Shoesmart.co.id – Pada perdagangan Jumat (29/8), pasar saham Indonesia menghadapi tekanan signifikan, dengan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tergelincir jauh ke zona merah. Menutup sesi pertama, IHSG anjlok tajam 2,27 persen atau setara 180 poin, bertengger di level 7.771. Meskipun sempat menunjukkan upaya pemulihan di awal sesi kedua dengan merangkak naik tipis ke 7.846 (turun 1,32 persen), sentimen negatif masih mendominasi; tercatat 642 saham melemah, 98 menguat, dan 60 stagnan sepanjang sesi tersebut.
Menanggapi gejolak ini, Pengamat Pasar Uang Ibrahim Assuaibi menyoroti bahwa pelemahan IHSG dan nilai tukar rupiah tak lepas dari memanasnya tensi politik domestik. Kondisi ini dipicu oleh demonstrasi yang berlangsung sehari sebelumnya, Kamis (28/8), yang awalnya berlangsung damai di siang hari namun berujung pada kekacauan menjelang sore.
Harta Selalu Melekat! 7 Shio Unggulan Berhak Atas Kekayaan Dunia Sebab Selalu Berani Menerjang Setiap Halangan
Ibrahim menegaskan, ketegangan semakin memuncak menyusul insiden tragis di mana seorang demonstran dari Gojek tertabrak kendaraan Barayuda milik Brimob. “Kejadian ini menciptakan ketegangan tersendiri bagi masyarakat sekitar. Kematian demonstran inilah yang kemudian membuat pasar kembali bergemuruh,” ungkap Ibrahim.
Menurut Ibrahim, insiden fatal tersebut, yang mengakibatkan meninggalnya demonstran di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta, adalah sebuah kecelakaan tak terduga yang tidak diinginkan baik oleh pemerintah maupun pihak kepolisian. Namun, lanjutnya, “situasi yang tidak kondusif menjadi pemicu utamanya.” Ia menggarisbawahi, “Inilah yang sebenarnya berdampak negatif terhadap indeks harga saham gabungan, yang terus mengalami penurunan.”
Dengan mempertimbangkan sentimen internal yang kian keruh ini, Ibrahim memproyeksikan bahwa IHSG berpotensi anjlok lebih dalam hingga 3 persen sampai penutupan perdagangan pukul 16.00 WIB, mencapai level 7771,29.
Infomedia Gandeng Global Partner Perkuat Layanan Contact Center berbasis AI
Meskipun IHSG dilanda tekanan, Ibrahim Assuaibi juga membagikan panduan berharga bagi investor. Ia menekankan bahwa pelemahan ini bersifat sementara, utamanya disebabkan oleh efek kejut pasar terhadap insiden demonstrasi yang merenggut korban jiwa. Dampaknya bahkan meluas, tidak hanya dirasakan di pasar dalam negeri, tetapi juga turut mempengaruhi pasar luar negeri.
Oleh karena itu, Ibrahim menyarankan agar investor tetap “berhati-hati dan bertindak secara cermat untuk memahami bahwa penurunan ini hanyalah fluktuasi sementara.” Ibrahim optimis bahwa IHSG berpotensi kembali normal pada pekan depan. Menariknya, di tengah kondisi IHSG yang memerah, ia melihat ini sebagai peluang emas bagi investor. “Penurunan indeks harga saham gabungan inilah kesempatan bagi para investor untuk melakukan pembelian terhadap saham-saham pada saat harga terendah,” pungkasnya, memberikan perspektif strategis di tengah volatilitas pasar.
Ringkasan
Pada perdagangan Jumat (29/8), IHSG mengalami penurunan signifikan sebesar 2,27 persen akibat sentimen negatif yang dipicu oleh tensi politik domestik pasca demonstrasi. Pengamat Pasar Uang, Ibrahim Assuaibi, menyatakan bahwa insiden tragis terkait demonstrasi menjadi pemicu utama penurunan IHSG. Ia memproyeksikan IHSG berpotensi turun lebih dalam hingga 3 persen pada penutupan perdagangan.
Meskipun IHSG mengalami tekanan, Ibrahim menyarankan investor untuk tetap berhati-hati dan melihat penurunan ini sebagai fluktuasi sementara. Ia optimis IHSG akan kembali normal pada pekan depan dan merekomendasikan investor memanfaatkan momen penurunan ini untuk melakukan pembelian saham pada harga terendah.