Shoesmart.co.id JAKARTA. Pasar finansial domestik kembali dibanjiri derasnya aliran modal asing pada pekan ketiga Agustus 2025. Instrumen Surat Berharga Negara (SBN) tampil sebagai magnet utama yang menarik perhatian para investor global.
Berdasarkan data yang dirilis Bank Indonesia (BI), periode transaksi 11–14 Agustus 2025 mencatat total beli neto investor asing yang mencapai angka signifikan Rp 15,31 triliun. Dari total tersebut, porsi terbesar terakumulasi di pasar SBN dengan nilai Rp 7,88 triliun. Disusul kemudian oleh pasar saham yang mencatatkan beli neto Rp 5,37 triliun, sementara Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) juga tak luput dari incaran investor asing dengan beli neto Rp 2,05 triliun.
Penerbitan Tiga SBN Ritel Hingga Akhir Tahun Diproyeksi Tetap Menarik Minat Investor
Ahmad Nasrudin, seorang Fixed Income Analyst dari PEFINDO, mengamati bahwa derasnya arus masuk modal asing ini terutama didorong oleh ekspektasi berlanjutnya pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve (The Fed). Logika di baliknya cukup sederhana: penurunan suku bunga umumnya akan mengerek naik harga SBN. “Asing melihat ini sebagai peluang masuk ke pasar domestik, guna mendapatkan keuntungan dari capital gain ke depan jika suku bunga benar-benar turun lagi,” jelasnya kepada Kontan, Selasa (19/8/2025).
Selain itu, Nasrudin juga menyoroti bagaimana investor asing turut memanfaatkan momentum depresiasi nilai tukar rupiah. Pada awal Agustus 2025, tepatnya tanggal 1 Agustus, kurs rupiah sempat melemah 0,35% hingga menyentuh posisi Rp 16.513 per dolar AS. Pelemahan ini dipandang sebagai celah yang memungkinkan investor asing untuk memperoleh lebih banyak aset dengan nilai dolar yang sama, menjadikannya peluang investasi yang menarik.
Senada, Kepala Ekonom BCA, David Sumual, turut mengaitkan lonjakan aliran modal asing ini dengan rilis data inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) yang ternyata lebih rendah dari perkiraan. “Hal ini memicu beberapa komentar dovish dari pejabat The Fed, serta pejabat pemerintah Trump,” papar David pada Selasa (19/8/2025). David juga berpandangan bahwa tren arus modal asing ini masih sangat mungkin berlanjut, dengan catatan bahwa kelanjutannya akan sangat bergantung pada postur kebijakan Bank Indonesia dan The Fed di masa mendatang.
Menambah perspektif, Ahmad Nasrudin berasumsi bahwa aliran modal asing ke pasar SBN akan tetap berada dalam tren positif. Proyeksi ini diperkuat oleh sejumlah sentimen, di antaranya potensi pemangkasan suku bunga baik di AS maupun oleh Bank Indonesia, serta meredanya tensi kebijakan perang dagang pada semester II-2025. “Situasi geopolitik yang relatif stabil dan nilai tukar rupiah yang terjaga juga menjadi sentimen positif ke depan,” imbuhnya.
Berlandaskan analisis tersebut, Nasrudin menaksir bahwa yield SBN tenor 10 tahun pada akhir tahun 2025 nanti akan bergerak di kisaran 6,31%. Namun, ia juga memberikan skenario alternatif. Apabila beberapa asumsi kunci tidak terwujud, maka yield 10 tahun tersebut berpotensi bergerak dalam rentang 6,54% hingga 6,69%.
Kemenkeu Siap Luncurkan Dua Instrumen SBS Syariah Agustus Ini, Begini Prospeknya
Ringkasan
Pada pekan ketiga Agustus 2025, pasar finansial Indonesia mengalami aliran modal asing yang signifikan, dengan SBN menjadi instrumen yang paling diminati. Bank Indonesia mencatat beli neto investor asing sebesar Rp 15,31 triliun, di mana Rp 7,88 triliun di antaranya dialokasikan ke pasar SBN. Sentimen utama yang mendorong minat investor adalah ekspektasi penurunan suku bunga oleh Federal Reserve (The Fed) dan momentum depresiasi nilai tukar rupiah.
Para analis memprediksi tren positif aliran modal asing ke pasar SBN akan berlanjut, didukung oleh potensi pemangkasan suku bunga oleh The Fed dan Bank Indonesia, serta meredanya ketegangan perang dagang. Stabilitas geopolitik dan nilai tukar rupiah yang terjaga juga menjadi faktor pendukung. Yield SBN tenor 10 tahun diproyeksikan bergerak di kisaran 6,31% pada akhir tahun 2025, namun dapat bervariasi tergantung realisasi asumsi-asumsi kunci.