Shoesmart.co.id JAKARTA. PT Harum Energy Tbk (HRUM) menunjukkan capaian kinerja yang bervariasi pada semester I-2025. Meskipun laba bersih mengalami koreksi, emiten ini tetap optimis terhadap prospek pertumbuhan, terutama ditopang oleh segmen bisnis pertambangan nikel yang strategis.
Secara keseluruhan, pendapatan Harum Energy (HRUM) pada semester I-2025 tercatat melonjak 8% secara tahunan (yoy) menjadi US$ 645,3 juta. Namun, kenaikan pendapatan ini tidak sejalan dengan profitabilitas, di mana laba bersih HRUM justru terkoreksi 28% yoy menjadi US$ 38,4 juta pada periode yang sama.
Kinerja kurang memuaskan ini sebagian besar berasal dari segmen batubara. Pada semester I-2025, volume penjualan batubara HRUM tercatat sebesar 2,9 juta ton, menurun 9% yoy dibandingkan periode sebelumnya. Penurunan volume ini, ditambah dengan harga jual rata-rata (ASP) yang melemah, mengakibatkan pendapatan batubara HRUM anjlok 22% yoy menjadi US$ 243 juta.
Kontribusi batubara terhadap total pendapatan HRUM pun menyusut signifikan dari 52% menjadi 38% pada semester I-2025. Penurunan ini sejalan dengan arah strategis perusahaan yang berfokus pada perluasan bisnis nikel, sebuah langkah diversifikasi yang mulai menunjukkan hasil nyata.
Berbeda dengan batubara, segmen bisnis nikel HRUM menunjukkan kinerja yang sangat solid. Pendapatan dari nikel melonjak 41% yoy menjadi US$ 402,3 juta pada semester I-2025. Meskipun beban pokok pendapatan di segmen ini meningkat secara proporsional, biaya tunai gabungan tercatat US$ 11.028 per ton, yang sebanding dengan US$ 10.970 pada semester I-2024, bahkan setelah memperhitungkan penambahan premi bijih tahun ini.
Resiliensi segmen nikel terlihat dari capaian EBITDA yang hanya turun 1% menjadi US$ 39,1 juta, meskipun harga nikel global menghadapi tekanan dan sempat turun di bawah US$ 15.000 per ton di LME. Harga jual rata-rata nikel HRUM tetap relatif stabil, didukung oleh harga yang lebih kuat untuk produk NPI yang hanya mengalami penurunan 4% yoy pada paruh pertama 2025.
Senior Market Analyst Mirae Asset Sekuritas, Nafan Aji Gusta, menilai bahwa pelemahan kinerja bottom line HRUM sangat dipengaruhi oleh dinamika dan volatilitas harga batubara yang berimbas pada margin perusahaan. Namun, ia mengapresiasi capaian kinerja pendapatan segmen nikel Harum Energy (HRUM) yang melonjak, terbukti mampu menopang kinerja keuangan perusahaan sepanjang paruh pertama 2025. Hasil diversifikasi bisnis membaik ini berperan penting dalam mencegah penurunan laba bersih yang lebih dalam.
Melihat prospek ke depan, Nafan memperkirakan kontribusi segmen batubara HRUM berpeluang kembali meningkat pada semester II-2025. Hal ini didorong oleh pemulihan ekonomi global, terutama setelah adanya kepastian tarif dagang Amerika Serikat dan meredanya konflik geopolitik yang diperkirakan akan memicu kembali pertumbuhan kegiatan ekonomi dunia, sehingga permintaan batubara turut meningkat. “Permintaan di musim dingin biasanya meningkat, sehingga harga batubara akan membaik dan berdampak positif bagi HRUM,” ujar Nafan pada Jumat (8/8).
Sejalan dengan itu, Nafan juga optimistis terhadap prospek nikel. Kebutuhan nikel untuk berbagai industri strategis, seperti stainless steel dan baterai kendaraan listrik, diprediksi akan tetap tinggi di pasar global. Hal ini menandakan segmen nikel akan terus berperan penting dalam mendorong pertumbuhan kinerja HRUM di masa mendatang. Untuk mendukung visi ini, Harum Energy siapkan capex 2025 US$ 315 juta, dengan mayoritas dialokasikan untuk ekspansi sektor nikel.
Meskipun demikian, Nafan menyarankan investor untuk melakukan pendekatan wait and see terhadap saham HRUM. Pada penutupan perdagangan Jumat (8/8), saham HRUM terkoreksi 3,41% ke level Rp 850 per saham. Sejak awal tahun, saham emiten ini telah tergerus 19,81% year to date (ytd), menunjukkan volatilitas yang perlu dicermati oleh para investor.
Ringkasan
PT Harum Energy Tbk (HRUM) mencatatkan pendapatan yang meningkat 8% menjadi US$ 645,3 juta pada semester I-2025, namun laba bersih terkoreksi 28% menjadi US$ 38,4 juta akibat penurunan kinerja segmen batubara. Meskipun demikian, segmen nikel HRUM menunjukkan pertumbuhan yang solid dengan pendapatan melonjak 41% menjadi US$ 402,3 juta, membantu menopang kinerja keuangan perusahaan.
Analis memprediksi kontribusi segmen batubara HRUM akan membaik pada semester II-2025 didorong pemulihan ekonomi global dan peningkatan permintaan di musim dingin. Prospek nikel juga optimis karena kebutuhan industri strategis seperti stainless steel dan baterai kendaraan listrik diperkirakan tetap tinggi. Harum Energy juga menyiapkan belanja modal (capex) 2025 sebesar US$ 315 juta untuk ekspansi sektor nikel.