Saham Gorengan: Purbaya Desak BEI & OJK Sikat Habis dalam Setahun!

Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa melayangkan imbauan tegas kepada Bursa Efek Indonesia (BEI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk menindak para pelaku manipulasi pasar modal. Ia secara lugas menyebut mereka sebagai pelaku saham gorengan dan mendesak agar praktik curang ini segera diakhiri demi menjaga integritas pasar.

Dalam setahun ke depan, Purbaya Yudhi Sadewa berharap ada banyak pihak yang terbukti terlibat dalam praktik penggorengan saham yang akan dikenai sanksi berat oleh BEI dan OJK. Penegasan ini disampaikan Purbaya saat hadir dalam Media Gathering Kemenkeu secara daring di Bogor, Jawa Barat, pada Jumat (10/10).

“Kalau selama setahun bersih-bersih aja. Sementara saya bisa lihat saham digoreng, saya kan mengamati pasar saham juga ya, ada yang menggoreng-goreng, sebagian juga saya kenal,” ungkap Purbaya, menunjukkan bahwa pengawasan terhadap dinamika pasar tidak luput dari perhatiannya. Pernyataan ini sekaligus memperkuat urgensi tindakan nyata dari otoritas terkait.

Menkeu menegaskan, jika praktik manipulasi saham ini terus berlanjut, BEI perlu dimintai pertanggungjawaban atas sejauh mana upaya perlindungan terhadap investor telah dilaksanakan. Menurutnya, meskipun praktik penggorengan saham telah lama menjadi rahasia umum di pasar modal Indonesia, masih sangat sedikit pelaku yang benar-benar dijatuhi hukuman.

Purbaya bahkan menyoroti dampak serius dari praktik ini, mengacu pada kasus-kasus besar di masa lalu. “Kayak perusahaan Danareksa, dulu kan saya di Danareksa itu hampir bangkrut gara-gara terjebak sama penggoreng itu. Banyak, (perusahaan) Asabri juga kenanya sama kan, terlibat dengan penggoreng-penggoreng itu. Jiwasraya juga sebagian di sana juga,” tuturnya, memberikan gambaran nyata tentang kerugian kolosal yang ditimbulkan.

Lebih lanjut, ia mengingatkan bahwa kegagalan membersihkan praktik manipulatif di pasar saham dapat berakibat fatal pada minat generasi muda, termasuk Gen Z, untuk berinvestasi. Padahal, saat ini sekitar 50 persen dari total investor di pasar modal didominasi oleh anak muda, menjadikannya segmen vital bagi pertumbuhan ekonomi.

“Tapi kalau (saham) dirapikan maka mereka akan berani masuk ke pasar saham, karena mereka pikir akan berpendapat bahwa di sana fair game, permainannya fair,” jelas Purbaya, menyoroti pentingnya menciptakan lingkungan investasi yang adil dan transparan agar kepercayaan investor muda tidak luntur.

Sebelumnya, Purbaya juga telah menyoroti maraknya perdagangan saham ‘gorengan’ di pasar modal. Ia menilai aktivitas tersebut sangat merugikan investor ritel dan meminta BEI segera mengambil langkah penertiban yang tegas. Desakan ini merupakan kelanjutan dari keprihatinannya terhadap integritas pasar.

Istilah saham gorengan sendiri merujuk pada saham yang harganya digerakkan secara tidak wajar oleh pihak tertentu untuk menciptakan kesan seolah ramai diminati. Harga saham seperti ini sering naik-turun tajam tanpa didukung kinerja fundamental perusahaan yang solid, sehingga menyimpan risiko tinggi terutama bagi investor ritel yang kurang berpengalaman.

Pernyataan ini merupakan bagian dari diskusi mengenai program-program ekonomi pemerintah ke depan dan upaya memastikan keberlanjutannya. “Tadi kita membahas itu program-program ekonomi pemerintah seperti apa ke depan dan bagaimana memastikan programnya akan berkesinambungan dalam pengertian gak one shot terus mati tapi jalan terus ke depan,” ujar Purbaya usai menghadiri Dialog Pelaku Pasar Modal Bersama Menteri Keuangan RI di BEI, Jakarta, yang dikutip pada Sabtu (11/10).

Ringkasan

Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa mendesak BEI dan OJK untuk menindak tegas pelaku manipulasi pasar modal atau saham gorengan dalam setahun ke depan. Ia berharap akan ada banyak pihak yang terbukti terlibat praktik penggorengan saham dan dikenai sanksi berat. Purbaya menyoroti pentingnya perlindungan investor dan mengungkapkan pengawasannya terhadap dinamika pasar.

Menkeu mengingatkan dampak serius praktik manipulasi saham, mencontohkan kasus-kasus besar di masa lalu dan potensi hilangnya minat investasi dari generasi muda. Ia menekankan pentingnya menciptakan lingkungan investasi yang adil dan transparan agar kepercayaan investor muda tidak luntur, mengingat dominasi mereka di pasar modal.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *