Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Indonesia berhasil menarik perhatian investor global dengan perolehan dana signifikan dari penerbitan Surat Utang Negara (SUN). Total dana yang berhasil dihimpun mencapai USD 1,85 miliar melalui SUN berdenominasi dolar Amerika Serikat, serta EUR 600 juta dari penerbitan SUN berwawasan pembangunan berkelanjutan (SDG Bond) dalam denominasi euro.
Pencapaian ini, menurut Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemenkeu, Suminto, merupakan bukti konkret akan kepercayaan investor global yang kuat dan berkelanjutan. Kepercayaan ini dipicu oleh prospek ekonomi Indonesia yang kokoh dan fundamental yang solid, seperti disampaikannya dalam keterangan resmi pada Jumat (10/10).
Antusiasme pasar terlihat jelas sejak pemerintah membuka penawaran. Penawaran SUN denominasi USD dibuka pada sesi pagi Asia tanggal 8 Oktober 2025, disusul dengan penawaran SUN denominasi EUR pada pembukaan pasar Eropa di hari yang sama. Respons yang luar biasa tercermin dari orderbook yang membludak, mencapai lebih dari USD 4,9 miliar untuk denominasi dolar dan EUR 3 miliar untuk denominasi euro.
Dari penawaran yang sangat diminati tersebut, pemerintah sukses menjual tiga seri surat utang. Rinciannya meliputi:
- Seri RI0431: dengan tenor 5,5 tahun, nilai penerbitan USD 600 juta, dan kupon 4,300 persen dengan hasil (yield) 4,350 persen.
- Seri RI0436: memiliki tenor 10,5 tahun, nilai penerbitan USD 1,25 miliar, dan kupon 4,900 persen dengan hasil 4,950 persen.
- Seri RIEUR1033: merupakan SDG Bond berdenominasi euro dengan tenor 8 tahun, nilai penerbitan EUR 600 juta, dan kupon 3,750 persen dengan hasil 3,752 persen.
Ketiga seri obligasi tersebut dijadwalkan terbit secara resmi pada 16 Oktober 2025 (T+5). Tanggal jatuh tempo masing-masing adalah 16 April 2031 untuk seri RI0431, 16 April 2036 untuk seri RI0436, dan 16 Oktober 2033 untuk seri RIEUR1033.
Penerbitan SUN dalam denominasi euro ini menandai SDG Bond ketiga Indonesia sejak tahun 2021. Obligasi ini dirancang mengacu pada Kerangka Sekuritas Pemerintah Berkelanjutan (Sustainable Government Securities Framework) yang selaras dengan standar internasional, termasuk prinsip-prinsip yang ditetapkan oleh International Capital Market Association (ICMA). Pemerintah berkomitmen penuh untuk terus memenuhi standar tersebut melalui penyusunan laporan alokasi dan dampak dari obligasi tematik ini.
Dana segar yang diperoleh dari penerbitan SUN global ini akan dialokasikan untuk membiayai Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun 2025. Secara spesifik, hasil dari penerbitan SDG bond akan difokuskan pada program dan proyek yang memenuhi kriteria Eligible SDGs Expenditures sesuai Kerangka Sekuritas Pemerintah Berkelanjutan. Langkah ini menegaskan tekad pemerintah dalam mendukung pembiayaan berkelanjutan menuju tercapainya Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) 2030.
Ketiga seri SUN ini telah mendapatkan peringkat kredit yang kuat, yaitu Baa2 dari Moody’s, BBB dari S&P, dan BBB dari Fitch. Kehadiran obligasi ini juga akan dicatatkan di Singapore Exchange Securities Trading Limited (SGX-ST) dan Frankfurt Stock Exchange (FSE), memperluas jangkauan akses bagi investor internasional.
Tingginya minat investor internasional terhadap penerbitan kali ini bukan hanya mencerminkan keyakinan kuat terhadap fundamental ekonomi Indonesia, tetapi juga apresiasi terhadap pengelolaan fiskal yang prudent. Ini sekaligus menegaskan posisi Indonesia sebagai penerbit yang konsisten dan kredibel di pasar keuangan global.
Dalam suksesnya transaksi ini, sejumlah lembaga keuangan terkemuka turut berperan. BNP Paribas, Deutsche Bank (B&D), Goldman Sachs, Mandiri Securities, dan Morgan Stanley bertindak sebagai Joint Lead Managers. Sementara itu, PT BRI Danareksa Sekuritas dan PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk berperan sebagai Domestic Dealer. Deutsche Bank juga secara khusus ditunjuk sebagai Koordinator Penataan Berkelanjutan, menggarisbawahi komitmen pada aspek keberlanjutan.
Ringkasan
Kementerian Keuangan berhasil menghimpun USD 1,85 miliar melalui penerbitan Surat Utang Negara (SUN) berdenominasi dolar AS dan EUR 600 juta dari SUN berwawasan pembangunan berkelanjutan (SDG Bond) berdenominasi euro. Respons investor global sangat positif, tercermin dari orderbook yang membludak, dengan total penawaran melebihi USD 4,9 miliar untuk denominasi dolar dan EUR 3 miliar untuk denominasi euro.
Dana yang diperoleh akan dialokasikan untuk membiayai APBN 2025, dengan hasil penerbitan SDG Bond difokuskan pada program dan proyek yang memenuhi kriteria Eligible SDGs Expenditures. Penerbitan SUN ini menegaskan kepercayaan investor terhadap fundamental ekonomi Indonesia dan pengelolaan fiskal yang prudent, serta memperkuat posisi Indonesia di pasar keuangan global.