Shoesmart.co.id, JAKARTA – BRI Danareksa Sekuritas memproyeksikan tiga sektor unggulan yang siap mencuri perhatian para investor pada Oktober 2025. Sektor-sektor tersebut adalah perbankan, komoditas, dan telekomunikasi, yang dinilai memiliki potensi cerah di tengah dinamika pasar.
Dalam analisis terbaru mereka, Erindra Krisnawan dan Wilastita Muthia Sofi, Analis dari BRI Danareksa, menyoroti sektor perbankan sebagai magnet investasi. Daya tariknya didukung oleh perbaikan signifikan dalam likuiditas pasar dan ekspektasi penurunan biaya dana (Cost of Fund/CoF) yang diperkirakan terjadi pada September 2025. Kondisi ini tentunya akan mengerek profitabilitas bank.
Berbagai kebijakan strategis dari pemerintah dan otoritas keuangan menjadi katalis kuat bagi sektor ini. Di antaranya adalah kebijakan penurunan suku bunga acuan, penurunan tingkat Suku Bunga Rupiah Bank Indonesia (SRBI) hingga 4,8%, penyesuaian bunga deposito Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), serta injeksi dana negara sebesar Rp200 triliun ke bank-bank BUMN. Langkah-langkah ini secara kolektif menciptakan iklim yang kondusif bagi pertumbuhan bank.
Meski sempat menghadapi tekanan akibat biaya operasional yang memengaruhi laba, tekanan ini dipandang bersifat temporer. Valuasi sektor perbankan yang berada di kisaran 1,9 kali price to book value (PBV) dengan imbal hasil dividen yang menjanjikan antara 1,5% hingga 9,7% menjadikannya penawaran dengan rasio risiko dan imbalan yang sangat atraktif. “Dinamika likuiditas yang membaik dan valuasi yang masih menarik membuat sektor ini menyajikan risk-reward yang optimal,” tulis BRI Danareksa dalam risetnya pada Minggu (5/10/2025).
Secara spesifik, BRI Danareksa menjagokan saham PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) di sektor ini, dengan menetapkan target harga ambisius sebesar Rp11.900 per saham. Patut dicatat, saham BBCA saat ini diperdagangkan pada level Rp7.525, yang berarti telah terkoreksi 22,22% secara year to date (YtD), sebuah kondisi yang bisa menjadi peluang bagi investor jeli.
Beralih ke sektor telekomunikasi, meski menghadapi koreksi harga data yield yang bersifat temporer dan sebagian besar dipicu oleh promosi jangka pendek, kondisi ini justru diinterpretasikan oleh BRI Danareksa sebagai momen emas untuk masuk bagi para investor. PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) menjadi pilihan menarik dengan target harga Rp3.500 per saham.
Selanjutnya, Erindra dan Muthia juga menunjuk saham komoditas sebagai sektor potensial. Sektor logam, khususnya, tetap memancarkan daya tarik berkat stabilitas harga emas dan logam dasar. Dalam sub-sektor ini, rekomendasi “beli” diberikan untuk saham PT Vale Indonesia Tbk. (INCO) dengan target harga mencapai Rp4.700.
Tidak ketinggalan, sub-sektor batu bara juga dianggap layak untuk diperhitungkan dalam portofolio investasi. Stabilisasi harga dan proses de-stocking inventory yang sedang berlangsung menjadi pendorong utama. Untuk itu, saham PT Adaro Andalan Indonesia Tbk. (AADI) direkomendasikan dengan target harga Rp9.850.
Secara umum, kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada September 2025 menunjukkan kenaikan 2,9% secara bulanan (month on month/MoM). Penguatan ini didominasi oleh saham-saham konglomerasi dan emiten dengan likuiditas rendah seperti BRPT dan DSSA.
Namun, perlu dicermati, investor asing masih membukukan arus keluar bersih (net outflow) yang signifikan, mencapai US$234 juta. Dana tersebut sebagian besar ditarik dari saham BBCA, BMRI, dan BBNI, mengindikasikan bahwa tren pengurangan risiko oleh investor global masih terus berlanjut di pasar domestik.
Disclaimer: Artikel ini disajikan semata-mata sebagai informasi dan tidak bertujuan untuk memberikan rekomendasi beli atau jual saham. Segala keputusan investasi berada sepenuhnya di tangan pembaca. Redaksi tidak bertanggung jawab atas potensi kerugian atau keuntungan yang mungkin timbul dari keputusan investasi yang diambil.
Ringkasan
BRI Danareksa Sekuritas memproyeksikan sektor perbankan, telekomunikasi, dan komoditas sebagai sektor unggulan untuk investasi di Oktober 2025. Sektor perbankan menarik karena perbaikan likuiditas dan ekspektasi penurunan biaya dana, dengan saham BBCA menjadi pilihan utama dengan target harga Rp11.900 per saham.
Sektor telekomunikasi menjanjikan meski ada koreksi harga data yield, dengan TLKM sebagai pilihan menarik dengan target harga Rp3.500. Sektor komoditas, terutama logam dan batu bara, juga direkomendasikan, dengan INCO dan AADI sebagai pilihan saham potensial dengan target harga masing-masing Rp4.700 dan Rp9.850.