ORI028 Ludes: Peluang SBN Ritel Selanjutnya, Untung atau Buntung?

Masa penawaran Obligasi Negara Ritel (ORI) seri ORI028 telah resmi berakhir pada Kamis, 23 Oktober 2025. Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR), Kementerian Keuangan (Kemenkeu), mencatat respons investor yang sangat positif, dengan jumlah pemesan ORI028 mencapai lebih dari 40.000 individu. Meskipun periode penawaran telah usai, salah satu keunggulan utama berinvestasi pada ORI028 adalah kemampuannya untuk diperdagangkan di Pasar Sekunder, khusus antar Investor Domestik.

Kepala Ekonom Bank Central Asia (BCA), David Sumual, menyoroti daya tarik ORI028 di pasar sekunder dari dua perspektif utama. Pertama, dalam kondisi tren suku bunga yang cenderung menurun, harga ORI di pasar sekunder berpotensi meningkat karena kuponnya menjadi lebih kompetitif dibandingkan instrumen baru. Kedua, di tengah ketidakpastian ekonomi global dan domestik, serta stagnasi di pasar saham, investor cenderung mengalihkan perhatiannya ke obligasi ritel sebagai aset yang lebih stabil. “Pasar sekunder ORI028 cukup menarik dalam kondisi tertentu,” ujar David kepada Kontan pada Kamis (23/10/2025).

David Sumual juga memproyeksikan mengenai penerbitan SBN ritel berikutnya, yaitu Sukuk Tabungan (ST) seri ST015. Menurutnya, dalam jangka pendek, ST015 mungkin kurang menarik mengingat sifatnya yang floating rate di tengah tren suku bunga yang menurun. Namun, dalam jangka menengah, ST015 diperkirakan akan kembali menarik seiring potensi kenaikan bunga di masa mendatang. Jika tidak ada halangan, masa penawaran ST015 dijadwalkan akan dimulai pada 10 November hingga 3 Desember 2025. “ST015 masih menarik terutama untuk investor yang mengedepankan aset aman,” tambahnya.

Sebelumnya, Plt Direktur Surat Utang Negara DJPPR Kemenkeu, Novi Puspita Wardani, mengonfirmasi penutupan masa penawaran Obligasi Negara Ritel seri ORI028 pada Kamis, 23 Oktober 2025, pukul 10.00 WIB. Pihaknya saat ini tengah melakukan proses rekonsiliasi data bersama pihak-pihak terkait. Berdasarkan data per pukul 10.00 WIB, total pemesanan (book order) ORI028 telah mencapai angka impresif Rp 15,50 triliun. Angka ini terbagi menjadi ORI028T3 (tenor 3 tahun) sebesar Rp 12 triliun dengan 31.612 investor, serta ORI028T6 (tenor 6 tahun) senilai Rp 3,50 triliun dari 8.850 investor. Dengan demikian, jumlah pemesan ORI028 secara keseluruhan tercatat mencapai 40.462 investor. “Angka final akan kami sampaikan setelah penetapan resmi penerbitan pada hari Senin, 27 Oktober 2025,” jelas Novi.

Sebagai informasi, ORI028 hadir dengan tingkat kupon tetap (fixed rate). Kupon untuk ORI028T3 ditetapkan sebesar 5,35%, sedangkan ORI028T6 menawarkan kupon 5,65%. Tanggal jatuh tempo ORI028T3 adalah 15 Oktober 2028, dan ORI028T6 pada 15 Oktober 2031. Pembayaran kupon dilakukan setiap tanggal 15 setiap bulannya, dengan pembayaran kupon pertama dijadwalkan pada 15 Desember 2025. Penting untuk dicatat bahwa jika tanggal pembayaran kupon jatuh bukan pada hari kerja, maka pembayaran akan dilakukan pada hari kerja berikutnya tanpa adanya kompensasi bunga. ORI028 berbentuk tanpa warkat (scriptless) dan dapat diperdagangkan di pasar sekunder, namun hanya antar investor domestik yang memenuhi kriteria berdasarkan digit ketiga kode Nomor Tunggal Identitas Pemodal (Single Investor Identification/SID).

Ringkasan

Masa penawaran Obligasi Negara Ritel (ORI) seri ORI028 telah berakhir dengan respons investor yang positif, tercatat lebih dari 40.000 investor. ORI028 tetap menarik karena dapat diperdagangkan di pasar sekunder, terutama dengan potensi kenaikan harga di tengah tren suku bunga yang menurun dan ketidakpastian di pasar saham.

Selanjutnya, pemerintah akan menerbitkan Sukuk Tabungan (ST) seri ST015, yang dalam jangka pendek mungkin kurang menarik karena sifat floating rate-nya. Namun, ST015 diprediksi akan kembali menarik dalam jangka menengah seiring potensi kenaikan suku bunga di masa depan, menjadikannya pilihan yang aman bagi investor.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *