Momentum positif tengah menyelimuti kinerja keuangan PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO), berpotensi menjadi katalis kuat untuk mendorong re-rating valuasi saham GOTO menuju level Rp100. Peningkatan ini utamanya didorong oleh kontribusi sektor fintech yang kian solid serta keberhasilan dalam menekan kerugian di segmen Tokopedia.
Prospek GOTO ke depan juga akan sangat bergantung pada sinergi strategis yang terjalin dengan TikTok Shop-Tokopedia. Efisiensi dan penyusutan kerugian dari kolaborasi ini diyakini dapat mempercepat laju perusahaan menuju profitabilitas penuh. Di tengah tantangan, ekspansi GoTo Finansial muncul sebagai sumber pertumbuhan baru yang menjanjikan bagi perseroan, mengimbangi tekanan dari segmen On-Demand Service (ODS) melalui Gojek yang mengalami perlambatan pendapatan.
Meskipun demikian, dalam risetnya pada Jumat (19/8/2025), analis BRI Danareksa Kafi Ananta dan Erindra Krisnawan mencatat adanya moderasi pada Gross Transaction Value (GTV) layanan On-Demand Services (ODS) GOTO. Hal ini berimbas pada penurunan pendapatan bersih secara kuartalan. Namun, tren profitabilitas ODS tetap menunjukkan arah positif. Pada kuartal II/2025, adjusted EBITDA ODS GOTO tumbuh pesat 4,5% secara kuartalan (QoQ) atau melonjak signifikan 264% secara tahunan (YoY). Pencapaian ini mengindikasikan efektivitas strategi rasionalisasi insentif yang diterapkan GOTO, diiringi disiplin ketat dalam pengelolaan belanja operasional kas (cash opex).
Secara keseluruhan, sepanjang semester I/2025, perusahaan tetap berada pada jalur panduan EBITDA yang telah ditetapkan. GOTO berhasil mencatat pencapaian 51–59% dari total EBITDA sepanjang tahun 2021, sebuah indikator pemulihan yang kuat. Kontribusi signifikan datang dari segmen Gojek-Tokopedia-Financial services (GTF). Bahkan, adjusted EBITDA GoTo Financial (GTF) GOTO melonjak luar biasa sebesar 87,2% QoQ pada semester I/2025, menegaskan peran vitalnya sebagai motor pertumbuhan.
Melihat perkembangan positif ini, BRI Danareksa Sekuritas kembali menegaskan rekomendasi Buy untuk saham GOTO. “Kami menilai kinerja keuangan yang semakin sehat membuka peluang terjadinya re-rating valuasi menuju target harga Rp100, yang merefleksikan valuasi 5,9x FY25F P/S,” demikian bunyi riset tersebut.
Di sisi lain, hingga penutupan perdagangan Jumat (19/9/2025), saham GOTO terpantau bergerak di zona merah, terkoreksi 1,79% ke level Rp55. Sejak awal tahun 2025 atau year-to-date (YtD), saham GOTO telah terkoreksi sebesar 21,43%. Namun, berdasarkan data RTI Business, dari aspek valuasi GOTO saat ini diperdagangkan dengan PER -54,08x, menunjukkan bahwa emiten teknologi ini masih mencatatkan kerugian. Sementara itu, PBVR tercatat 1,96x. Angka PBVR yang mendekati dua kali nilai buku masih dianggap wajar untuk sektor teknologi, mengingat investor seringkali bersedia membayar premi tinggi atas ekspektasi pertumbuhan masa depan yang kuat.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.
Ringkasan
Kinerja keuangan GOTO yang positif, terutama dari sektor fintech dan pengurangan kerugian Tokopedia, berpotensi mendorong re-rating valuasi saham menuju Rp100. Sinergi strategis dengan TikTok Shop-Tokopedia dan ekspansi GoTo Finansial menjadi kunci pertumbuhan, mengimbangi perlambatan pendapatan dari Gojek. BRI Danareksa Sekuritas kembali merekomendasikan “Buy” untuk saham GOTO.
Meskipun GTV layanan On-Demand Services mengalami moderasi dan pendapatan bersih kuartalan menurun, profitabilitas ODS menunjukkan tren positif. Adjusted EBITDA GoTo Financial melonjak signifikan, menegaskan perannya sebagai motor pertumbuhan. Saham GOTO saat ini diperdagangkan dengan PER -54,08x dan PBVR 1,96x.