JAKARTA – PT Rukun Raharja Tbk (RAJA), emiten yang terafiliasi dengan pengusaha Happy Hapsoro, mengumumkan rencana ekspansi yang sangat agresif dalam waktu dekat. Langkah ini mencakup diversifikasi bisnis yang signifikan, dimulai dengan proses uji tuntas untuk mengakuisisi dua perusahaan pelayaran. Perusahaan-perusahaan ini memiliki armada penting, yaitu dua unit kapal pengangkut gas alam cair (liquefied natural gas carrier/LNGC) dan satu kapal pengangkut gas sangat besar (very large gas carrier/VLGC), menandai penetrasi kuat RAJA di sektor logistik energi.
Tak berhenti di situ, RAJA juga membidik sektor energi baru terbarukan (EBT) dengan menyiapkan akuisisi pembangkit listrik tenaga air dan biomassa. Selain itu, sebagai bagian dari strategi diversifikasi pendapatan, perseroan akan mengakuisisi fasilitas sistem penyediaan air minum di wilayah Jabodetabek, menjanjikan potensi recurring income yang stabil.
Manajemen RAJA dalam paparan publiknya pada Selasa (21/10/2025) menjelaskan, perseroan bersama mitra strategis sedang mematangkan studi kelayakan untuk pembangunan Terminal LNG di Banten. Tahap ini krusial, meliputi finalisasi lingkup investasi, skema komersial, dan perizinan. Secara paralel, RAJA juga aktif menyiapkan proyek LNG plant di Kalimantan, yang progresnya mencakup pengadaan lahan, penyelesaian perjanjian jual beli gas, permohonan alokasi gas, hingga kajian studi kelayakan yang bankable. Ini menunjukkan komitmen serius RAJA dalam memperkuat infrastruktur gas nasional.
Di samping itu, pada kuartal IV tahun ini, RAJA tengah fokus mempersiapkan operasional komersial fasilitas kompresor di Sengkang, Sulawesi Selatan. Ekspansi infrastruktur hilir migas RAJA juga merambah Indonesia Timur, di mana perseroan masih dalam tahap negosiasi komersial untuk rencana investasi penting. Lebih lanjut, pembangunan pipa bahan bakar minyak (BBM) di Kalimantan Timur dijadwalkan akan dimulai pada kuartal I 2026, menegaskan visi RAJA untuk memperluas jejaknya di berbagai wilayah strategis.
Serangkaian aksi korporasi yang ambisius ini memicu respons positif dari analis pasar. Muhammad Wafi, Kepala Riset Korea Investment and Sekuritas Indonesia (KISI), menilai prospek RAJA sangat cerah. Menurutnya, diversifikasi ekspansi ini tidak hanya memperkuat posisi perseroan tetapi juga sangat sejalan dengan tren global transisi energi. Akuisisi di sektor gas dan EBT dipandang sebagai katalisator utama untuk pertumbuhan jangka menengah, didukung oleh stabilitas pertumbuhan gas domestik. Kepada Kontan pada Kamis (23/10/2025), Wafi juga menekankan bahwa bisnis air minum akan menjadi sumber pendapatan berulang (recurring income) yang baru dan bersifat defensif, menambah stabilitas finansial RAJA.
Namun, Wafi turut memberikan catatan penting. Ekspansi lintas sektor yang masif seperti ini menuntut kebutuhan pendanaan yang besar dan integrasi bisnis yang sangat efisien. Dia menggarisbawahi beberapa risiko yang perlu diwaspadai, antara lain fluktuasi harga gas global, potensi kenaikan biaya bunga, serta kemungkinan keterlambatan proyek EBT. Apabila ekspansi dilakukan terlalu agresif tanpa cadangan kas yang memadai, faktor-faktor ini berpotensi menekan margin perseroan dalam jangka pendek.
Melihat dari sisi kinerja, Wafi memperkirakan bahwa tahun 2025 akan menjadi fase transisi bagi RAJA, dengan proyeksi kenaikan laba bersih sekitar 10%–15% secara tahunan (year on year/YoY), yang terutama ditopang oleh kontribusi dari bisnis logistik dan perdagangan gas yang stabil. Kontribusi signifikan dari akuisisi-akuisi baru diperkirakan baru akan terasa secara penuh mulai tahun 2026. Dengan mempertimbangkan prospek pertumbuhan yang kuat, didukung oleh diversifikasi usaha dan momentum transisi energi, Wafi merekomendasikan beli saham RAJA dengan target harga optimistis Rp 5.000 per saham untuk investasi jangka menengah hingga panjang.