Shoesmart.co.id, JAKARTA – PT Medco Energi Internasional Tbk. (MEDC), emiten migas terkemuka keluarga Panigoro, telah merilis kinerja keuangannya untuk kuartal III/2025. Sepanjang sembilan bulan pertama tahun 2025, perseroan membukukan laba bersih sebesar US$85,65 juta, setara dengan sekitar Rp1,43 triliun, mengacu pada kurs Rp16.725 per dolar AS.
Angka laba bersih Medco pada periode tersebut terkontraksi signifikan, yakni sebesar 68,66%, dibandingkan dengan laba bersih Januari-September 2024 yang mencapai US$273,27 juta. Penurunan laba ini selaras dengan pendapatan dari kontrak dengan pelanggan yang juga menyusut 1,54%, dari US$1,75 miliar menjadi US$1,72 miliar. Khususnya, pendapatan dari kontrak penjualan minyak dan gas (migas), yang menyumbang 92,97% dari total pendapatan kontrak, turun 0,76% secara tahunan (YoY) dari US$1,61 miliar menjadi US$1,59 miliar.
Riset dari Ciptadana Sekuritas, yang diterbitkan pada 1 November 2025, menguraikan bahwa emiten migas saat ini menghadapi tantangan global berupa harga minyak yang cenderung melemah. Harga minyak Brent terpantau berada di bawah US$70 per barel pada kuartal III/2025, didorong oleh lesunya permintaan global. Kondisi pasar yang berat ini diperkirakan akan berlanjut hingga tahun 2026.
Kendati demikian, riset Ciptadana Sekuritas tetap menilai prospek Medco positif berkat strategi pertumbuhan yang kokoh, meskipun harga minyak dunia melemah. Akuisisi 24% saham di Blok Corridor dari Repsol dinilai signifikan, karena mampu meningkatkan produksi menjadi sekitar 180 thousand barrels of oil equivalent per day (mboepd) dan menambah EBITDA sekitar US$70 juta. “Kami mempertahankan rekomendasi beli untuk saham MEDC dengan target harga Rp1.800, mencerminkan valuasi 4,6 kali EV/EBITDA proyeksi 2026, sejalan dengan rata-rata historis lima tahun terakhir,” tulis riset tersebut, dikutip Selasa (4/11/2025).
Namun, riset tersebut juga mengingatkan akan adanya risiko jangka pendek yang perlu diwaspadai, terutama akibat fluktuasi harga minyak dan potensi dampak keuangan dari anak usahanya, PT Amman Mineral Internasional Tbk. (AMMN).
Sementara itu, analis Panin Sekuritas, Andhika Audrey, menyoroti beberapa indikator positif dalam kinerja Medco di tengah tekanan penurunan kinerja top line akibat harga minyak dunia yang mendingin. Pihaknya mencatat bahwa penurunan EBITDA kumulatif Medco jauh lebih moderat dibandingkan rata-rata penurunan harga minyak global. EBITDA tercatat sebesar US$946 juta atau terkoreksi 3,4% YoY, berbanding terbalik dengan harga rata-rata minyak global pada periode yang sama yang turun 15% YoY menjadi US$68 per barel.
Meskipun laba bersih Medco menyusut 68% YoY sepanjang sembilan bulan pertama 2025, angka tersebut masih berada di bawah estimasi Panin Sekuritas dan konsensus pasar. Andhika menjabarkan bahwa untuk pertumbuhan ke depan, manajemen Medco akan mengandalkan pengembangan Corridor-Sakakemang gas hub, penyelesaian Senoro fase 2A, dan proyek West Kalabau-1 yang ditargetkan mulai beroperasi pada 2026 atau bahkan lebih cepat. Panin Sekuritas memperkirakan harga minyak global akan tetap moderat hingga 2026 di kisaran US$65-US$75 per barel, dan harga gas di sekitar US$6-US$7 per million british thermal unit (mmbtu).
“Sejalan dengan ini, kami merekomendasikan beli untuk MEDC dengan target harga tetap Rp1.600, seiring dengan produksi migas yang lebih cepat dari target, yakni onstream lebih awal di proyek Senoro fase 2A, serta pemulihan kontribusi AMMN setelah izin ekspor konsentrat diterbitkan kuartal IV/2025 dan smelter beroperasi stabil,” ujar Andhika dalam risetnya yang terbit 3 November 2025. Di sisi lain, proyeksi EBITDA Medco di 2026 diprediksi akan lebih moderat, dipicu oleh penurunan harga minyak dan gas serta beban integrasi proyek baru.
Data dari Bloomberg Terminal menunjukkan, sebanyak 19 dari 20 analis (95%) merekomendasikan beli saham MEDC dengan target harga rata-rata Rp1.682. Angka ini mencerminkan potensi return sebesar 25,6% dalam 12 bulan ke depan dari harga saat ini Rp1.340. Pada perdagangan sesi I hari Selasa (4/11), harga saham MEDC bergerak menguat 2,24% ke level Rp1.370, menandai pertumbuhan 24,55% secara year to date.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.
Ringkasan
PT Medco Energi Internasional Tbk. (MEDC) mencatatkan penurunan laba bersih sebesar 68,66% pada periode Januari-September 2025, menjadi US$85,65 juta, seiring dengan penurunan pendapatan dari kontrak dengan pelanggan. Penurunan ini dipengaruhi oleh harga minyak global yang melemah, di mana harga minyak Brent berada di bawah US$70 per barel pada kuartal III/2025. Meskipun demikian, beberapa analis tetap memberikan rekomendasi beli untuk saham MEDC.
Ciptadana Sekuritas mempertahankan rekomendasi beli dengan target harga Rp1.800, didukung oleh strategi pertumbuhan Medco dan akuisisi saham di Blok Corridor. Sementara itu, Panin Sekuritas merekomendasikan beli dengan target harga Rp1.600, didorong oleh produksi migas yang lebih cepat dari target dan pemulihan kontribusi AMMN. Sebagian besar analis memberikan rekomendasi beli dengan target harga rata-rata Rp1.682.