MAPI Bawa Ace Hardware ke Indonesia? Cek Rekomendasi Sahamnya!

Kabar mengejutkan mengguncang pasar modal hari Kamis (14/8) saat harga saham PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI) terpantau melesat signifikan. Lonjakan saham MAPI ini dipicu oleh rumor santer mengenai potensi kembalinya merek ritel perkakas terkemuka, Ace Hardware, ke pangkuan Mitra Adiperkasa di pasar Indonesia.

Menurut informasi yang beredar, MAPI disebut-sebut telah meneken kontrak dengan Ace Hardware US, menandai upaya untuk menghadirkan kembali merek tersebut setelah kontrak eksklusifnya dengan PT Ace Hardware Indonesia Tbk (ACES) berakhir beberapa waktu lalu. Meski demikian, detail konkret mengenai langkah ini masih minim, dan diperkirakan MAPI belum akan membuka gerai baru Ace Hardware hingga akhir tahun ini.

Ketidakjelasan informasi ini tercermin dari upaya KONTAN yang belum mendapatkan respons dari manajemen MAPI terkait kabar tersebut. Kendati demikian, kabar Ace Hardware ini sukses memicu antusiasme investor, mendorong harga saham MAPI melonjak 5,60% ke level Rp 1.320 per saham pada penutupan perdagangan Kamis (14/8) lalu.

Menanggapi hal ini, Angga Septianus, Community & Retail Equity Analyst Lead PT Indo Premier Sekuritas, mengingatkan investor untuk tetap berhati-hati. Angga menekankan bahwa informasi mengenai kembalinya Ace Hardware ke MAPI masih sebatas rumor. Lebih lanjut, ia memperingatkan bahwa jika rumor ini benar, langkah tersebut berpotensi menekan kinerja MAPI dengan memicu peningkatan biaya operasional perseroan.

Angga menjelaskan, “Sebab, mereka harus melakukan pembayaran atas merek Ace Hardware maupun mengimpor barang dari luar negeri sesuai kebutuhan.” Pernyataan ini cukup krusial, mengingat kinerja positif MAPI pada semester I-2025 justru didorong oleh efisiensi dan perbaikan dalam struktur biaya operasional perusahaan.

Faktanya, MAPI menunjukkan performa finansial yang solid pada paruh pertama tahun ini. Tercatat, laba bersih MAPI melesat 6,84% menjadi Rp 960,92 miliar di semester I-2025, naik dari Rp 899,33 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya. Kenaikan ini juga tercermin pada laba per saham dasar yang naik menjadi Rp 58 dari sebelumnya Rp 54.

Tak hanya itu, pendapatan bersih MAPI juga tumbuh signifikan 8,71% mencapai Rp 19,56 triliun per akhir Juni 2025, dibandingkan Rp 17,99 triliun di semester I-2024. Kontribusi utama pendapatan ini berasal dari segmen penjualan ritel sebesar Rp 16,54 triliun, diikuti departemen store Rp 1,42 triliun, kafe dan restoran Rp 1,52 triliun, serta pendapatan lain-lain Rp 131,46 miliar.

Menurut riset dari Analis Indo Premier Sekuritas, Andrianto Saputra dan Nicholas Bryan (31 Juli 2025), efisiensi biaya operasional (opex) MAPI terhadap penjualan tetap stabil di angka 34,2% (turun 10bps secara yoy), yang pada gilirannya menghasilkan margin EBIT yang sehat sebesar 8,3%.

Meskipun kinerja positif, prospek MAPI ke depan masih diwarnai oleh potensi tantangan, terutama terkait risiko pembengkakan biaya operasional (opex) dan proyeksi penjualan yang mungkin melemah, sebagaimana diidentifikasi oleh beberapa analis.

Meski demikian, optimisme tetap menyelimuti pandangan analis terhadap saham MAPI. Indo Premier Sekuritas, misalnya, mempertahankan rekomendasi “Beli” untuk MAPI, dengan target harga ambisius Rp 1.600 per saham.

Senada, Analis MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana, menyarankan rekomendasi “Trading Buy” untuk saham MAPI. Ia melihat pergerakan harga saham MAPI dengan level support di Rp 1.260 per saham dan resistance di Rp 1.330 per saham, menetapkan target harga antara Rp 1.350 hingga Rp 1.385 per saham.

Ringkasan

Saham PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI) melonjak akibat rumor kembalinya Ace Hardware ke Indonesia setelah kontrak dengan PT Ace Hardware Indonesia Tbk (ACES) berakhir. Meskipun belum ada konfirmasi resmi dari manajemen MAPI, kabar ini memicu antusiasme investor, namun analis mengingatkan potensi peningkatan biaya operasional jika rumor tersebut benar.

MAPI mencatatkan kinerja positif pada semester I-2025 dengan kenaikan laba bersih dan pendapatan bersih, didorong oleh efisiensi biaya operasional. Indo Premier Sekuritas mempertahankan rekomendasi “Beli” dengan target harga Rp 1.600 per saham, sementara MNC Sekuritas menyarankan “Trading Buy” dengan target harga antara Rp 1.350 hingga Rp 1.385 per saham.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *