
Shoesmart.co.id – PT Bukalapak Tbk (BUKA) kembali mengukuhkan komitmennya terhadap nilai pemegang saham dengan mengumumkan kelanjutan aksi pembelian kembali (buyback) saham. Langkah strategis ini menargetkan dana sebesar-besarnya Rp 420,79 miliar dan akan dilaksanakan secara bertahap maupun sekaligus, dengan batas waktu paling lambat hingga 29 Januari 2026.
Aksi korporasi ini merupakan kelanjutan dari program buyback saham perseroan sebelumnya yang berakhir pada 6 Oktober 2025, memanfaatkan sisa dana yang dialokasikan. Melalui keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI) Jakarta pada Kamis (23/10), manajemen BUKA menegaskan bahwa estimasi nilai keseluruhan buyback saham sebesar Rp 420,79 miliar tersebut berasal dari sisa dana yang dialokasikan berdasarkan pengumuman sebelumnya tertanggal 3 Juli 2025.
Menariknya, Bukalapak diberikan keleluasaan untuk melaksanakan program buyback saham ini tanpa perlu mengantongi persetujuan dari Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Otorisasi ini sesuai dengan Pasal 7 POJK 13/2023 dan Surat Otoritas Jasa Keuangan (OJK) No. S-102/2025. Pihak manajemen BUKA juga meyakinkan bahwa pembelian kembali saham ini tidak akan berdampak negatif secara material terhadap kinerja operasional maupun pendapatan perseroan, mengingat Bukalapak saat ini memiliki modal dan arus kas yang memadai untuk mendukung aksi ini.
Dalam proses pelaksanaannya, perseroan akan tetap mematuhi batasan maksimum yang diperkenankan dalam setiap program buyback saham. Ketentuan ini sejalan dengan Pasal 8 POJK 13/2023 dan Pasal 14 POJK 29/2023, serta memastikan jumlah saham yang beredar tetap memenuhi regulasi yang berlaku.
Di tengah rencana aksi korporasi tersebut, kinerja saham BUKA di pasar modal menunjukkan geliat positif. Pada penutupan perdagangan BEI Kamis (23/10) sore, saham BUKA tercatat menguat impresif 7 poin atau 4,32 persen, mencapai posisi 169. Tren penguatan ini berlanjut sepanjang tahun 2025, dengan saham BUKA membukukan peningkatan signifikan 44 poin atau 35,20 persen secara year to date (ytd), kembali ke level 169.
Performa keuangan Bukalapak pun turut mencerminkan fundamental yang solid. Pada semester I 2025, perseroan berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp 464 miliar, sebuah pencapaian yang menandai pembalikan dari posisi rugi bersih pada periode yang sama tahun sebelumnya. Pendapatan Bukalapak juga melonjak menjadi Rp 3,08 triliun, tumbuh 27,95 persen secara year on year (yoy) dibandingkan dengan Rp 2,41 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Kontribusi pendapatan Bukalapak tersebar dari berbagai segmen bisnis. Pendapatan terbesar berasal dari sektor gaming yang mencapai Rp 2,46 triliun, diikuti oleh segmen online to offline (O2O) sebesar Rp 439 miliar, ritel Rp 160 miliar, dan pendapatan investasi sebesar Rp 25,2 miliar. Diversifikasi ini menunjukkan kekuatan model bisnis Bukalapak dalam menghasilkan pertumbuhan berkelanjutan.