Segmen Fintech Unggul, Cermati Rekomendasi Saham GoTo Gojek Tokopedia (GOTO)

Shoesmart.co.id JAKARTA. PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) berhasil mencatatkan kinerja positif yang solid sepanjang separuh pertama tahun ini, dengan segmen fintech menjadi salah satu pendorong utamanya.

Berdasarkan laporan keuangan perseroan, pada kuartal II-2025, GOTO membukukan kenaikan pendapatan bersih sebesar 2% secara kuartalan (QoQ) menjadi Rp 4,33 triliun. Jika dilihat dari akumulasi semester I-2025, pendapatan GOTO melesat 30% secara tahunan (YoY), mencapai angka Rp 8,5 triliun.

Dari sisi bottom line, kinerja GOTO menunjukkan perbaikan signifikan. Rugi bersih perusahaan tercatat sebesar Rp 580 miliar pada semester I-2025, menyusut drastis dari rugi sebesar Rp 2,7 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya di semester I-2024. Penurunan kerugian ini menjadi sinyal positif bagi investor.

Adapun kinerja segmen fintech GOTO benar-benar melesat pada semester I-2025. Nilai Transaksi Bruto (GTV) segmen ini melonjak 26% YoY, mencapai Rp 284 triliun. Pendapatan bersih segmen fintech juga tumbuh signifikan sebesar 82% YoY menjadi Rp 2,56 triliun, dengan take rate yang tetap stabil di angka 1%. Lebih mengesankan lagi, EBITDA yang disesuaikan (adjusted EBITDA) segmen ini mencatat perbaikan besar, dari rugi Rp 416 miliar pada periode yang sama tahun lalu, kini berbalik menjadi laba Rp 135 miliar.

Efisiensi Topang Kinerja GoTo Gojek Tokopedia (GOTO), Cek Rekomendasi Sahamnya

Equity Research Analyst OCBC Sekuritas, Gani, mencermati bahwa kinerja positif segmen fintech GOTO didorong oleh meningkatnya penetrasi pengguna layanan yang didukung kuat oleh ekosistem GoTo Group. “Tren pertumbuhan ini diproyeksikan akan terus berlanjut hingga akhir tahun,” terangnya kepada Kontan, Selasa (23/9/2025).

Senada dengan pandangan tersebut, analis BRI Danareksa Sekuritas, Kafi Ananta dan Erindra Krisnawan, menyoroti peluncuran GoPay Pinjam di TikTok Shop pada kuartal II-2025 sebagai pendorong utama penetrasi pelanggan yang lebih dalam di segmen fintech.

Di sisi lain, tidak semua segmen menunjukkan performa yang sama. Pada kuartal II-2025, GTV segmen on-demand services (ODS) tumbuh 8,8% YoY. Namun, angka ini menunjukkan perlambatan jika dibandingkan dengan rata-rata pertumbuhan tahunan sekitar 17% dalam empat kuartal terakhir. Penurunan momentum ini menjadi perhatian.

Kafi mencermati bahwa tekanan pada segmen ODS ini kemungkinan masih akan berlanjut dalam jangka pendek, mengingat promosi agresif dari para kompetitor yang masih gencar berlangsung di pasar. Oleh karena itu, Kafi menurunkan proyeksi GTV ODS untuk tahun fiskal 2025–2027 sebesar 4,0%–5,3%, menjadikannya lebih moderat di angka 7% YoY.

Adapun menurut Gani, perlambatan di segmen ODS ini dipicu oleh kebijakan rasionalisasi promo dan insentif bagi pelanggan, yang sebelumnya cukup masif. Selain itu, pelemahan daya beli masyarakat dan faktor kompetisi yang ketat juga menjadi penyebab utama.

Menjelang akhir tahun, Gani memandang ada beberapa hal penting yang perlu dicermati investor terhadap kinerja GOTO. Ini meliputi potensi penurunan suku bunga, aktivitas jual bersih oleh investor asing di pasar saham, dan tentunya performa perusahaan dalam mencapai target adjusted EBITDA yang telah ditetapkan.

Lebih lanjut, Kafi menambahkan bahwa terus menyusutnya kerugian di layanan transaksi Tokopedia akan menjadi penopang kuat bagi kinerja keuangan GOTO ke depan. “Hal ini memperkuat visibilitas GOTO untuk membukukan laba bersih positif lebih cepat dari perkiraan semula,” terangnya penuh optimisme.

Dengan mempertimbangkan berbagai faktor tersebut, baik Kafi maupun Gani sama-sama merekomendasikan “beli” untuk saham GOTO, dengan target harga Rp 100 per saham.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *