Shoesmart.co.id JAKARTA – Harga emas batangan bersertifikat Antam yang dikeluarkan oleh Logam Mulia PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) tengah menunjukkan kenaikan signifikan, bahkan kini kian mendekati level harga tertinggi sepanjang sejarahnya. Momentum ini menarik perhatian para investor dan pengamat pasar.
Melansir informasi dari laman resmi Logam Mulia pada Rabu (3/9), harga pecahan satu gram emas Antam tercatat mencapai Rp 2.035.000. Angka ini merupakan peningkatan sebesar Rp 26.000 dibandingkan dengan harga pada hari sebelumnya. Kenaikan yang terjadi secara konsisten menyoroti tren positif di pasar emas.
Harga terkini ini menjadi yang tertinggi sejak 23 April 2025, di mana saat itu harga emas Antam berhasil menyentuh level tertinggi sepanjang masa atau all time high di angka Rp 2.039.000 per gram. Dengan demikian, harga emas saat ini hanya terpaut sedikit dari rekor tersebut, memicu spekulasi mengenai potensi penembusan rekor baru.
Menurut analis Dupoin Futures Indonesia, Andy Nugraha, lonjakan harga emas ini tidak terlepas dari faktor-faktor global yang mendukung. Secara internasional, emas memang sedang menjadi pilihan utama karena adanya isu geopolitik yang memanas, ekspektasi pasar akan pemangkasan suku bunga oleh The Fed, serta pelemahan dolar Amerika Serikat (AS).
“Jika tren ini berlanjut, harga emas Antam masih memiliki ruang yang cukup besar untuk terus menanjak hingga akhir tahun,” jelas Andy kepada Kontan pada Rabu (3/9/2025). Prediksi ini memberikan angin segar bagi para pemilik emas dan investor yang menantikan keuntungan.
Harga Emas Terus Melambung, Strategi Dollar Cost Averaging Bisa Jadi Pilihan
Dalam proyeksinya, Andy Nugraha memperkirakan target konservatif untuk emas Antam dapat berada di kisaran Rp 2.000.000 hingga Rp 2.005.000 per gram pada akhir tahun 2025. Namun, jika momentum global tetap kuat dan positif, ia memproyeksikan bahwa harga emas Antam berpotensi menembus angka Rp 2.100.000 per gram, menunjukkan optimisme yang tinggi.
Menyikapi tingginya harga emas saat ini, Andy menyarankan beberapa strategi yang bisa diterapkan oleh investor. Strategi pertama adalah ambil untung atau profit taking. Ini dilakukan dengan menjual sebagian dari kepemilikan emas untuk mengunci keuntungan yang sudah didapat.
“Jual sebagian emas untuk mengunci keuntungan, tetapi jangan dilepas semua. Tujuannya agar ketika harga emas nantinya kembali menguat, investor masih tetap bisa ikut merasakan peningkatan nilainya,” urainya, menekankan pentingnya menjaga keseimbangan dalam strategi ini.
Opsi kedua adalah menyimpan untuk jangka panjang. Andy menjelaskan bahwa sebagai aset safe haven, emas sangat cocok digunakan untuk tujuan lindung nilai atau menjaga nilai kekayaan dari inflasi dan ketidakpastian ekonomi. Jika tujuan investasinya memang untuk jangka panjang, menyimpan emas adalah pilihan yang tepat.
Bagi investor yang masih berkeinginan untuk menambah koleksi emas Antam, Andy menyarankan agar melakukan pembelian secara bertahap atau sedikit demi sedikit. Strategi ini dikenal dengan istilah dollar cost averaging, yang bertujuan untuk menghindari risiko terjebak pada harga puncak.
“Sangat penting juga untuk terus memantau tanda-tanda koreksi. Jika ada indikasi bahwa harga emas Antam mulai menunjukkan gejala goyah atau penurunan, opsi untuk melakukan cicil jual terlebih dahulu juga bisa menjadi pertimbangan yang bijak,” pungkasnya, memberikan panduan untuk responsif terhadap pergerakan pasar.
Harga Emas Antam Berpotensi Terus Melambung, Kapan Saatnya Jual dan Beli?
Ringkasan
Harga emas Antam saat ini mendekati rekor tertinggi sepanjang masa, mencapai Rp 2.035.000 per gram pada 3 September, hanya selisih tipis dari rekor Rp 2.039.000. Kenaikan ini didorong oleh faktor global seperti isu geopolitik, ekspektasi penurunan suku bunga The Fed, dan pelemahan dolar AS, yang menjadikan emas sebagai pilihan investasi utama.
Analis menyarankan strategi investasi seperti profit taking dengan menjual sebagian emas untuk mengamankan keuntungan, atau menyimpan emas sebagai aset jangka panjang yang aman. Bagi yang ingin menambah kepemilikan, disarankan membeli secara bertahap (dollar cost averaging) dan memantau potensi koreksi harga untuk melakukan penjualan bertahap.