Shoesmart.co.id – Harga emas berhasil mencetak rekor tertinggi pada perdagangan Rabu (1/10), menarik perhatian investor global di tengah meningkatnya ketidakpastian. Lonjakan harga ini didorong oleh minat besar terhadap aset safe haven, terutama akibat ancaman penutupan pemerintahan (government shutdown) di Amerika Serikat (AS) yang semakin mendekat.
Selain itu, data tenaga kerja AS yang menunjukkan pelemahan turut memperkuat ekspektasi pasar akan adanya pemangkasan suku bunga lanjutan oleh bank sentral AS, Federal Reserve. Kondisi ini secara kolektif membentuk sentimen positif yang kuat yang menguntungkan pasar emas.
Melansir laporan Reuters, harga emas spot terpantau naik 0,4%, mencapai level US$ 3.872,87 per ons troi pada pukul 02.06 GMT. Sementara itu, kontrak emas berjangka AS untuk pengiriman Desember menunjukkan penguatan yang lebih signifikan, naik 0,7% menjadi US$ 3.901,40. Penguatan ini juga didukung oleh indeks dolar yang bertahan mendekati posisi terendah dalam sepekan, menjadikan emas yang berdenominasi dolar lebih terjangkau dan menarik bagi para pembeli di luar AS.
Buyback Emas Antam Naik Rp 3.000 Rabu (1/10), Kini di Rp 2,084 Juta per Gram
Nicholas Frappell, Global Head of Institutional Markets di ABC Refinery, menjelaskan faktor-faktor pendorong kenaikan ini. “Emas diuntungkan dari melemahnya dolar, situasi politik yang memanas terkait ancaman shutdown di AS, serta ketidakpastian geopolitik global yang terus membayangi,” ujarnya. Pernyataan ini menegaskan posisi emas sebagai pelindung nilai dalam kondisi ekonomi dan politik yang bergejolak.
Ancaman shutdown pemerintahan AS menjadi perhatian utama. Senat AS pada Selasa (30/9) gagal meloloskan undang-undang perpanjangan pendanaan pemerintah, mendorong negara tersebut semakin dekat ke jurang penutupan. Situasi ini diperparah dengan ancaman Presiden Donald Trump yang akan melakukan pemangkasan tambahan terhadap tenaga kerja federal. Implikasi dari shutdown berpotensi menunda rilis data ekonomi krusial, termasuk laporan ketenagakerjaan non-farm payrolls yang dinantikan pada Jumat mendatang.
Harga Emas Antam Logam Mulia Naik Rp 3.000 Jadi Rp 2.237.000 Per Gram Hari Ini (1/10)
Di sisi lain, laporan JOLTS yang dirilis pada Selasa sebelumnya mengindikasikan pertumbuhan tipis lowongan kerja AS pada Agustus, diikuti penurunan rekrutmen. Data ini secara jelas menjadi sinyal pelemahan pasar tenaga kerja yang lebih luas. Kondisi tersebut semakin memperkuat ekspektasi pelaku pasar terhadap pemangkasan suku bunga oleh The Fed. Berdasarkan CME FedWatch Tool, terdapat probabilitas 97% penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin pada Oktober ini, dan 76% kemungkinan penurunan tambahan pada Desember. Laporan ketenagakerjaan ADP yang akan dirilis Rabu ini juga akan menjadi acuan penting bagi investor untuk mengukur arah kebijakan moneter.
Michael Hsueh, analis logam mulia di Deutsche Bank, optimistis terhadap keberlanjutan tren ini. “Sulit melihat akhir cepat dari tren ini, dan kami memproyeksikan penguatan emas masih akan berlanjut dalam jangka pendek,” katanya. Sepanjang tahun ini, harga emas telah melesat lebih dari 47%. Logam mulia ini secara historis memang berfungsi sebagai lindung nilai tradisional terhadap ketidakpastian ekonomi dan politik, serta menjadi pilihan investasi yang lebih menarik dalam lingkungan suku bunga rendah.
Potensi Cuan 43,53% Setahun, Cek Harga Emas Antam Hari Ini (1 Oktober 2025)!
Tren positif tidak hanya memengaruhi emas. Harga perak spot juga mengalami kenaikan signifikan sebesar 1,5%, mencapai US$ 47,39 per ons troi, menyentuh level tertinggi dalam lebih dari 14 tahun. Platinum turut menguat 1,4% ke US$ 1.595,85, sementara paladium naik 0,9% menjadi US$ 1.267,75. Kenaikan harga pada berbagai logam mulia ini menegaskan minat investor yang meluas terhadap aset-aset tersebut sebagai respons terhadap dinamika pasar global.