Jakarta, IDN Times – SoftBank Group baru saja membuat langkah berani dengan menginvestasikan US$2 miliar (sekitar Rp32,4 triliun) di Intel Corporation. Investasi besar ini bukan hanya suntikan dana signifikan bagi raksasa chip asal Amerika Serikat tersebut, tetapi juga sinyal kuat kepercayaan SoftBank terhadap potensi pemulihan dan transformasi bisnis Intel yang sedang berlangsung.
Langkah strategis ini sekaligus menempatkan SoftBank sebagai salah satu pemegang saham terbesar Intel, memperkuat kolaborasi kedua perusahaan di tengah persaingan sengit industri semikonduktor global. Pengumuman investasi ini langsung disambut positif oleh pasar saham, menunjukkan optimisme investor terhadap masa depan Intel.
SoftBank akan mengakuisisi saham Intel senilai US$2 miliar dengan harga US$23 per lembar, menempatkannya di antara 10 pemegang saham terbesar perusahaan. “Kami sangat senang dapat memperdalam hubungan dengan SoftBank, sebuah perusahaan yang berada di garis depan inovasi teknologi dan mencerminkan komitmen bersama terhadap kemajuan manufaktur dan kepemimpinan teknologi di AS,” ujar Lip-Bu Tan, CEO Intel, seperti dikutip Techcrunch. Kenaikan harga saham Intel sebesar 5 persen setelah pengumuman ini menjadi bukti nyata kepercayaan pasar.
“Investasi strategis ini mencerminkan keyakinan kami bahwa manufaktur dan pasokan semikonduktor akan berkembang lebih pesat di AS, dengan Intel memainkan peran penting di dalamnya,” ungkap Masayoshi Son, CEO SoftBank. Proses akuisisi saham ini masih menunggu penyelesaian administrasi dan pengawasan regulator pasar.
Intel tengah berupaya bangkit dari tekanan akibat kegagalan manajemen dalam beberapa tahun terakhir, yang mengakibatkan perusahaan tertinggal dalam persaingan chip kecerdasan buatan (AI). Persaingan ketat dengan perusahaan seperti Nvidia dan TSMC membuat Intel kehilangan pangsa pasar yang signifikan. Saham Intel bahkan sempat anjlok hingga 60 persen sepanjang tahun 2024 sebelum mengalami pemulihan sekitar 18 persen di awal tahun ini.
Sejak Maret 2025, CEO baru Lip-Bu Tan telah melakukan restrukturisasi besar-besaran, termasuk penutupan divisi otomotif dan pengurangan tenaga kerja hingga 15 persen. “Masayoshi dan saya telah bekerja sama selama puluhan tahun, dan saya sangat menghargai kepercayaan yang ia berikan pada Intel lewat investasi ini,” kata Tan dalam keterangan resminya, seperti dikutip Techbuzz. Investasi SoftBank menjadi bukti kepercayaan investor global terhadap upaya pemulihan Intel, memicu harapan kebangkitan inovasi chip AI dan manufaktur di AS.
Para analis memprediksi investasi SoftBank akan mempercepat pengembangan chip AI Intel serta pembangunan pabrik baru di Ohio yang sempat tertunda. Investasi sebesar US$2 miliar ini bukan sekadar penyelamat finansial, tetapi juga penanda babak baru bagi Intel. Strategi foundry dan integrasi solusi AI diharapkan segera terwujud. “Kasus investasi SoftBank pada Intel didasarkan pada tiga faktor: eksekusi roadmap 18A, keberhasilan bisnis foundry, dan kapasitas menintegrasikan solusi AI pada portofolio Intel,” jelas analis dari AInvest.
Dengan margin laba kotor 51,45 persen dan rasio harga terhadap pendapatan 14,04, Intel dinilai memiliki potensi menarik bagi investor jangka panjang jika mampu mencapai target pengembangan chip AI. Keberhasilan investasi ini, menurut Intel, sangat bergantung pada sinergi teknologi dengan SoftBank dan dukungan pemerintah AS yang tengah mempertimbangkan untuk ikut berinvestasi demi mendorong manufaktur semikonduktor dalam negeri.
Ringkasan
SoftBank Group telah menginvestasikan US$2 miliar (sekitar Rp32,4 triliun) di Intel Corporation, menjadikannya salah satu pemegang saham terbesar Intel. Investasi ini menunjukkan kepercayaan SoftBank pada potensi pemulihan dan transformasi bisnis Intel, yang tengah berupaya bangkit dari persaingan ketat di industri semikonduktor dan kegagalan manajemen sebelumnya. Langkah ini disambut positif oleh pasar saham, dengan harga saham Intel naik 5 persen.
Investasi tersebut bertujuan mempercepat pengembangan chip AI Intel dan pembangunan pabrik baru di Ohio. CEO Intel, Lip-Bu Tan, menekankan pentingnya kolaborasi dengan SoftBank dan dukungan pemerintah AS untuk keberhasilan strategi foundry dan integrasi solusi AI Intel. Analis memperkirakan investasi ini akan membawa dampak positif jangka panjang bagi Intel, terutama jika target pengembangan chip AI tercapai.