Shoesmart.co.id JAKARTA – Perhelatan penting terjadi di Ibu Kota ketika Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menggelar pertemuan strategis dengan sejumlah pelaku pasar pada Senin (13/10). Dalam agenda krusial tersebut, institusi keuangan global sekelas JPMorgan turut hadir, menunjukkan betapa sentralnya diskusi yang berlangsung.
Giosha Ralie, yang menjabat sebagai Senior Country Officer JPMorgan Chase Bank Indonesia, menjelaskan bahwa pertemuan ini menjadi wadah untuk menerima pembaruan informasi terkini dari pemerintah Indonesia, khususnya dari Kementerian Keuangan. “Pertemuan ini juga memberikan arahan agar kami dapat bekerja sama secara optimal antara sektor perbankan dan pemerintahan,” paparnya saat ditemui di Kantor DJP Kementerian Keuangan, Senin (13/9).
Pria yang juga memegang posisi sebagai CEO dan Senior Country JPMorgan Sekuritas Indonesia ini menegaskan bahwa pertemuan ini, bersama dengan berbagai kebijakan pemerintah yang ada, akan berimbas positif pada pasar serta menciptakan sentimen yang konstruktif. “Kita berjalan bersama, membangun kepercayaan investor yang lebih kuat, agar ekonomi Indonesia dapat terus tumbuh dan bergerak maju,” tambah Giosha, optimis.
Usai Dicopot Jadi Kepala Bapanas, Arief Prasetyo Ungkap Hal Ini
Keyakinan JPMorgan Sekuritas Indonesia terhadap prospek ekonomi Tanah Air memang cukup kuat. Sebelumnya, mereka telah memproyeksikan pertumbuhan PDB Indonesia pada tahun 2026 akan mencapai angka 5,4%, diikuti dengan perkiraan pertumbuhan tahunan pendapatan fiskal sebesar 9,8%.
Dari perspektif pasar modal, JPMorgan Sekuritas Indonesia juga mengeluarkan proyeksi menarik. Berdasarkan riset terbaru tertanggal 27 September 2025, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diyakini mampu menyentuh level 8.500 dalam kurun waktu 12 bulan ke depan. Henry Wibowo, Head of Indonesia Research & Strategy JP Morgan Indonesia, menguraikan bahwa penguatan IHSG ini sebagian besar didorong oleh partisipasi aktif investor ritel dan investor domestik, yang terlihat dari tingkat partisipasi ritel sebesar 50%–52% pada bulan Juli dan Agustus lalu.
Namun, kondisi berbeda terlihat pada investor asing yang justru masih mencatatkan aksi net sell. Fenomena ini diindikasikan oleh adanya ketidakpastian domestik dan proyeksi pertumbuhan EPS (Earning Per Share) yang diperkirakan negatif pada tahun buku 2025.
Dalam analisis pilihan sektor, JPMorgan telah menaikkan peringkat sektor industri menjadi overweight, menunjukkan potensi pertumbuhan yang kuat. Sebaliknya, peringkat sektor energi diturunkan menjadi underweight, menyusul prospek pasokan dan permintaan batubara yang diproyeksikan melemah.
JPMorgan tetap mempertahankan peringkat overweight pada sektor konsumer, melihat adanya dukungan kuat dari stimulus pemerintah yang memang difokuskan untuk mendorong konsumsi domestik. Adapun saham pilihan mereka yang patut dicermati meliputi: BBCA, AMRT, ICBP, MAPI, ISAT, GOTO, ASII, CTRA, PWON, dan ATNM.
Adhi Karya Teken Perjanjian Jalan Tol Bogor–Serpong (via Parung) Senilai Rp 12,35 T
Ringkasan
Menteri Keuangan bertemu dengan pelaku pasar, termasuk JPMorgan, untuk mendapatkan informasi terkini dari pemerintah Indonesia. Pertemuan ini bertujuan untuk meningkatkan kerjasama antara sektor perbankan dan pemerintah serta membangun kepercayaan investor guna mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia.
JPMorgan memproyeksikan pertumbuhan PDB Indonesia mencapai 5,4% pada tahun 2026 dan IHSG menyentuh level 8.500 dalam 12 bulan ke depan, didorong oleh investor ritel dan domestik. Mereka menaikkan peringkat sektor industri menjadi overweight dan mempertahankan peringkat overweight pada sektor konsumer, sementara sektor energi diturunkan menjadi underweight.