Shoesmart.co.id JAKARTA. Kontras dengan sentimen positif yang menyelimuti mayoritas bursa Asia, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) justru mengalami koreksi tajam, terjun hampir 3% pada sesi pertama perdagangan Senin, 27 Oktober 2025. Pergerakan ini mengejutkan pasar domestik di tengah optimisme regional.
Penurunan IHSG tercatat signifikan, anjlok 2,94% atau setara dengan 243,38 poin, mengakhiri sesi di level 8.028,34 berdasarkan data RTI. Gambaran pasar kian suram dengan dominasi saham-saham yang melemah; sebanyak 550 saham terkoreksi, berbanding 150 saham yang menguat, dan 107 saham lainnya stagnan. Aktivitas perdagangan juga menunjukkan skala besar dengan total volume mencapai 24,1 miliar saham, membukukan nilai transaksi fantastis sebesar Rp 17,8 triliun.
Koreksi pasar yang mendalam tidak pandang bulu, menyeret seluruh 11 indeks sektoral ke zona merah dan memperparah tekanan pada IHSG. Sektor-sektor yang mengalami pukulan terberat termasuk IDX-Property yang anjlok 4,53%, diikuti oleh IDX-Energy dengan penurunan 4,45%, serta IDX-Industry yang terkoreksi 3,76%.
Di antara saham-saham dengan kinerja terburuk di indeks LQ45, PT Barito Pacific Tbk (BRPT) memimpin daftar pelemahan dengan terjun 12,36% ke level Rp 3.190. Disusul oleh PT Surya Citra Media Tbk (SCMA) yang merosot 7,51% menjadi Rp 320, dan PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) yang terkoreksi 5,09% ke Rp 1.305.
Namun, di tengah gelombang merah tersebut, beberapa saham di indeks LQ45 berhasil menunjukkan kekuatan sebagai penopang. PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) mencatat kenaikan impresif 9,09% ke Rp 2.760. Sementara itu, PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR) menguat 3,80% mencapai Rp 1.365, dan PT Map Aktif Adiperkasa Tbk (MAPA) turut membukukan kenaikan 3,17% menjadi Rp 650.
Bursa Asia Menguat Dipimpin Nikkei dan Kospi
Berbanding terbalik dengan kondisi di Jakarta, sentimen investor di kawasan Asia justru terlihat semarak. Bursa saham regional kompak bergerak positif, dengan Indeks Nikkei 225 Jepang menjadi salah satu pendorong utama. Indeks acuan ini mencetak sejarah, berhasil menembus level 50.000 untuk pertama kalinya dengan kenaikan lebih dari 2%, sementara indeks Topix juga ikut menguat 1,61%.
Penguatan ini didorong oleh optimisme pasar yang berkembang pesat, terutama terkait kemajuan signifikan dalam pembicaraan dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok. Selain itu, momentum positif dari Wall Street juga turut memberikan dorongan kuat bagi pasar Asia.
Di Jepang, perhatian pasar tertuju pada pertemuan Perdana Menteri Sanae Takaichi dengan Presiden AS Donald Trump di Tokyo pekan ini. Menurut analisis Crédit Agricole CIB, Takaichi diharapkan akan mengadvokasi perluasan permintaan domestik melalui kebijakan ekonomi ekspansif. Strategi ini dipandang sebagai “solusi win-win” yang berpotensi membantu Jepang keluar dari stagnasi deflasi struktural sekaligus berkontribusi pada pengurangan defisit perdagangan AS.
Tidak hanya Jepang, kegembiraan juga terasa di bursa Korea Selatan. Indeks Kospi melonjak impresif 2,1%, berhasil menembus level 4.000 untuk pertama kalinya dalam sejarahnya, sementara Kosdaq tak ketinggalan naik 1,45%. Di Hong Kong, indeks Hang Seng menguat 1,15%, dan indeks CSI 300 China daratan juga membukukan kenaikan solid 0,83%.
Sentimen positif juga merambah sektor hiburan Korea Selatan. Saham Hybe, agensi yang menaungi supergrup K-pop BTS, melesat hampir 10%. Lonjakan ini terjadi menyusul laporan Bloomberg yang mengungkapkan rencana BTS untuk menggelar tur dunia di 65 kota, dengan separuh jadwalnya akan berlangsung di Amerika Utara. Melengkapi gambaran positif di Asia, indeks S&P/ASX 200 Australia juga memulai perdagangan dengan solid, menguat 0,54%.