Ringkasan Berita:
- Pejabat di Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menjadi perbincangan karena ditolak jabat tangan oleh Menteri Keuangan, Purbaya Yudhi Sadewa
 - Dalam video berdurasi 18 detik itu, Deni Surjantoro tampak memberikan hormat kepada Purbaya yang keluar dari mobil bersama istrinya, Ida Yulidina
 - Deni Surjantoro aktif melaporkan harta kekayaannya di e-LHKPN dengan total sebesar Rp1,9 miliar
 
Shoesmart.co.id Sebuah insiden di lingkungan Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mendadak mencuri perhatian publik, melibatkan seorang pejabat yang terekam kamera ditolak jabat tangan oleh Menteri Keuangan, Purbaya Yudhi Sadewa. Sosok yang menjadi pusat perbincangan ini adalah Deni Surjantoro, yang saat itu tampak menyambut kedatangan sang menteri.
Momen canggung tersebut terekam dalam sebuah video singkat yang kemudian viral di berbagai platform media sosial, termasuk akun X @regar_oposisi pada Selasa, 21 Oktober 2025. Dalam klip berdurasi 18 detik itu, Deni Surjantoro terlihat memberikan hormat kepada Purbaya Yudhi Sadewa yang baru saja turun dari mobil bersama sang istri, Ida Yulidina. Deni lantas menyodorkan tangan kanannya untuk bersalaman, namun Menteri Keuangan hanya melewatinya. Ironisnya, Purbaya justru menyalami pejabat lain yang berada di lokasi, sementara Deni hanya disalami oleh istri menteri.

Kontan saja, cuplikan video tersebut memicu beragam spekulasi dan komentar dari warganet. Akun Taufik Nur, seperti dikutip Tribunnews, mencoba berhusnuzan, “Prediksi khusnudzon gue, Pak Purbaya udah saling hormat sama dia, jadi biar efisien dia nggak perlu tambah jabatan tangan lagi.” Senada dengan itu, akun Habibanana menambahkan, “Tapi Pak Purbaya udah balas kasih salam hormat sama orang itu, dan si orang itu juga udah duluan kasih salam hormat. Tapi mungkin kurang sreg kalau belum jabat tangan aja sementara Pak Pur merasa udah cukup dan nggak perlu jabat tangan lagi.” Hingga saat ini, baik pihak Kementerian Keuangan maupun Deni Surjantoro sendiri belum memberikan keterangan resmi mengenai insiden tersebut, meninggalkan tanda tanya besar di benak publik.
Insiden viral ini sontak memicu rasa penasaran publik terhadap sosok Deni Surjantoro. Pria kelahiran Temanggung, Jawa Tengah, pada 4 Februari 1973 ini bukanlah figur sembarangan di lingkungan Kemenkeu. Sejak tahun 2023, Deni Surjantoro mengemban jabatan strategis sebagai Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Informasi (BKLI) Kementerian Keuangan, sebuah posisi yang menuntut kemampuan komunikasi dan manajerial yang tinggi.
Sebelum menduduki posisi penting di Setjen Kemenkeu, rekam jejak Deni Surjantoro memang terbilang cemerlang. Ia pernah berkarier di Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, menjabat sebagai Kepala Bidang Penindakan dan Penyidikan Kantor Wilayah Bea dan Cukai Bali, NTB, dan NTT, serta Kepala Subdirektorat Komunikasi dan Publikasi Ditjen Bea dan Cukai. Pengalaman internasionalnya juga tak kalah mentereng, termasuk penugasan sebagai Atase Keuangan di Singapura hingga tahun 2023.
Sebagai seorang birokrat berpengalaman, Deni Surjantoro dikenal dengan spesialisasinya dalam bidang Audit, Intelijen, dan Manajemen Risiko. Untuk menunjang keahliannya, ia telah mengikuti beragam pelatihan internasional berkelas dunia. Di bidang audit, ia mendalami Audit Electronic Data Processing, Post Clearance Audit Technique, hingga Custom Enforcement and Compliance Working Group di Jepang dan Thailand. Sementara di bidang intelijen, kompetensinya terasah melalui pelatihan seperti Implementation of Border Measures for IPR Protection, Complex Financial Investigation, Counter Terrorism Intelligence, dan Weapons of Mass Destruction di berbagai negara seperti Peru, Thailand, Australia, serta Amerika Serikat.
Tak berhenti di situ, keahlian Deni Surjantoro di bidang manajemen risiko juga diperkuat dengan partisipasinya dalam Risk Management Comparative Study, Trade Facilitation, dan Risk-Based Passenger Selectivity di Belanda, Amerika Serikat, Singapura, dan Korea. Ia juga aktif di forum-forum global, tercatat pernah menghadiri WCO IT/TI Conference di Azerbaijan dan Strategic Communication Conference di Brussel, Belgia. Puncak dari pendidikan kepemimpinannya adalah penyelesaian program Authentic Leader Development di Harvard Business School, Boston, Amerika Serikat, yang semakin menegaskan kapasitasnya sebagai pemimpin kompeten di sektor publik.

Dengan rekam jejak yang solid, publik juga menyoroti transparansi harta kekayaan Deni Surjantoro. Berdasarkan laporan terakhirnya di e-LHKPN pada 27 Februari 2025 untuk periodik 2024, ia tercatat memiliki total harta sebesar Rp1,9 miliar. Komponen terbesar dari harta kekayaannya berasal dari kepemilikan kas senilai Rp1 miliar. Selain itu, ia juga tercatat memiliki aset tanah dan bangunan senilai Rp615 juta, kendaraan bermotor dan mobil senilai Rp166 juta, serta harta bergerak lainnya sebesar Rp155 juta. Angka ini menunjukkan komitmennya dalam melaporkan aset sebagai pejabat publik.
Kejadian video viral yang melibatkan Deni Surjantoro dengan Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa ini memang menyisakan banyak pertanyaan. Namun, satu hal yang pasti, insiden tersebut telah membuka mata publik untuk mengenal lebih jauh sosok pejabat dengan rekam jejak dan kapabilitas yang tak diragukan ini.
(Tribunnews.com/Tribunnewsmaker.com/Kompas.com/Bangkapos.com)
Ringkasan
Seorang pejabat Kementerian Keuangan, Deni Surjantoro, menjadi sorotan setelah videonya ditolak jabat tangan oleh Menteri Keuangan, Purbaya Yudhi Sadewa, viral. Kejadian ini memicu berbagai spekulasi di media sosial. Deni Surjantoro sendiri menjabat sebagai Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Informasi (BKLI) Kementerian Keuangan.
Deni Surjantoro memiliki rekam jejak karir yang solid, termasuk pengalaman di Direktorat Jenderal Bea dan Cukai dan penugasan sebagai Atase Keuangan di Singapura. Berdasarkan laporan LHKPN terakhirnya, total harta kekayaan Deni Surjantoro tercatat sebesar Rp1,9 miliar, didominasi oleh kas dan aset tanah serta bangunan.