Wall Street Menguat Tipis, Investor Cermati Pernyataan Powell dan Data Ekonomi

NEW YORK – Bursa saham Amerika Serikat (AS) membuka perdagangan Rabu (24/9/2025) dengan penguatan tipis. Pergerakan ini didorong oleh perhatian cermat investor terhadap pernyataan Ketua Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell, sekaligus menanti rilis data ekonomi penting yang dijadwalkan pekan ini.

Mengutip laporan Reuters, Indeks Dow Jones Industrial Average dibuka naik 76,2 poin atau 0,16%, mencapai level 46.368,94. Sementara itu, Indeks S&P 500 turut menguat 12,9 poin atau 0,19% menjadi 6.669,79, sedangkan Nasdaq Composite, yang didominasi saham-saham teknologi, bertambah 82,5 poin atau 0,37% ke posisi 22.656,01.

Dalam pidatonya, Jerome Powell menegaskan bahwa bank sentral masih menghadapi keseimbangan yang rumit antara risiko inflasi yang persisten dan sinyal pelemahan di pasar tenaga kerja. Ia juga menyoroti valuasi harga aset yang dinilai cukup tinggi. Meski demikian, Powell tidak secara tegas mendukung salah satu kubu dalam perdebatan internal The Fed, baik mengenai urgensi pemangkasan suku bunga yang lebih agresif maupun pendekatan pengetatan moneter yang lebih hati-hati.

Wall Street Bergerak Tipis, Investor Tunggu Laporan Ritel dan Pidato Powell

Komentar Powell mengenai valuasi pasar saham sempat memicu kejutan, mengisyaratkan kekhawatiran The Fed terhadap lonjakan harga aset. “Komentar Powell soal valuasi pasar saham sempat mengejutkan, memberi sinyal bahwa The Fed mungkin khawatir terhadap kenaikan harga aset,” ujar Thomas Hayes, Chairman Great Hill Capital, menanggapi pernyataan tersebut.

Fokus investor kini beralih pada serangkaian data ekonomi krusial yang akan dirilis dalam beberapa hari ke depan. Data inflasi inti pengeluaran konsumsi personal (PCE), yang merupakan indikator inflasi pilihan The Fed, menjadi sorotan utama pekan ini. Selain itu, data pasar perumahan AS juga dinanti untuk mengukur minat konsumen dan sentimen para pengembang di tengah biaya pinjaman yang masih tinggi. Pidato Presiden Fed San Francisco, Mary Daly, juga diperkirakan akan memberikan gambaran tambahan mengenai arah kebijakan moneter ke depan.

Di tengah dinamika makroekonomi ini, beberapa saham individu menunjukkan pergerakan yang mencolok. Saham Lithium Americas melonjak signifikan 70,5% dalam sesi pra-perdagangan. Kenaikan drastis ini terjadi setelah Reuters melaporkan bahwa pemerintahan Presiden Donald Trump tengah mempertimbangkan untuk mengakuisisi hingga 10% saham perusahaan tersebut. Pemerintah AS juga dikabarkan sedang mendiskusikan pinjaman lebih dari US$2,26 miliar untuk proyek litium Thacker Pass, sebuah inisiatif yang melibatkan General Motors. Dampak positif turut dirasakan General Motors, di mana sahamnya naik 2,4% setelah menerima rekomendasi “buy” dari UBS.

Wall Street Melemah di Tengah Ketidakpastian Tarif dan Data Ekonomi

Meskipun ada sentimen ketidakpastian di beberapa sektor, sejumlah saham teknologi justru mencatat kenaikan yang solid. Saham Alibaba Group yang terdaftar di AS melonjak 8,4% usai mengumumkan kemitraan strategis dengan Nvidia. “Alibaba adalah pemain utama AI asal China yang terdaftar di AS, dan reli ini tampaknya masih berpotensi berlanjut,” papar Matthew Tuttle, CEO Tuttle Capital Management.

Kabar positif juga menyelimuti ServiceNow, yang naik 1,1% setelah peringkatnya ditingkatkan oleh Morgan Stanley. Raksasa e-commerce Amazon turut menguat 1,2% menyusul kenaikan rekomendasi dari Wells Fargo. Sebaliknya, saham Adobe justru mengalami penurunan 1,2% setelah Morgan Stanley menurunkan peringkatnya, menunjukkan gambaran yang bervariasi di pasar saham global.

Ringkasan

Bursa saham AS dibuka menguat tipis pada Rabu (24/9/2025), didorong oleh antisipasi investor terhadap pernyataan Ketua The Fed, Jerome Powell, dan data ekonomi penting. Powell menyoroti keseimbangan rumit antara risiko inflasi dan sinyal pelemahan pasar tenaga kerja, serta valuasi harga aset yang tinggi, tanpa memberikan indikasi jelas mengenai arah kebijakan moneter selanjutnya.

Investor kini fokus pada data inflasi PCE dan pasar perumahan AS. Beberapa saham mencatat pergerakan signifikan, seperti Lithium Americas yang melonjak karena potensi akuisisi saham oleh pemerintah AS. Sementara itu, saham teknologi seperti Alibaba, ServiceNow, dan Amazon juga mengalami kenaikan, sementara Adobe mengalami penurunan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *