IHSG Diproyeksikan Lanjut Menguat pada Selasa (4/11/2025)

Shoesmart.co.id JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sukses mengakhiri perdagangan Senin (3/11/2025) di zona hijau, menunjukkan performa yang mengesankan di tengah dinamika pasar.

Pada penutupan perdagangan, IHSG melonjak 111,20 poin atau setara 1,36%, mencapai level 8.275,08. Kenaikan ini didukung oleh pergerakan positif mayoritas saham, dengan 353 saham menguat, 291 saham melemah, dan 169 saham stagnan.

Analis MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana, mengamati bahwa penguatan IHSG pada Senin (3/11/2025) tidak hanya signifikan, tetapi juga disertai dengan munculnya volume pembelian yang solid. Menurutnya, pergerakan positif ini selaras dengan tren mayoritas bursa global, meskipun nilai tukar rupiah terpantau melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).

Herditya menambahkan, pasar modal juga merespons positif data ekonomi domestik yang baru dirilis. Inflasi Indonesia tercatat meningkat menjadi 2,86%, sementara neraca perdagangan Indonesia masih membukukan surplus sebesar US$4,34 miliar, menunjukkan ketahanan fundamental ekonomi.

Senada, Equity Research Analyst Phintraco Sekuritas, Alrich Paskalis Tambolang, menyoroti bahwa pada perdagangan hari ini, sektor consumer cyclical menjadi penyumbang kenaikan terbesar, sedangkan sektor properti mengalami koreksi yang paling signifikan. Optimisme terhadap pemulihan ekonomi domestik dan antisipasi akan kinerja pasar modal yang cenderung membaik menjelang akhir tahun, menjadi pendorong utama penguatan indeks.

Alrich menjelaskan, meskipun inflasi domestik di Oktober 2025 mencapai level tertinggi sejak April 2024, yakni 2,86% YoY, angka tersebut masih berada dalam kisaran target Bank Indonesia (BI) di level 1,5%-3,5%. Data inflasi Indonesia tercatat sebesar 0,28% MoM dan 2,86% YoY di Oktober 2025, meningkat dari masing-masing 0,21% MoM dan 2,65% YoY pada September 2025. Komoditas yang memberikan kontribusi terbesar terhadap inflasi adalah emas perhiasan.

Selain itu, Indeks PMI manufaktur Indonesia juga menunjukkan peningkatan yang positif, tercatat di level 51.2 pada Oktober 2025, naik dari 50.4 di September 2025. Ini menandai kenaikan selama tiga bulan berturut-turut, didukung oleh kenaikan pesanan baru yang mendorong produksi stabil, pertumbuhan pembelian, serta terbukanya lapangan kerja dengan laju tercepat sejak Mei.

Sementara itu, neraca perdagangan Indonesia kembali membukukan surplus sebesar US$4,34 miliar pada September 2025. Angka ini memang sedikit menurun dari surplus US$5,49 miliar di Agustus 2025, namun jauh lebih tinggi dibandingkan US$3,18 miliar pada September 2024. Ekspor tumbuh 11,41% YoY di September 2025, menjadi pertumbuhan tertinggi sejak Februari 2025, didorong oleh peningkatan permintaan dari Tiongkok sebesar 12,79% dan Amerika Serikat sebesar 9,08%.

Menatap perdagangan selanjutnya, Herditya memproyeksikan bahwa IHSG masih berpeluang menguat. Ia menetapkan level support di 8.243 dan resistance di 8.292 untuk perdagangan Selasa (4/11). Pergerakan IHSG diperkirakan akan tetap dipengaruhi oleh rilis kinerja emiten serta data manufaktur AS.

Dari sisi analisis teknikal, Alrich menyoroti adanya penyempitan slope negative MACD yang berpotensi memicu Golden Cross. Stochastic RSI juga melanjutkan kenaikan di area pivot, sementara IHSG berhasil bertahan di atas level MA5 dan MA20. Indikator A/D mengindikasikan terjadinya akumulasi. Berdasarkan analisis ini, Alrich memperkirakan IHSG berpotensi melanjutkan kenaikan, menguji level 8.300-8.350 pada perdagangan Selasa (4/11/2025).

Sebagai rekomendasi bagi investor, Herditya menyarankan untuk mencermati saham CDIA dengan target harga Rp 1.915 – Rp 2.100 per saham, INKP Rp 7.800 – Rp 8.200 per saham, dan KLBF Rp 1.310 – Rp 1.395 per saham. Senada, Alrich juga merekomendasikan investor untuk memperhatikan saham ASII, PTRO, ELSA, AKRA, dan SCMA untuk potensi keuntungan pada perdagangan Selasa (4/11/2025).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *