Shoesmart.co.id JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menorehkan sejarah baru dengan berhasil menembus level psikologis 8.000. Pada penutupan perdagangan Rabu, 17 September 2025, IHSG perkasa di posisi 8.025,17, melonjak 0,85% atau setara dengan kenaikan 67,48 poin. Capaian ini menjadi tonggak penting bagi pasar modal Indonesia.
Kenaikan impresif ini sekaligus menandai reli penguatan IHSG selama enam hari perdagangan berturut-turut, memancarkan optimisme di tengah pelaku pasar. Momentum positif ini diperkuat oleh sentimen positif, tak terkecuali respons pasar terhadap potensi kebijakan Bank Indonesia terkait suku bunga. Seluruh indeks sektoral yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) kompak bergerak di zona hijau, menunjukkan penguatan yang merata di berbagai lini industri.
Sektor perindustrian memimpin daftar penguatan dengan melesat 2,83%, diikuti ketat oleh sektor teknologi yang naik 2,47%. Kinerja positif juga ditunjukkan oleh sektor kesehatan yang menguat 1,05%, properti dan real estat 0,92%, keuangan 0,83%, energi 0,72%, serta infrastruktur 0,65%. Bahkan, sektor barang konsumer primer pun tak ketinggalan, mencatat kenaikan tipis 0,01%, melengkapi dominasi bullish di lantai bursa.
Aktivitas perdagangan pada hari itu berlangsung sangat ramai dan dinamis. Total volume saham yang diperdagangkan mencapai 43,74 miliar lembar saham, dengan nilai transaksi menembus angka Rp 17,86 triliun. Data menunjukkan bahwa terdapat 360 saham yang berhasil menguat, sementara 318 saham melemah, dan 124 saham lainnya memilih untuk stagnan atau tidak bergerak.
Meskipun IHSG berhasil menorehkan rekor tertinggi sepanjang masa, fenomena menarik terjadi di sisi investor asing. Mereka justru tercatat melakukan aksi jual bersih atau net sell cukup besar, mencapai Rp 151,53 miliar pada sejumlah saham unggulan. Kondisi ini sering kali menjadi perhatian karena menunjukkan adanya perbedaan persepsi antara investor domestik dan asing di tengah euforia pasar.
Pemangkasan suku bunga oleh Bank Indonesia disinyalir menjadi salah satu faktor pendorong utama optimisme pasar, terutama bagi investor domestik, yang memberikan sentimen “September Ceria” bagi pergerakan IHSG. Namun, investor asing terlihat lebih berhati-hati dengan melepas sejumlah posisi mereka.
Berikut adalah 10 saham yang menjadi target net sell terbesar investor asing pada perdagangan Rabu:
1. PT Bank Central Asia Tbk (BBCA): Rp 566,29 miliar
2. PT Bank Mandiri Tbk (BMRI): Rp 269,47 miliar
3. PT Aneka Tambang Tbk (ANTM): Rp 174,28 miliar
4. PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI): Rp 31,27 miliar
5. PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT): Rp 20,69 miliar
6. PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE): Rp 20,47 miliar
7. PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA): Rp 18,81 miliar
8. PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC): Rp 17,09 miliar
9. PT Kalbe Farma Tbk (KLBF): Rp 16,98 miliar
10. PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA): Rp 14,78 miliar
BBCA Chart by TradingView
Ringkasan
Pada tanggal 17 September 2025, IHSG mencetak rekor baru dengan menembus level 8.000, ditutup pada 8.025,17. Kenaikan ini menandai penguatan selama enam hari berturut-turut, didorong oleh sentimen positif dan ekspektasi kebijakan suku bunga Bank Indonesia, dengan sektor perindustrian dan teknologi memimpin penguatan.
Meskipun IHSG menguat, investor asing justru melakukan aksi jual bersih (net sell) sebesar Rp 151,53 miliar. Saham-saham yang paling banyak dijual asing meliputi BBCA, BMRI, ANTM, dan BBNI, menunjukkan perbedaan persepsi antara investor domestik dan asing di tengah reli pasar.