Shoesmart.co.id, JAKARTA — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menunjukkan ketahanan yang luar biasa, tetap kokoh di zona hijau kendati terjadi arus keluar dana asing yang signifikan dari pasar saham Indonesia.
Data dari Bursa Efek Indonesia (BEI) mengungkapkan performa positif IHSG. Pada perdagangan Rabu (10/9/2025) kemarin, IHSG berhasil menguat 0,92% dan bertengger di level 7.699. Bahkan, secara akumulatif sejak awal tahun 2025 atau year to date (ytd), indeks acuan ini telah mencatatkan kenaikan impresif sebesar 8,74%, konsisten mempertahankan posisinya di zona hijau.
Namun, di balik kegemilangan tersebut, pasar saham Indonesia masih menghadapi tantangan berupa arus keluar dana asing yang cukup besar. Tercatat, pada perdagangan kemarin, investor asing melakukan aksi jual bersih atau net sell hingga mencapai Rp1,3 triliun. Angka ini menambah panjang daftar total net sell asing yang telah menembus Rp61,5 triliun sepanjang tahun 2025. Fenomena ini, meskipun mengkhawatirkan, belum mampu menggoyahkan kekuatan IHSG secara signifikan.
Menanggapi kondisi ini, Felix Darmawan, Equity Research Analyst Panin Sekuritas, mengakui besarnya arus keluar dana asing. Namun, ia menekankan bahwa dampak negatifnya terhadap IHSG cenderung tertahan berkat dominasi dan kekuatan investor domestik. Merujuk data BEI, sepanjang tahun 2025, porsi investor domestik dalam total transaksi perdagangan mencapai 62%, jauh melampaui investor asing yang sebesar 38%.
“Meskipun asing net sell mencapai Rp61,5 triliun secara ytd, IHSG tetap mampu bertahan di zona hijau. Ini mengindikasikan bahwa likuiditas lokal memiliki kekuatan yang cukup untuk meredam gejolak pasar,” jelas Felix kepada Bisnis pada Kamis (11/9/2025).
Ke depannya, Felix memprediksi bahwa komposisi investor domestik akan semakin mendominasi, didukung oleh tren peningkatan partisipasi dari investor ritel maupun institusi lokal. Kendati demikian, ia mengingatkan bahwa sentimen global serta arah pergerakan dana asing akan tetap menjadi faktor penentu utama volatilitas pasar di masa mendatang.
Senada dengan pandangan tersebut, Pengamat Pasar Modal Indonesia Reydi Octa turut mengamini bahwa arus keluar dana asing memang terus memberikan tekanan signifikan terhadap IHSG. Namun, ia menegaskan bahwa transaksi yang dilakukan oleh investor domestik sejauh ini berhasil menopang tekanan tersebut.
“Dengan porsi investor domestik yang telah melampaui 60%, serta didukung oleh pertumbuhan jumlah investor domestik yang semakin masif, kondisi bursa saham Indonesia dapat tetap stabil meskipun investor asing terus melakukan net sell,” papar Reydi.
Meskipun demikian, Reydi juga menyoroti karakteristik investor domestik yang cenderung reaktif terhadap katalis jangka pendek. Mereka dinilai lebih cepat dalam mengambil keputusan jual atau beli, seringkali tanpa kekuatan fundamental dan dana sebesar investor asing. Kondisi ini berpotensi memicu pergerakan harga saham yang lebih volatil, menambah dinamika di pasar saham Indonesia.
Disclaimer: Artikel ini disajikan semata-mata sebagai informasi dan bukan merupakan ajakan untuk membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya berada di tangan pembaca. Shoesmart.co.id tidak bertanggung jawab atas segala bentuk kerugian atau keuntungan yang mungkin timbul dari keputusan investasi yang diambil oleh pembaca.
Ringkasan
IHSG menunjukkan penguatan signifikan di tahun 2025, bahkan mencapai kenaikan 8,74% secara year-to-date, meskipun terdapat arus keluar dana asing yang besar, mencapai Rp61,5 triliun. Penguatan ini ditopang oleh dominasi investor domestik, yang mencakup 62% dari total transaksi perdagangan di BEI, jauh melampaui investor asing.
Analis dan pengamat pasar modal sepakat bahwa kekuatan investor domestik berperan penting dalam menahan dampak negatif dari net sell asing. Namun, karakteristik investor domestik yang cenderung reaktif terhadap sentimen jangka pendek dapat memicu volatilitas pasar yang lebih tinggi di masa depan, meskipun pertumbuhan jumlah investor domestik yang masif dapat menstabilkan bursa saham Indonesia.