SIDO: Segmen Herbal Jadi Penopang, Ini Rekomendasi Sahamnya!

PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) menghadapi penurunan kinerja pada semester I-2025. Meskipun demikian, para analis optimistis terhadap prospek perusahaan di sisa tahun ini, memproyeksikan perbaikan signifikan yang didorong oleh puncak musim hujan dan peningkatan aktivitas konsumsi menjelang akhir tahun.

Pada paruh pertama tahun 2025, SIDO mencatat pendapatan sebesar Rp 1,83 triliun, turun 4% secara year on year (yoy). Laba bersih juga terkoreksi 1,32% yoy menjadi Rp 600 miliar. Ezaridho Ibnutama, Analis NH Korindo Sekuritas, menjelaskan bahwa penurunan ini merata di ketiga segmen usaha SIDO. Segmen herbal dan suplemen turun 3% yoy menjadi Rp 1,08 triliun, segmen makanan dan minuman turun 4% yoy, sementara segmen farmasi mencatat penurunan 5%. Perlambatan ekonomi disebut-sebut sebagai faktor pemicu utama, yang mendorong perusahaan untuk memperketat anggaran penjualan dan pemasaran, dengan penyusutan 11% yoy menjadi Rp 230 miliar.

Di tengah tantangan tersebut, Muhammad Wafi, Kepala Riset Korea Investment and Sekuritas Indonesia (KISI), melihat prospek kinerja SIDO di kuartal IV-2025 akan cukup solid. Periode ini, yang bertepatan dengan musim hujan dan akhir tahun, secara historis menjadi kuartal terkuat bagi SIDO karena adanya lonjakan permintaan produk herbal dan vitamin. Senada, Muhamad Heru Mustofa, Analis Phintraco Sekuritas, memprediksi peningkatan permintaan yang lebih baik di semester II-2025. Prediksi ini didasarkan pada perkiraan puncak musim hujan yang akan berlangsung dari November 2025 hingga Februari 2026, yang berpotensi mendorong penjualan produk andalan SIDO, seperti Tolak Angin.

Namun, Wafi juga menyoroti potensi tantangan yang mungkin dihadapi SIDO, termasuk tekanan biaya dari bahan baku impor, khususnya kemasan dan ekstrak bahan herbal tertentu, yang dapat menekan margin. Selain itu, persaingan di pasar produk kesehatan dan minuman herbal yang semakin ketat menuntut SIDO untuk terus agresif dalam inovasi produk dan strategi pemasaran. Momen akhir tahun, dengan potensi peningkatan permintaan vitamin, minuman herbal, dan suplemen dari Desember hingga Januari, diharapkan menjadi katalis kuat bagi kinerja perusahaan. Sentimen penting lainnya yang perlu dicermati adalah stabilitas daya beli masyarakat, tren konsumsi akhir tahun, serta outlook inflasi. Wafi memperkirakan, jika semua faktor ini relatif terjaga, SIDO dapat menutup tahun dengan pertumbuhan pendapatan dan laba bersih di kisaran satu digit.

Heru menambahkan bahwa industri kimia, farmasi, dan obat tradisional masih memiliki ruang pertumbuhan jangka panjang. Hal ini didukung oleh tren produk domestik bruto (PDB) industri tersebut yang terus pulih pasca-Covid-19, serta aktivitas manufaktur yang stabil dalam zona ekspansif selama setahun terakhir. Dalam konteks ini, SIDO berdiri kokoh sebagai pemimpin pasar untuk produk flu biasa, dengan merek Tolak Angin yang menguasai 73% pangsa pasar domestik pada semester I-2025. Didukung fasilitas produksi bersertifikasi farmasi, produk seperti Tolak Angin dan Kuku Bima Ener-G! telah berhasil menembus pasar global, dengan fokus utama di Malaysia, Filipina, dan Nigeria, menegaskan kapabilitas SIDO untuk bersaing di kancah internasional dan mendorong pertumbuhan berkelanjutan.

Berdasarkan analisis tersebut, Ezaridho memproyeksikan pendapatan SIDO pada tahun 2025 dapat mencapai Rp 4,12 triliun dengan laba bersih Rp 1,19 triliun, meningkat dari realisasi tahun 2024 yang masing-masing sebesar Rp 3,91 triliun dan Rp 1,17 triliun. Konsensus dari ketiga analis—Ezaridho, Wafi, dan Heru— merekomendasikan untuk Beli saham SIDO. Mereka menetapkan target harga masing-masing Rp 700, Rp 880, dan Rp 635 per saham, menggarisbawahi keyakinan pasar terhadap fundamental kuat dan prospek positif SIDO di masa mendatang.

Ringkasan

PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) mengalami penurunan kinerja di semester I-2025 dengan penurunan pendapatan dan laba bersih. Penurunan ini disebabkan oleh perlambatan ekonomi yang mempengaruhi seluruh segmen usaha SIDO, termasuk herbal, makanan dan minuman, serta farmasi. Meskipun demikian, analis optimis terhadap prospek SIDO di sisa tahun 2025.

Optimisme ini didorong oleh perkiraan peningkatan permintaan pada kuartal IV yang bertepatan dengan musim hujan dan akhir tahun. Para analis merekomendasikan untuk membeli saham SIDO, dengan target harga bervariasi antara Rp 635 hingga Rp 880 per saham, didasarkan pada fundamental perusahaan yang kuat dan potensi pertumbuhan di masa depan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *