Shoesmart.co.id – JAKARTA. Nilai tukar rupiah menunjukkan pelemahan signifikan terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Berdasarkan data Bloomberg, rupiah di pasar spot tercatat melemah 0,19% secara harian, mencapai level Rp 16.708 per dolar AS. Sementara itu, referensi Jisdor Bank Indonesia (BI) juga menunjukkan tren serupa, dengan rupiah melemah 0,36% secara harian ke posisi Rp 16.724 per dolar AS.
Analis mata uang dari Doo Financial Futures, Lukman Leong, menjelaskan bahwa pelemahan rupiah ini didorong oleh sentimen risk off global yang cukup kuat. Berbagai faktor turut berkontribusi, mulai dari kekhawatiran akan bubble artificial intelligence (AI), ketidakpastian prospek suku bunga The Fed, hingga keraguan investor terhadap kesepakatan China-AS yang dicapai pekan lalu. Sentimen negatif ini secara kolektif menekan kinerja mata uang Garuda.
Di sisi domestik, rupiah juga masih berada dalam tekanan akibat prospek pemangkasan suku bunga oleh Bank Indonesia. Harapan akan adanya pelonggaran kebijakan moneter dari BI ini cenderung membuat investor bersikap hati-hati, memengaruhi pergerakan nilai tukar.
Rupiah Ditutup Melemah, Mata Uang Garuda Berpotensi Stabil hingga Akhir Tahun
Lukman menambahkan, investor saat ini tengah menantikan rilis data Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia pada Rabu (5/11/2025). “Apabila data PDB menunjukkan angka yang lemah, hal tersebut dapat meningkatkan prospek pemangkasan suku bunga BI, yang tentu akan menekan rupiah lebih lanjut. Meski demikian, level rupiah saat ini sangat berpotensi bagi BI untuk melakukan intervensi guna menjaga stabilitas,” ujar Lukman kepada Kontan, Selasa (4/11/2025).
Senada dengan pandangan tersebut, Pengamat mata uang dan komoditas, Ibrahim Assuaibi, juga menegaskan bahwa rilis data pertumbuhan ekonomi akan menjadi katalis utama yang memengaruhi pergerakan rupiah pada Rabu (5/11/2025). Badan Pusat Statistik (BPS) dijadwalkan akan mengumumkan data pertumbuhan ekonomi kuartal III – 2025. Konsensus para ekonom memproyeksikan pertumbuhan ekonomi sebesar 5% secara tahunan (year on year/YoY) pada periode tersebut, angka yang selaras dengan perkiraan pemerintah.
Tertekan Berbagai Sentimen, Rupiah Diramal Lanjut Melemah, Rabu (5/11)
Menghadapi berbagai sentimen ini, Lukman memproyeksikan bahwa rupiah pada Rabu (5/11) akan bergerak pada rentang Rp 16.600 – Rp 16.800 per dolar AS. Sementara itu, Ibrahim Assuaibi memperkirakan bahwa rupiah akan bergerak fluktuatif, namun kemungkinan besar akan ditutup melemah pada rentang Rp 16.700 – Rp 16.750 per dolar AS.
Ringkasan
Nilai tukar rupiah melemah terhadap dolar AS, dipengaruhi oleh sentimen risk off global seperti kekhawatiran tentang bubble AI dan ketidakpastian suku bunga The Fed, serta ekspektasi pemangkasan suku bunga oleh Bank Indonesia. Pelemahan ini terlihat dari data Bloomberg dan referensi Jisdor BI yang menunjukkan penurunan nilai rupiah secara harian.
Pergerakan rupiah ke depan akan sangat dipengaruhi oleh rilis data Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia. Jika data PDB lemah, hal tersebut dapat meningkatkan ekspektasi pemangkasan suku bunga BI, yang berpotensi semakin menekan rupiah. Proyeksi pergerakan rupiah pada tanggal 5 November 2025 berkisar antara Rp 16.600 – Rp 16.800 per dolar AS.