PTBA Cetak Rekor! Produksi Batubara Naik 9% & Rekomendasi Saham Terbaru

JAKARTA – Kinerja operasional PT Bukit Asam Tbk (PTBA) menunjukkan pemulihan yang signifikan sepanjang tahun berjalan, meskipun dihadapkan pada sejumlah tantangan. Prospek PTBA, sebagai salah satu raksasa batubara Indonesia, dinilai masih sangat positif oleh para analis.

Hingga kuartal III-2025, produksi batubara PTBA melesat 9% year-on-year (yoy) mencapai 35,90 juta ton, meningkat dari 32,87 juta ton pada periode yang sama tahun sebelumnya. Sejalan dengan peningkatan produksi, volume penjualan batubara juga menunjukkan pertumbuhan 8% yoy, menembus angka 33,70 juta ton dari realisasi 31,28 juta ton. Menariknya, 56% dari total penjualan ini diserap oleh pasar domestik, menunjukkan fokus perseroan pada stabilitas pasar dalam negeri, sementara sisanya ditujukan untuk ekspor. Tidak hanya itu, volume angkutan batubara PTBA juga turut naik 8% yoy, mencapai 30,02 juta ton dari 27,83 juta ton.

Abida Massi Armand, Fundamental Analyst BRI Danareksa Sekuritas, mencermati bahwa pertumbuhan operasional PTBA ini didukung kuat oleh kontribusi anak usaha, PT Satria Bahana Sarana (SBS), yang mencapai 21% dan secara efektif meningkatkan efisiensi aktivitas penambangan. Selain itu, Abida menjelaskan kepada KONTAN pada Senin (20/10/2025), “Sistem logistik terintegrasi berbasis kereta api dan pelabuhan yang memperlancar distribusi, turut menopang kinerja operasional PTBA secara signifikan.” Fokus PTBA pada pasar domestik juga menjadi kunci menjaga stabilitas kinerja di tengah gejolak harga batubara global.

Meski demikian, tekanan pada harga jual rata-rata (ASP) masih menjadi tantangan utama. Abida memperkirakan prospek operasional PTBA tetap positif, ditopang oleh keandalan rantai pasok logistik yang telah meningkat dalam dua tahun terakhir, sehingga risiko cuaca ekstrem di kuartal IV-2025 dapat diminimalkan. Permintaan domestik yang tinggi dari Perusahaan Listrik Negara (PLN) dan industri semen turut memberikan stabilitas tambahan bagi perseroan. “Efisiensi biaya, peningkatan produktivitas, dan diversifikasi pasar menempatkan PTBA pada posisi yang relatif kuat hingga akhir tahun,” tegas Abida.

Bagaimanapun, Abida menyoroti penurunan harga batubara internasional sebagai tantangan terbesar bagi profitabilitas PTBA, terutama karena “Penurunan harga memengaruhi ASP ekspor yang berkontribusi 44% terhadap total penjualan,” imbuhnya. Regulasi harga jual batubara domestik melalui skema Domestic Market Obligation (DMO) yang ditetapkan pemerintah membuat PTBA cenderung berperan sebagai emiten defensif dibandingkan siklikal, yang dalam jangka panjang membatasi ruang kenaikan laba di saat harga global sedang melambung.

Proyek Baru untuk Efisiensi

Di tengah bayang-bayang tantangan tersebut, progres proyek infrastruktur logistik Tanjung Enim-Keramasan diharapkan menjadi angin segar bagi PTBA dalam jangka menengah. Proyek yang direncanakan beroperasi pada 2026 ini berpotensi menurunkan biaya transportasi secara signifikan, memperbaiki margin jangka menengah, serta meningkatkan efisiensi rantai pasok batubara.

Oleh karena itu, Abida mencermati bahwa kombinasi risiko harga batubara dalam jangka pendek dan peluang efisiensi jangka menengah menjadikan saham PTBA menarik bagi investor dengan horizon investasi menengah. Dengan profil keuangan yang sehat, posisi kas yang kuat, serta rasio utang yang rendah, PTBA dinilai mampu mempertahankan kebijakan dividen yang menarik sekaligus membiayai ekspansi strategisnya. Abida menyarankan investor untuk mulai mengakumulasi saham PTBA secara bertahap, terutama saat terjadi koreksi harga. Hingga akhir 2025, Abida merekomendasikan “Beli” untuk PTBA, dengan target harga Rp 3.100 per saham.

Ringkasan

PT Bukit Asam Tbk (PTBA) mencatatkan peningkatan produksi batubara sebesar 9% year-on-year (yoy) hingga kuartal III-2025, mencapai 35,90 juta ton. Volume penjualan batubara juga naik 8% yoy, dengan 56% diserap oleh pasar domestik. Peningkatan ini didukung oleh kontribusi anak usaha dan sistem logistik terintegrasi, namun tekanan pada harga jual rata-rata (ASP) menjadi tantangan utama.

Prospek operasional PTBA dinilai positif, didorong oleh rantai pasok logistik yang handal dan permintaan domestik yang tinggi. Proyek infrastruktur logistik Tanjung Enim-Keramasan diharapkan meningkatkan efisiensi rantai pasok. Analis merekomendasikan “Beli” saham PTBA dengan target harga Rp 3.100 per saham, menganggap saham ini menarik bagi investor dengan horizon investasi menengah.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *