
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Arena pasar modal Indonesia kembali diramaikan dengan manuver strategis sejumlah emiten. Memasuki awal kuartal IV-2025, delapan perusahaan dari berbagai sektor telah mengumumkan rencana ambisius mereka untuk melakukan pembelian kembali saham atau yang dikenal dengan istilah buyback.
Aksi buyback saham merupakan strategi korporasi di mana sebuah perusahaan membeli kembali sahamnya sendiri yang beredar di pasar dari para investor. Langkah ini biasanya ditempuh dengan menggunakan dana kas internal perusahaan untuk mengurangi jumlah saham yang beredar, yang pada gilirannya dapat meningkatkan nilai saham per lembar dan mengindikasikan kepercayaan manajemen terhadap prospek perusahaan.
Berikut adalah delapan emiten terkemuka yang siap menggelar buyback saham dalam waktu dekat, menawarkan potensi menarik bagi para pelaku pasar:
1. PT Bukalapak.com Tbk (BUKA)
Emiten teknologi terkemuka, PT Bukalapak.com Tbk (BUKA), bersiap melanjutkan aksi buyback tanpa perlu Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), menyikapi kondisi pasar yang berfluktuasi signifikan. Sebelumnya, BUKA telah menuntaskan program buyback dari 7 Juli hingga 6 Oktober 2025, menyisakan dana sebesar Rp 420,79 miliar. Rencana buyback berikutnya akan dilaksanakan secara bertahap atau sekaligus, dimulai dari 24 Oktober 2025 hingga paling lambat 23 Januari 2026, dengan anggaran yang disiapkan mencapai Rp 1,13 triliun.
2. PT Bank Central Asia Tbk (BBCA)
Salah satu bank swasta terbesar di Indonesia, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), juga akan menggelar aksi korporasi berupa buyback saham dengan alokasi dana maksimal Rp 5 triliun. Periode pembelian kembali saham BBCA ini dijadwalkan berlangsung dari 22 Oktober 2025 hingga 19 Januari 2026. Perusahaan berkomitmen untuk melakukan buyback pada harga yang dianggap baik dan wajar, dengan batasan harga maksimum Rp 9.200 per lembar saham.
3. PT Harum Energy Tbk (HRUM)
Dari sektor pertambangan, PT Harum Energy Tbk (HRUM) telah menganggarkan maksimal Rp 837 miliar dari kas internal untuk melaksanakan buyback saham. Dana tersebut juga mencakup biaya transaksi, biaya pedagang perantara, dan biaya terkait lainnya. Diperkirakan, HRUM akan membeli kembali maksimal 751.793.346 lembar saham atau setara dengan 5,56% dari modal ditempatkan dan disetor, dengan nilai nominal Rp 20 per saham atau total Rp 15.035.866.921. Aksi ini akan berlangsung selama tiga bulan, mulai 6 Oktober 2025 hingga 2 Januari 2026.
4. PT Jaya Real Property Tbk (JRPT)
Emiten properti PT Jaya Real Property Tbk (JRPT) turut berencana membeli kembali maksimal 116,27 juta saham, setara dengan 0,9% dari total modal ditempatkan dan disetor. Untuk melancarkan rencana ini, JRPT telah menyiapkan anggaran sebesar Rp 100 miliar yang dipastikan berasal dari aktivitas operasional perusahaan. Sesuai ketentuan, buyback saham ini akan dilakukan dalam periode tiga bulan, yakni dari 13 Oktober 2025 hingga 12 Januari 2026.
5. PT Arwana Citramulia Tbk (ARNA)
Produsen keramik terkemuka, PT Arwana Citramulia Tbk (ARNA), menyatakan kesiapannya untuk melakukan buyback saham dengan alokasi maksimal Rp 50 miliar. Pembelian kembali saham ini akan dilakukan pada harga yang lebih rendah atau sama dengan harga transaksi sebelumnya. Pelaksanaan aksi korporasi ARNA ini akan berlangsung selama tiga bulan, yaitu dari 24 Oktober 2025 hingga 23 Januari 2026.
6. PT Jembo Cable Company Tbk (JECC)
PT Jembo Cable Company Tbk (JECC) mengalokasikan dana sekitar Rp 29,43 miliar untuk program buyback. Diperkirakan, emiten ini akan membeli kembali sebanyak 49.050.000 lembar saham, yang setara dengan 6,48% kepemilikan saham Fujikura Asia Limited. Penyelenggaraan aksi korporasi JECC ini akan dilakukan secara bertahap, dengan perkiraan jadwal dari 23 Oktober 2025 sampai dengan 5 Desember 2025.
7. PT Asuransi Multi Artha Guna (AMAG)
PT Asuransi Multi Artha Guna (AMAG) menyiapkan dana buyback senilai Rp 90,15 miliar. Perkiraan nilai nominal seluruh saham yang akan dibeli kembali maksimal sebesar Rp 23.719.406.400 atau setara dengan 237.194.064 saham. AMAG membatasi harga saham untuk buyback maksimal Rp 380 atau harga yang dianggap baik dan wajar oleh direksi. Pelaksanaan buyback diperkirakan berlangsung dari 23 Oktober 2025 sampai 23 Januari 2026.
8. PT Mandiri Herindo Adiperkasa Tbk (MAHA)
Untuk merespons fluktuasi pasar yang signifikan, PT Mandiri Herindo Adiperkasa Tbk (MAHA) menganggarkan Rp 153,68 miliar untuk membeli kembali sahamnya. Perkiraan nilai nominal untuk buyback ini tidak akan melebihi 10% dari modal disetor dalam perseroan. Adapun periode buyback saham MAHA dijadwalkan mulai 23 Oktober 2025 hingga 16 Maret 2025.
Ringkasan
Delapan emiten di Indonesia mengumumkan rencana buyback saham pada kuartal IV-2025. Aksi ini dilakukan untuk mengurangi jumlah saham beredar dan meningkatkan nilai saham per lembar, yang mengindikasikan kepercayaan manajemen terhadap prospek perusahaan. Beberapa emiten yang melakukan buyback termasuk PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) dengan anggaran Rp 1,13 triliun dan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dengan alokasi dana maksimal Rp 5 triliun.
Selain BUKA dan BBCA, emiten lain yang juga akan melakukan buyback adalah PT Harum Energy Tbk (HRUM), PT Jaya Real Property Tbk (JRPT), PT Arwana Citramulia Tbk (ARNA), PT Jembo Cable Company Tbk (JECC), PT Asuransi Multi Artha Guna (AMAG), dan PT Mandiri Herindo Adiperkasa Tbk (MAHA). Setiap emiten memiliki anggaran dan periode pelaksanaan yang berbeda, disesuaikan dengan kondisi dan strategi masing-masing.