IHSG Bergerak Datar di 8.062 Sesi I Rabu (1/10), Top Gainers LQ45: SCMA, JPFA, CPIN

Shoesmart.co.id  JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencoba bertahan di zona hijau pada perdagangan sesi pertama Rabu (1/10/2025).

Mengutip data RTI, IHSG bergerak datar 0,01% atau naik 1,014 poin ke level 8.062,076.

Tercatat, sebanyak 353 saham menguat, 292 saham melemah, dan 150 saham stagnan. Total volume perdagangan mencapai 36,3 miliar saham dengan nilai transaksi Rp 12,4 triliun.

Enam indeks sektoral menopang penguatan IHSG. Tiga sektor dengan kenaikan tertinggi adalah IDX-Techno (+4,94%), IDX-Basic (+1,08%), dan IDX-Cyclic (+1,08%).

Taiwan dan Malaysia Pimpin Kenaikan Bursa Asia, Rupiah dan Mata Uang Lain Stabil

Saham Top Gainers LQ45:

  • PT Surya Citra Media Tbk (SCMA) naik 19,05% ke Rp 400
  • PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA) naik 2,55% ke Rp 2.010
  • PT Charoen Pokphand Tbk (CPIN) naik 1,93% ke Rp 4.750

IHSG Dibuka Rebound ke 8.088 Mengawali Oktober Rabu (1/10), Bursa Regional Beragam

Saham Top Losers LQ45:

  • PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) turun 3,11% ke Rp 7.000
  • PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) turun 2,89% ke Rp 1.175
  • PT Vale Indonesia Tbk (INCO) turun 2,50% ke Rp 4.290

JP Morgan Tetapkan Target IHSG 8.600, Simak Pertimbangan dan Rekomendasi Sahamnya!

  SCMA Chart by TradingView  

Risiko Shutdown AS

Bursa saham Asia memulai Oktober dengan catatan positif, menebus sebagian kerugian dari sesi sebelumnya.

Bursa Malaysia mencatatkan level tertinggi dalam sembilan bulan, sementara indeks Taiwan nyaris menyentuh rekor tertinggi, seiring Wall Street yang membukukan kenaikan tipis.

Di sisi mata uang, pergerakan relatif terbatas. Rupiah dan baht melemah 0,2%, sementara peso Filipina dan dolar Taiwan stabil.

Indeks dolar AS, yang mengukur pergerakan terhadap enam mata uang utama, berada di dekat level terendah dalam satu minggu menjelang shutdown pemerintah AS.

Shutdown parsial pemerintah AS terjadi pada Rabu setelah Kongres dan Gedung Putih gagal mencapai kesepakatan pendanaan.

Investor khawatir jika shutdown berlanjut, rilis data pekerjaan penting akan tertunda, sehingga Federal Reserve kehilangan informasi krusial menjelang rapat kebijakan pada 29 Oktober.

Trump Tambah Panas Situasi, Shutdown Pemerintah AS Tinggal Hitungan Jam

“Mata uang Asia diperdagangkan tenang hari ini karena kurangnya katalis baru, ditambah pasar onshore China sedang libur, sehingga minim petunjuk,” kata Christopher Wong, analis mata uang OCBC. Ia menambahkan, investor bersikap “wait-and-see” menghadapi risiko shutdown AS yang dapat memperlambat ekonomi jika berlangsung lama.

Di pasar saham, indeks acuan Taiwan melonjak hingga 2%, mendekati rekor tertinggi. Sementara itu, indeks MSCI Asia Emerging Markets naik 0,7%, mencatat kenaikan ketiga berturut-turut, dan indeks gabungan ASEAN bertambah 0,3%.

Di Wall Street, tiga indeks utama ditutup lebih tinggi dalam sesi yang bergerak fluktuatif, mendukung pergerakan indeks Taipei.

Bursa Kuala Lumpur naik hingga 0,7%, menembus level tertinggi sejak Januari, sementara bursa Singapura bertambah 0,8%, mencapai level tertinggi sejak 17 September dengan tren kenaikan tiga hari berturut-turut.

Menurut analis Maybank, meski indeks mid-cap dan small-cap turun, saham-saham besar (big-cap) tetap menjadi fokus utama pasar.

Di Manila, saham yang turun 3,3% sepanjang September kini menguat 0,8% setelah tujuh hari berturut-turut melemah.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *