Bertemu Prabowo, Mendikti Bahas Pemanfaatan AI di Kurikulum

Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek), Brian Yuliarto, mengumumkan bahwa pemerintah sedang serius mengkaji pemanfaatan teknologi mutakhir, termasuk artificial intelligence (AI), untuk memutakhirkan kurikulum pendidikan tinggi di Indonesia. Langkah strategis ini diharapkan dapat membawa sistem pendidikan ke era baru yang lebih relevan dan adaptif.

Pernyataan penting ini disampaikan Brian usai mengikuti rapat terbatas (ratas) yang dipimpin langsung oleh Presiden Prabowo Subianto di kediaman Presiden di Jalan Kertanegara, Jakarta Selatan, pada Minggu (19/10). Pertemuan tersebut menggarisbawahi urgensi adaptasi pendidikan terhadap dinamika global.

“Bapak Presiden secara khusus mengingatkan kami akan pesatnya perkembangan teknologi, terutama pemanfaatan AI, serta inovasi-inovasi lain yang perlu dipertimbangkan dan diperhitungkan secara cermat dalam proses pembaruan kurikulum,” ungkap Brian, mengutip arahan Presiden Prabowo.

Ia menambahkan, program pembaruan kurikulum ini memiliki tujuan utama untuk menyiapkan sumber daya manusia (SDM) Indonesia yang berkualitas dan siap bersaing. SDM yang unggul ini diharapkan mampu mendukung berbagai program pemerintah yang menargetkan pertumbuhan ekonomi berkelanjutan di masa depan.

Baca juga:

  • Dipanggil Prabowo, Bahlil Laporkan Progres Sumur Rakyat hingga Bioetanol
  • Prabowo Panggil Sejumlah Menteri ke Kertanegara Sore Ini, Ada Apa?
  • Survei Poltracking: Tingkat Kepuasan Kinerja Prabowo Setahun Terakhir 78%

Selain itu, salah satu fokus pembahasan dalam ratas kali ini adalah penguatan bidang Science, Technology, Engineering, dan Mathematics (STEM). Brian menyoroti kembali wacana pemerintah untuk mendorong lahirnya industri-industri baru, terutama yang berkaitan dengan ketahanan pangan, energi, dan hilirisasi mineral. Bidang-bidang ini memerlukan dukungan SDM yang spesifik dan terampil.

Dalam konteks tersebut, Brian menjelaskan bahwa Presiden Prabowo mengingatkan pentingnya perhitungan akurat terkait kebutuhan SDM di masa mendatang. Hal ini mencakup penyesuaian program beasiswa Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) dan skema pendidikan lainnya agar selaras dengan proyeksi perkembangan industri di Indonesia.

“Tujuannya sangat jelas, yaitu agar apa yang kita lakukan di perguruan tinggi, termasuk program beasiswa LPDP dan berbagai inisiatif pendidikan lainnya, benar-benar sesuai dengan jumlah dan kualitas SDM yang dibutuhkan. Dengan begitu, kita dapat mencegah terjadinya ketidaksesuaian atau kesenjangan antara SDM yang kita siapkan melalui pendidikan tinggi dengan kebutuhan pertumbuhan industri di kemudian hari,” tegas Brian, mengakhiri pernyataannya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *