsumen, dan pemulihan permintaan properti di Tanah Air. “Proyek CBDK seperti NICE, Hilton PIK 2, dan lain-lain berada dalam kawasan strategis, sehingga potensi MICE yang tinggi bisa mulai dioptimalkan jika eksekusi belakangan berjalan baik,” katanya dalam riset Kiwoom Sekuritas yang diterima Kontan, Rabu (3/9/2025).
CBDK Chart by TradingView
Liza pun menyarankan investor untuk buy on break untuk CBDK dengan target harga di Rp 8.700 per saham.
Sementara itu, Senior Market Analyst Mirae Asset Sekuritas, Nafan Aji Gusta, mencermati bahwa meskipun harga saham CBDK tengah mengalami penurunan, valuasi sahamnya masih terbilang cukup tinggi dengan Price to Earning Ratio (PER) sebesar 33,17x dan Price to Book Value Ratio (PBVR) sebesar 4,13x. Nafan optimis cadangan lahan CBDK yang masih luas akan menjadi aset berharga dalam meningkatkan kinerja perseroan di sisa tahun 2025. “Akuisisi oleh PANI ditambah dengan penurunan BI Rate akan menjadi katalis positif bagi CBDK,” ujarnya. Namun, ia juga mengakui bahwa target marketing sales CBDK tahun 2025 yang mencapai Rp 2 triliun sangatlah optimistis, sehingga membutuhkan usaha luar biasa untuk mengejar sisa 85% di penghujung tahun ini. Nafan merekomendasikan add untuk CBDK dengan target harga Rp 8.750 per saham.
Ringkasan
PT Bangun Kosambi Sukses Tbk (CBDK) sedang berupaya mengejar target marketing sales tahun 2025 sebesar Rp 2 triliun, namun hingga Juni 2025 baru tercapai Rp 294 miliar atau 15%. Perseroan optimis dapat mencapai target tersebut dengan mengandalkan pengeluaran APBN pemerintah dan tren penurunan suku bunga BI, serta fokus pada pengembangan proyek di CBD PIK2, termasuk Nusantara International Convention and Exhibition (NICE) hasil alokasi dana IPO.
Saham CBDK menjadi perhatian terkait rencana akuisisi hingga 90% oleh PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk (PANI) melalui rights issue. Analis pasar memberikan pandangan beragam, dengan rekomendasi beli dengan target harga bervariasi, mempertimbangkan sentimen makroekonomi dan potensi proyek NICE, meskipun mengakui target marketing sales yang sangat ambisius.