Saham BBCA Hingga BUKA Tersulut Buyback, Analis: Dampak Sesaat

JAKARTA – Saham-saham emiten yang tengah melakukan buyback atau pembelian kembali saham pada periode kuartal IV/2025 menunjukkan performa mengesankan, dengan sejumlah nama besar seperti BUKA, BBCA, dan HRUM kompak menguat di lantai bursa.

Indri Liftiany Travelin Yunus, Retail Equity Analyst PT Indo Premier Sekuritas (IPOT), menjelaskan bahwa aksi buyback ini memiliki dampak signifikan terhadap valuasi perusahaan. Penurunan jumlah saham beredar di masyarakat (free float) secara langsung dapat meningkatkan nilai earning per share (EPS) dan return on equity (ROE).

“Namun, kondisi ini biasanya hanya bersifat sementara dan kenaikannya tidak begitu signifikan dan kuat,” ujar Indri kepada Bisnis pada Senin (27/10/2025). Ia menambahkan, aksi buyback juga berfungsi sebagai penopang harga dari sisi teknikal, terutama mengingat banyak saham yang melakukan aksi ini sedang dalam tekanan. Dengan berkurangnya free float, harga saham secara alami akan cenderung bergerak naik, memicu respons positif dari pasar dan menjadikannya strategi yang menarik untuk jangka pendek.

Di sisi lain, Indri mengemukakan adanya efek kurang baik dari sisi pengalokasian dana. Dana yang digunakan untuk buyback, meskipun belum teralokasi, sebenarnya bisa dimanfaatkan untuk ekspansi bisnis perusahaan yang lebih strategis. Ia juga mengingatkan, kenaikan harga saham yang cepat selama proses buyback, jika tidak didukung oleh sentimen positif atas kinerja fundamental perusahaan, hanya akan bersifat sementara. Kondisi ini berpotensi memicu aksi profit taking setelah program buyback selesai, sehingga momentum kenaikan pun berakhir.

: Intip Daftar Saham Paling Berisiko Terimbas Wacana Pembobotan MSCI

Membantah kekhawatiran manipulasi harga, Analis Kiwoom Sekuritas, Abdul Azis Setyo Wibowo, memiliki pandangan berbeda. Menurutnya, valuasi harga saham dari emiten yang melakukan buyback saat ini masih dalam batas wajar dan tidak ada indikasi manipulasi. Pergerakan harga saham juga dinilai normal.

: : Prospek Saham Buyback, Ada BUKA sampai BBCA pada Penghujung Tahun

Sebaliknya, aksi buyback justru merupakan bentuk kepercayaan manajemen terhadap prospek pertumbuhan perusahaan, sekaligus memberikan keyakinan kepada investor. Abdul Azis menambahkan, risiko seperti manipulasi harga tidak akan terpicu oleh buyback. Sebaliknya, hal ini justru meningkatkan kepercayaan investor, sehingga kenaikan harga yang terjadi adalah respons wajar atas optimisme terhadap kinerja yang berpotensi tumbuh.

: : Bank Mandiri (BMRI) Raih Laba Rp37,7 Triliun pada Kuartal III/2025

Pada perdagangan Senin (27/10) di lantai bursa, sejumlah saham emiten yang melakukan buyback memang mencatatkan penguatan signifikan. Sebagai contoh, saham PT Bukalapak.com Tbk. (BUKA) melonjak 1,82% ke Rp168, diikuti oleh PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) yang naik 0,91% menjadi Rp8.350. Sementara itu, PT Harum Energy Tbk. (HRUM) menguat 1,84% ke Rp1.105.

Tak ketinggalan, PT Asuransi Multi Artha Guna Tbk. (AMAG) turut menorehkan kenaikan 4,97% ke Rp380 dan PT Arwana Citramulia Tbk. (ARNA) mengukuhkan penguatan 2,83% ke Rp545.

Namun, tidak semua saham peserta buyback berakhir positif. Beberapa di antaranya justru stagnan atau bahkan mengalami koreksi. PT Jembo Cable Company terkoreksi cukup dalam 6,65% menjadi Rp1.115. Sementara PT Mandiri Herindo Adiperkasa Tbk. (MAHA) tetap stabil di Rp139, dan PT Jaya Real Property Tbk. (JRPT) juga stagnan di level Rp860.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *