JAKARTA – Nilai tukar rupiah kembali menunjukkan tren melemah tajam terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada hari Kamis, 25 September 2025. Mengutip data Bloomberg pukul 12.13 WIB, rupiah di pasar spot tercatat anjlok 0,36%, menembus level Rp 16.745 per dolar AS, melanjutkan tekanan yang terlihat di awal pekan.
Pergerakan ini menandai pembalikan arah setelah sehari sebelumnya, Rabu (24/9), rupiah sempat mencatat penguatan tipis 0,02% secara harian, ditutup di level Rp 16.685 per dolar AS. Namun, tren depresiasi kembali mendominasi pagi ini, dengan mata uang Garuda bahkan sempat menyentuh Rp 16.758 per dolar AS sebelum sedikit terkoreksi.
Menurut pengamat mata uang Ibrahim Assuaibi, pelemahan rupiah kali ini tak lepas dari gabungan sentimen domestik dan sentimen eksternal yang terus membayangi. “Kedua faktor ini secara sinergis menekan nilai tukar rupiah,” ujar Ibrahim, Kamis (25/9).
Dari sisi eksternal, kondisi geopolitik global menjadi pemicu utama. Ketegangan politik di Eropa semakin memanas pasca pernyataan agresif Presiden AS Donald Trump terhadap Rusia pada hari Selasa. Dalam pidatonya di Perserikatan Bangsa-Bangsa, Trump secara eksplisit memperingatkan negara-negara agar menghentikan pembelian minyak dari Rusia, bahkan mengindikasikan pertimbangan sanksi baru terkait energi Rusia. Ancaman ini menciptakan ketidakpastian di pasar komoditas dan finansial global, yang kemudian berimbas pada mata uang di negara berkembang seperti Indonesia.
Sementara itu, dari ranah domestik, Bank Indonesia (BI) terus berupaya menstabilkan nilai tukar rupiah melalui intervensi di pasar Non-Deliverable Forward (NDF). Namun, spekulasi yang masif di pasar internasional, khususnya NDF, dilaporkan membuat BI kewalahan. Ibrahim Assuaibi menyoroti bahwa upaya intervensi BI di pasar global terasa “tidak bergeming” atau kurang efektif menghadapi gelombang spekulasi yang begitu kuat, seolah-olah intervensi tersebut menjadi sia-sia di tengah tekanan pasar yang tak terbendung.
Menyikapi tekanan ini, Ibrahim memproyeksikan bahwa rupiah pada penutupan perdagangan Kamis (25/9/2025) akan tetap berada dalam tren melemah. Ia memperkirakan nilai tukar rupiah akan bergerak di rentang Rp 16.680 hingga Rp 16.730 per dolar AS, mencerminkan berlanjutnya tantangan bagi stabilitas mata uang nasional.