
Shoesmart.co.id JAKARTA. Kinerja PT Geoprima Solusi Tbk (GPSO) mulai menunjukkan perbaikan dari sisi arus kas dan efisiensi biaya. Ini berkaca dari laporan keuangan yang berakhir 30 September 2025.
Melansir laporan keuangan per September 2025, GPSO mencatatkan arus kas neto dari aktivitas operasi sebesar Rp 316,68 juta. Ini berbalik dari arus kas negatif atau rugi Rp 6,07 miliar.
Direktur Utama Geoprima Solusi, Karnadi Margaka, menjelaskan membaliknya arus kas dari aktivitas operasi, menunjukkan kekuatan bisnis inti GPSO yang mulai tangguh.
Ada Calon Investor Strategis Mau Akuisisi Geoprima Solusi (GPSO)
“Adapun pembalikan arus kas ini turut didorong oleh pertumbuhan impresif pada penerimaan kas dari pelanggan,” jelasnya dalam keterangan resmi, Selasa (4/10).
GPSO berhasil mencatat penerimaan kas sebesar Rp 7,7 miliar pada periode Januari–Juni 2025. Ini signifikan 48,2% secara tahunan atau Year on Year (YoY) dari Rp 5,19 miliar di periode yang sama pada 2024.
Karnadi menyampaikan peningkatan dari pos penerimaan kas dari pelanggan tersebut mengindikasikan adanya peningkatan efektivitas penagihan dan likuiditas transaksi dari bisnis inti GPSO.
GPSO Chart by TradingView
“Kinerja positif dari aktivitas operasi juga berdampak langsung pada posisi kas dan efisiensi pengeluaran GPSO,” jelasnya.
Ada Proyek PSN, Geoprima Solusi (GPSO) Optimistis Kebutuhan Alat Survei Meningkat
Adapun per 30 September 2025, GPSO mencatat Kas dan bank sebesar Rp 2,26 miliar. Ini meningkat hingga 193% dibandingkan posisi akhir tahun 2024 sebesar Rp 770,37 juta.
Di sisi lain, GPSO juga mampu melakukan efisiensi biaya. Misalnya, beban umum dan administrasi GPSO turun dari Rp 6,23 miliar per September 2024 menjadi Rp 5,5 miliar per September 2025.
Sementara itu, GPSO berhasil meraup cuan dari penjualan sebesar Rp 3,12 miliar per September 2025. Dengan perolehan laba bruto senilai Rp 1,9 triliun selama Januari–September 2025.
Grup Tjokro Memulai Proses Akuisisi Geoprima Solusi (GPSO)
Karnadi bilang manajemen GPSO tengah beralih dari fokus pada volume penjualan ke arah peningkatan kualitas laba dan pengelolaan modal kerja yang lebih efisien.