
Shoesmart.co.id JAKARTA. PT Cakra Buana Resources Energi Tbk (CBRE) siap melebarkan sayap bisnisnya ke kancah global. Emiten jasa perkapalan ini berencana menambah kegiatan usaha angkutan laut luar negeri, menandai langkah strategis dalam mewujudkan diversifikasi layanan. Ekspansi ini akan dimulai dengan akuisisi kapal canggih dari China, membuka potensi pasar yang lebih luas.
Untuk merealisasikan ambisi ini, manajemen CBRE mengumumkan akan menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada tanggal 27 Oktober 2025. Agenda utama RUPSLB adalah meminta persetujuan para pemegang saham terkait penambahan kegiatan usaha ini. Langkah tersebut merupakan kepatuhan terhadap regulasi, sebagaimana diatur dalam POJK No.17/2020, yang mewajibkan setiap perseroan yang ingin memperluas lini bisnis untuk menyampaikan data pendukung kepada OJK dan memperoleh restu dari pemegang saham.
Ada Perubahan Kepemilikan, Saham Cakra Buana (CBRE) Terbang 24,88% pada Rabu (15/10)
Pengembangan usaha ini berpusat pada rencana pembelian kapal berjenis pipe-laying and lifting vessel. Kapal yang diberi nama Hai Long 106 tersebut diketahui dibangun pada tahun 2012 di China. Akuisisi vital ini melibatkan nilai transaksi sebesar US$ 100 juta, dengan Hilong Shipping Holding Limited bertindak sebagai pihak penjual. Kehadiran kapal ini diharapkan mampu mendukung operasional CBRE dalam skala internasional.
Manajemen CBRE optimis bahwa penambahan kegiatan usaha angkutan laut luar negeri untuk barang umum akan membawa beragam manfaat signifikan. Dari sisi pendapatan pasar, inisiatif ini berpotensi mendongkrak pemasukan melalui sektor migas lepas pantai yang dikenal lebih stabil. Tak hanya itu, CBRE juga membidik peningkatan potensi pendapatan dari sektor energi terbarukan, sejalan dengan tren global yang kian mengarah pada keberlanjutan.
Namun demikian, ekspansi ini juga tidak luput dari potensi risiko. Manajemen mengakui adanya kemungkinan fluktuasi permintaan dan harga sewa Offshore Supply Vessel (OSV) yang sangat bergantung pada pergerakan harga minyak global. Kehati-hatian dalam mengelola risiko ini menjadi kunci keberhasilan strategi diversifikasi.
Andry Hakim Borong Saham Cakra Buana (CBRE), Kini Kuasai 5% Saham
Penambahan kegiatan usaha ini didasari oleh pemahaman mendalam CBRE terhadap dinamika industri pelayaran global. Dengan kapasitas mengangkut hampir 90% komoditas dunia, industri pelayaran telah menjelma menjadi komponen vital dalam rantai pasok global. Mengamati fakta ini, manajemen CBRE melihat urgensi untuk tidak lagi terbatas pada wilayah perairan domestik. Mereka bertekad untuk memperluas jangkauan operasional ke perairan luar negeri, memanfaatkan peluang besar yang ada di pasar internasional.
Sebagai informasi, selama ini CBRE dikenal sebagai perusahaan pelayaran yang fokus menyediakan jasa perkapalan di segmen kapal tunda dan tongkang. Ekspansi ini akan memperkaya portofolio layanan mereka dan mengangkat status CBRE sebagai pemain kunci di ranah maritim.
Keputusan untuk memperluas kegiatan usaha juga telah matang melalui pertimbangan cermat terhadap peluang kerja sama dengan mitra strategis internasional. CBRE melihat potensi kolaborasi dengan perusahaan-perusahaan global di berbagai sektor, termasuk energi pengguna hasil muatan tambang, manufaktur baja, industri baterai/EV, perusahaan lepas pantai, hingga konstruksi maritim. Sinergi ini diharapkan dapat menciptakan nilai tambah dan memperkuat posisi CBRE di pasar global.
Di pasar modal, sentimen positif terhadap prospek CBRE terlihat jelas. Hingga penutupan perdagangan Jumat (24/10) pukul 14.30 WIB, saham CBRE terpantau parkir di level Rp 1.620, melonjak signifikan sebesar 22,26% dibandingkan penutupan sesi sebelumnya. Kinerja saham yang impresif ini menunjukkan respons pasar yang optimis terhadap langkah-langkah strategis perseroan.
Pemegang Saham Cakra Buana (CBRE) Berpindah Tangan, Ini Rekomendasi Analis
Ringkasan
PT Cakra Buana Resources Energi Tbk (CBRE) berencana melakukan ekspansi bisnis ke angkutan laut luar negeri dengan mengakuisisi kapal canggih dari China senilai US$100 juta. Rencana ini akan dibahas dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 27 Oktober 2025, guna memperoleh persetujuan pemegang saham sesuai dengan POJK No.17/2020.
Ekspansi ini bertujuan meningkatkan pendapatan dari sektor migas lepas pantai dan energi terbarukan, meski terdapat risiko fluktuasi harga sewa Offshore Supply Vessel (OSV) akibat pergerakan harga minyak global. CBRE melihat peluang kerjasama dengan mitra strategis internasional untuk memperkuat posisinya di pasar global, dan langkah ini telah direspon positif oleh pasar modal dengan kenaikan signifikan pada harga saham CBRE.