Emas Anjlok! Saham Tambang Emas Indonesia Gimana? Cek Kinerja Senin!

Shoesmart.co.id JAKARTA. Harga emas dunia kembali menunjukkan pelemahan signifikan, melorot lebih dari 1% hingga menyentuh level sekitar US$4.040 per ounce pada perdagangan Senin (27/10). Penurunan ini merupakan kelanjutan dari tren yang terjadi pada akhir pekan lalu, mengindikasikan pergeseran sentimen di pasar global.

Mengutip tradingeconomics, tekanan terhadap logam mulia ini dipicu oleh kemajuan substansial dalam negosiasi perdagangan antara Amerika Serikat dan Tiongkok. Harapan akan kesepakatan dagang yang meredakan ketegangan global secara otomatis mengurangi daya tarik emas sebagai aset aman atau safe haven bagi para investor.

Setelah serangkaian perundingan intensif selama dua hari di Malaysia, para negosiator utama dari kedua negara dilaporkan telah mencapai konsensus awal. Kesepakatan ini mencakup isu-isu krusial seperti pengendalian ekspor, penanganan perdagangan fentanyl, komitmen pembelian produk pertanian, hingga pengaturan tarif pengapalan. Kemajuan ini membuka jalan bagi pertemuan puncak Presiden AS Donald Trump dan Presiden Tiongkok Xi Jinping yang dijadwalkan akan menandatangani perjanjian final di Korea Selatan akhir pekan ini.

Selain dinamika perdagangan global, perhatian pelaku pasar juga tertuju pada keputusan kebijakan moneter dari sejumlah bank sentral utama dunia yang akan diumumkan pekan ini. Federal Reserve (The Fed) secara luas diantisipasi akan melakukan pemangkasan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin, menyusul data inflasi (CPI) AS yang menunjukkan pelemahan. Di sisi lain, Bank Sentral Eropa (ECB) dan Bank of Japan (BoJ) diperkirakan akan mempertahankan kebijakan suku bunga mereka, menjaga stabilitas di tengah ketidakpastian ekonomi.

Cermati Rekomendasi Saham Emiten Emas di Tengah Koreksi Harga

Meskipun harga emas global tengah mengalami koreksi jangka pendek, performa logam mulia ini secara tahunan tetap mengesankan, dengan penguatan sebesar 54% sejak awal tahun 2025. Kinerja positif ini ditopang oleh kombinasi faktor, mulai dari ketidakpastian ekonomi dan geopolitik global yang berkelanjutan, ekspektasi pemangkasan suku bunga di AS, aktivitas pembelian agresif oleh bank sentral, hingga aliran dana masuk yang signifikan ke produk ETF berbasis emas.

Saham Tambang Emas Bergerak Variatif, UNTR Pimpin Kenaikan

Pelemahan harga emas dunia pada hari Senin (27/10) turut memengaruhi pergerakan saham emiten tambang emas di Bursa Efek Indonesia (BEI). Kinerja sektor ini terpantau bervariasi hingga penutupan perdagangan pukul 16.00 WIB, mencerminkan sentimen pasar yang beragam di tengah fluktuasi harga komoditas.

Beberapa saham menunjukkan penguatan, antara lain Aneka Tambang Tbk (ANTM), Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA), dan United Tractors Tbk (UNTR). Namun, saham-saham seperti Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS), J Resources Asia Pasifik Tbk (PSAB), Archi Indonesia Tbk (ARCI), dan Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) justru bergerak melemah. UNTR mencatat kenaikan tertinggi, sedangkan ANTM mengalami kenaikan paling tipis. Di sisi lain, AMMN menjadi saham dengan penurunan terdalam pada hari perdagangan ini.

Berikut adalah ringkasan pergerakan harga saham tambang emas pada penutupan perdagangan Senin (27/10):

Emiten Harga (Rp) Perubahan (%) Keterangan
ANTM 3.150 +0,64% Sempat menyentuh Rp 3.210
MDKA 2.250 +1,35% Menyentuh level tertinggi Rp 2.250
UNTR 27.900 +2,86% Tertinggi Rp 27.925
BRMS 865 -1,70% Terendah Rp 860
PSAB 560 -1,75% Bergerak tipis di zona merah
ARCI 1.170 -1,27% Penurunan terdangkal
AMMN 7.200 -6,19% Tertinggi sempat Rp 7.700

Ringkasan

Harga emas dunia mengalami penurunan signifikan, dipicu oleh kemajuan negosiasi perdagangan antara Amerika Serikat dan Tiongkok. Harapan kesepakatan dagang mengurangi daya tarik emas sebagai aset safe haven. Selain itu, pelaku pasar menantikan keputusan kebijakan moneter dari bank sentral utama dunia.

Pergerakan saham emiten tambang emas di BEI bervariasi. UNTR, ANTM, dan MDKA mengalami kenaikan, sementara BRMS, PSAB, ARCI, dan AMMN mengalami penurunan. UNTR mencatat kenaikan tertinggi, sedangkan AMMN mengalami penurunan terdalam.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *