MBG Rp335 T Tak Potong Anggaran Pendidikan? Ini Kata Kemenkeu!

JAKARTA — Anggaran program Makan Bergizi Gratis (MBG) pada APBN 2026 ditetapkan melonjak signifikan hingga Rp335 triliun, sebuah peningkatan drastis dari tahun sebelumnya. Program strategis ini akan disokong oleh beragam pos anggaran, dengan porsi terbesar, lebih dari 66%, dialokasikan dari sektor pendidikan.

Kenaikan pagu anggaran MBG ini terungkap dalam acara Media Gathering APBN 2026 yang diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan (Kemenkeu) pada Jumat, 10 Oktober 2025. Angka Rp335 triliun ini jauh melampaui alokasi Rp71 triliun yang ditetapkan dalam APBN 2025, mencerminkan komitmen besar pemerintah terhadap program ini. Total anggaran tersebut ditujukan untuk menjangkau 82,9 juta penerima manfaat di seluruh Indonesia.

Direktur Anggaran Bidang Perekonomian dan Kemaritiman Kemenkeu, Tri Budhianto, menjelaskan di Bogor, Jawa Barat, pada Minggu, 12 Oktober 2025, bahwa alokasi anggaran MBG berasal dari lintas pos. “Ini menjadi bagian dari anggaran pendidikannya Rp223,6 triliun, dari anggaran kesehatan Rp24,7 triliun, dan termasuk yang di dalam fungsi ekonomi adalah Rp19,7 triliun,” papar Tri. Porsi terbesar dari anggaran pendidikan ini tidak terlepas dari fakta bahwa mayoritas sasaran program MBG adalah peserta didik atau para pelajar. Tri menegaskan, “Jadi, di MBG ini karena sebagian targetnya kan anak sekolah dan sebagainya, maka dia menjadi bagian dari fungsi pendidikan.”

Penting untuk digarisbawahi, Tri memastikan bahwa alokasi Rp223,6 triliun dari fungsi pendidikan untuk MBG ini bukan berarti memotong anggaran pendidikan yang sudah ada. Sebaliknya, itu adalah bagian integral dari fungsi pendidikan itu sendiri. “Ini bukan berarti dia mengurangi anggaran pendidikan, tapi dia memang menjadi bagian dari pendidikan itu. Jadi, dia bagian dari fungsi pendidikan,” jelasnya. Sementara itu, anggaran MBG yang dialokasikan untuk ibu hamil dan balita secara spesifik ditujukan untuk pemenuhan kesehatan mereka, sehingga menjadi bagian dari fungsi kesehatan.

Untuk memastikan kelancaran implementasi program raksasa ini, Badan Gizi Nasional (BGN) diperkirakan akan menyerap anggaran hingga Rp1,2 triliun setiap hari untuk MBG pada APBN 2026. Namun, target penyerapan masif ini bergantung pada kesiapan target penerima manfaat serta fasilitas dan infrastruktur pendukung yang harus rampung pada tahun 2025.

Kepala BGN, Dadan Hindayana, memaparkan di kantor BGN pada Senin, 29 September 2025, bahwa kesiapan ini mencakup target 82,9 juta penerima MBG serta pemenuhan 25.400 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) atau dapur MBG di wilayah aglomerasi. Selain itu, 6.000 SPPG juga akan disiapkan di daerah terpencil untuk memastikan jangkauan yang merata. “Tahun depan, mulai hari pertama, kita akan serap Rp1,2 triliun per hari. Jadi penyerapannya tahun depan sudah tidak lagi masalah. Bahkan mungkin penyerapannya pasti sekali, Rp1,2 triliun per hari tahun depan,” jelas Dadan penuh keyakinan, menandakan optimisme dalam pelaksanaan program ini.

Ringkasan

Anggaran program Makan Bergizi Gratis (MBG) dalam APBN 2026 melonjak menjadi Rp335 triliun, yang sebagian besar, yaitu Rp223,6 triliun, berasal dari anggaran pendidikan. Kenaikan signifikan ini bertujuan untuk menjangkau 82,9 juta penerima manfaat di seluruh Indonesia, dengan alokasi juga diambil dari anggaran kesehatan dan fungsi ekonomi.

Kementerian Keuangan menegaskan bahwa alokasi anggaran MBG dari fungsi pendidikan bukan merupakan pemotongan anggaran pendidikan yang sudah ada. Badan Gizi Nasional (BGN) diperkirakan akan menyerap Rp1,2 triliun setiap hari untuk program ini, dengan target penerima dan infrastruktur pendukung diharapkan siap pada tahun 2025.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *