Samuel Sekuritas Targetkan IHSG Tembus 8.120 Akhir 2025, Cek Saham Pilihannya

JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diproyeksikan akan mencapai level 7.400 secara fundamental pada akhir tahun 2025, dengan potensi menembus 8.120 berdasarkan dorongan likuiditas. Proyeksi ambisius ini datang dari Samuel Sekuritas Indonesia, kendati disertai sorotan terhadap pelemahan kinerja emiten yang tercatat pada laporan keuangan kuartal II/2025.

Analisis Samuel Sekuritas mengungkapkan bahwa mayoritas emiten yang dipantau menunjukkan tren penurunan. Laba bersih inti agregat tercatat merosot 5,9% secara year on year (YoY). Prasetya Gunadi, Head of Research Samuel Sekuritas Indonesia, memaparkan bahwa dari 40 perusahaan yang melaporkan kinerjanya, hanya 45% yang sesuai ekspektasi. Angka yang lebih mengkhawatirkan adalah 40% perusahaan meleset dari perkiraan, dan hanya 15% yang berhasil melampaui ekspektasi pasar. “Mayoritas perusahaan yang menjadi pantauan kami merilis laporan keuangan kuartal II/2025 yang umumnya lemah,” tegas Prasetya pada publikasi riset terbaru, Kamis (14/8/2025).

Secara sektoral, kinerja beragam tercermin jelas. Sektor perbankan mencatat penurunan laba gabungan sebesar 3,4% YoY dan 3,8% secara Quarter on Quarter (QoQ), terutama karena peningkatan provisi di bank-bank besar seperti BBRI dan BBNI. Meski demikian, margin bunga bersih (NIM) BBCA dan BBRI relatif stabil. Sementara itu, sektor konsumer juga merasakan dampak tekanan margin dari tingginya biaya input serta lemahnya belanja diskresioner, yang menyebabkan laba turun 1,7% YoY.

Sektor telekomunikasi menghadapi tantangan serius dengan penurunan pendapatan yang dipicu oleh rendahnya average revenue per user (ARPU) dan lemahnya permintaan business-to-consumer (B2C). Di sisi lain, sektor peternakan unggas juga terpukul oleh anjloknya harga ayam broiler dan day old chick (DOC). Tidak ketinggalan, sektor batu bara menjadi yang terlemah, tertekan oleh penurunan harga jual rata-rata (ASP) ditambah kenaikan biaya operasional.

Namun, tidak semua sektor memburuk. Sektor logam emas justru mencatatkan kinerja cemerlang berkat harga jual rata-rata (ASP) yang tertinggi, mendorong laba signifikan bagi ANTM. Sektor nikel menampilkan hasil yang bervariasi, dengan NCKL menonjolkan kinerja positif melalui margin yang kuat dan kontribusi asosiasi.

Di tengah tekanan fundamental tersebut, arus dana asing di pasar modal masih terbatas. Namun, peningkatan partisipasi investor ritel berhasil menopang pergerakan IHSG. Prasetya menyoroti bahwa IHSG berhasil melonjak 8% secara bulanan pada Juli 2025, mengungguli pasar global. Kenaikan ini didorong oleh penguatan saham-saham seperti BREN, BRPT, dan CDIA, meskipun terjadi outflow asing bersih sebesar Rp7,1 triliun.

Sentimen global yang membaik seiring meredanya ketegangan perdagangan antara Amerika Serikat (AS) turut memberikan angin segar bagi pasar. Namun, kendala tetap ada, yakni konsumsi rumah tangga yang masih lemah dan laporan kuartal II yang mengecewakan. Samuel Sekuritas, dengan mempertimbangkan faktor-faktor ini, tetap mempertahankan target fundamental IHSG akhir 2025 di level 7.400.

Adapun target IHSG berbasis likuiditas yang lebih agresif, yakni 8.120, memperhitungkan momentum saham-sahm dengan kapitalisasi pasar besar (big caps). Saham-saham ini meliputi DSSA, TPIA, DCII, BRPT, CDIA, PANI, PTRO, BREN, AMMN, dan BYAN, yang secara agregat memiliki rasio Price to Earning Ratio (PER) fantastis sebesar 296 kali. Skenario ini juga mempertimbangkan rotasi modal ke saham-sahm yang sebelumnya tertinggal, di mana saham fundamental diperkirakan menyumbang 157 poin dan saham likuiditas 720 poin pada target tersebut.

Samuel Sekuritas juga membagikan daftar saham pilihan bagi investor. Untuk kategori saham fundamental, pilihan utama jatuh pada BBCA, TLKM, ICBP, AMRT, dan JPFA. Sementara itu, untuk preferensi alfa atau saham dengan potensi pertumbuhan tinggi, rekomendasi mencakup BKSL, ENRG, WIFI, RAJA, dan DEWA.

Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *