
Shoesmart.co.id NEW YORK. Bursa saham Wall Street berhasil ditutup menguat, menunjukkan ketahanan di tengah dinamika laporan laba perusahaan yang beragam dan fluktuasi kekhawatiran geopolitik. Sentimen positif ini mendorong ketiga indeks saham utama Amerika Serikat (AS) berakhir di zona hijau, dengan sektor teknologi menjadi pendorong utama kinerja cemerlang Nasdaq.
Pada penutupan perdagangan Kamis (23/10/2025), Indeks Dow Jones Industrial Average tercatat naik 144,20 poin atau 0,31% menjadi 46.734,61. Sementara itu, Indeks S&P 500 menguat 39,03 poin atau 0,58% ke level 6.738,43, dan Indeks Komposit Nasdaq memimpin kenaikan dengan lonjakan 201,40 poin atau 0,89% menuju 22.941,80.
Menariknya, Indeks Russell 2000 yang berfokus pada saham berkapitalisasi kecil, tampil sebagai indeks dengan kinerja paling memukau. Indeks ini mendapatkan momentum signifikan setelah Gedung Putih mengonfirmasi rencana pertemuan Presiden AS Donald Trump dengan Presiden China Xi Jinping di Asia pada minggu depan.
IHSG Menguat, Cek Rekomendasi Teknikal: ASII, LSI dan MAPA untuk Jumat (24/10)
Pertemuan yang dinanti-nantikan ini berhasil meredakan ketegangan perdagangan yang sebelumnya memanas antara Washington dan Beijing. Dalam beberapa hari terakhir, kedua negara telah saling mengumumkan tindakan balasan, sehingga konfirmasi rencana pertemuan ini disambut baik pasar sebagai sinyal positif.
Di sisi lain, Presiden Trump juga mengumumkan sanksi terhadap perusahaan minyak Rusia. Langkah ini menandai pergeseran kebijakan yang tajam dalam upaya meningkatkan tekanan terhadap Moskow terkait konflik di Ukraina, memicu pertikaian geopolitik yang lebih luas, dan pada gilirannya, mendorong harga minyak dunia melonjak.
Zachary Hill, Kepala Manajemen Portofolio di Horizon Investments, Charlotte, Carolina Utara, menilai bahwa konfirmasi pertemuan Trump-Xi merupakan kabar yang jelas positif. “Ini menjadi titik pemeriksaan yang baik bagi sentimen pasar, yang sebelumnya naik turun dalam perdagangan, dan jelas berperan signifikan hari ini,” ujarnya.
Hill menambahkan bahwa kinerja laba perusahaan secara umum juga terbukti sangat kuat, memberikan dukungan fundamental yang solid bagi pasar. Hingga saat ini, musim pelaporan laba kuartal ketiga telah berjalan dengan cukup baik.
Kinerja Buruk Tesla dan IBM Menekan Bursa Wall Street
Data dari LSEG menunjukkan bahwa lebih dari seperempat perusahaan di indeks S&P 500 telah merilis laporan keuangan kuartal ketiga mereka. Dari angka tersebut, sebanyak 86% berhasil melampaui ekspektasi konsensus analis. Secara agregat, para analis kini memproyeksikan pertumbuhan laba S&P 500 pada kuartal ketiga mencapai 9,9% secara tahunan (year-on-year), meningkat dari estimasi awal 8,8% per 1 Oktober.
Di antara laporan-laporan tersebut, saham Tesla kembali bangkit, melonjak 2,3%, meskipun produsen kendaraan listrik ini gagal mencatatkan laba pada kuartal ketiga. Tesla, yang merupakan perusahaan pertama dari kelompok “Magnificent Seven” saham megacap berkapitalisasi pasar besar dan berpengaruh di S&P 500, menunjukkan dinamika tersendiri. Sebaliknya, saham IBM turun 0,9% setelah melaporkan perlambatan di segmen perangkat lunak cloud utamanya, meski pendapatan mereka melampaui ekspektasi.
Sementara itu, beberapa perusahaan lain juga menarik perhatian. Saham perusahaan asuransi kesehatan Molina Healthcare anjlok 17,5% setelah memangkas proyeksi laba tahunannya. Berbeda dengan itu, Honeywell justru menaikkan proyeksi laba tahunannya berkat permintaan kuat di sektor kedirgantaraan, mendorong sahamnya naik 6,8%. Di sektor penerbangan, saham American Airlines melonjak 5,6% setelah maskapai ini turut menaikkan proyeksi laba tahunannya. Namun, Southwest Airlines justru turun 6,3% meskipun mencatatkan laba kuartalan yang mengejutkan dan rekor penjualan pada kuartal berjalan.
Kinerja kurang memuaskan terlihat pada saham T-Mobile yang merosot 3,3%, meskipun jumlah pelanggan nirkabel perusahaan telekomunikasi ini melampaui ekspektasi analis. Berlawanan dengan itu, saham Dow melonjak 13,0% setelah melaporkan kerugian kuartalan yang lebih kecil dari perkiraan, berkat pemangkasan biaya dan volume penjualan yang lebih tinggi yang berhasil mengimbangi pelemahan harga bahan kimia. Selain itu, sektor komputasi kuantum juga mencuri perhatian, melonjak tajam setelah laporan Wall Street Journal menyebutkan bahwa pemerintahan Trump tengah bernegosiasi dengan beberapa perusahaan untuk mengambil alih saham dengan imbalan pendanaan federal. Saham IonQ, D-Wave Quantum, Quantum Computing, dan Rigetti Computing masing-masing menguat antara 7,1% hingga 13,8%.
Sebelum Terlambat, Cek Emiten yang Berpotensi Bagi Dividen Interim Jumbo
Sektor energi mencatat persentase kenaikan terbesar di antara 11 sektor utama S&P 500, melesat 1,3%. Kenaikan ini terutama didorong oleh lonjakan harga minyak mentah pasca sanksi yang diumumkan Trump terhadap minyak Rusia. Raksasa minyak seperti Exxon Mobil dan Chevron masing-masing melonjak 1,1% dan 0,6%. Sementara itu, perusahaan penyulingan minyak independen Valero Energy, yang melaporkan laba kuartal ketiga melampaui perkiraan, turut naik 7,0%. Di samping itu, gejolak geopolitik yang kian meningkat dalam setahun terakhir juga telah memberikan keuntungan bagi saham-saham di sektor dirgantara dan pertahanan, terbukti dengan kenaikan Indeks S&P 500 Aerospace and Defense sebesar 2,2%.