Prospek Bank Digital Semakin Cerah, Cermati Saham Pilihan Analis

Shoesmart.co.id  JAKARTA. Kabar rencana sejumlah bank digital melantai di Bursa Efek Indonesia lewat penawaran saham perdana (initial public offering/IPO) semakin ramai terdengar.

Superbank menjadi salah satu yang santer disebut bakal melakukan IPO. Nama BCA Digital alias blu by BCA juga ikut terseret dalam rumor serupa.

Meski begitu, pihak Superbank masih memilih irit bicara. “Fokus kami menjaga kinerja yang kuat melalui solusi keuangan inovatif, pertumbuhan nasabah, serta kolaborasi dengan ekosistem terpercaya untuk mendorong pertumbuhan inklusif di Indonesia,” ujar juru bicara Superbank saat dihubungi KONTAN.

Berbeda dengan Superbank, BCA Digital justru menegaskan belum ada rencana IPO. “BCA Digital belum ada rencana IPO,” tegas Direktur Utama BCA Digital Lanny Budiati.

Pergerakan Saham Bank Digital Kian Menarik, Lampaui Big Banks

Terlepas dari kepastian jadwal IPO, analis menilai isu ini memberi sentimen positif bagi sektor perbankan digital. Menurut Muhammad Wafi, Kepala Riset Korea Investment & Sekuritas Indonesia, IPO bank digital bisa menjadi tolok ukur valuasi baru dan memicu minat investor terhadap tema digital banking. 

Namun, ia mengingatkan daya tariknya akan sangat dipengaruhi oleh harga penawaran serta prospek profitabilitas. “Kalau valuasinya terlalu premium, potensi euforianya terbatas,” ujar Wafi.

Dalam setahun terakhir, pergerakan saham bank digital menunjukkan tren beragam. PT Allo Bank Indonesia Tbk (BBHI) mencatat lonjakan harga saham paling tinggi, yakni 56,32% hingga ditutup di level Rp 1.485 pada Rabu (8/10/2025). 

  BBHI Chart by TradingView  

Kenaikan ini ditopang fundamental yang membaik, mulai dari pertumbuhan kredit hingga dana murah, serta valuasi yang sempat terkoreksi tahun lalu sehingga memberi ruang rebound.

Saham Bank Digital Melorot di Tengah Kenaikan Laba Bersih, Ini Penyebabnya

PT Bank Neo Commerce Tbk (BBYB) juga naik 43,18% ke Rp 378. Sebaliknya, saham PT Bank Jago Tbk (ARTO) merosot 27,53% menjadi Rp 2.080, dan PT Bank Raya Indonesia Tbk (AGRO) turun 18,87% ke Rp 236.

Wafi menilai prospek bank digital kian cerah seiring tren penurunan suku bunga acuan yang diharapkan meringankan biaya dana (cost of fund/CoF). Kondisi ini membuka peluang ekspansi kredit, terutama di segmen mikro dan ritel digital. 

“Bulan ini bisa dibilang awal momentum re-entry, meski tetap selektif. Pilih yang sudah mulai laba dan punya ekosistem digital kuat,” ujarnya.

Pandangan serupa datang dari Miftahul Khaer, Research Analyst Kiwoom Sekuritas Indonesia. Ia menyebut saham bank digital kini berada di titik menarik, lantaran pasar mulai memperhitungkan konsistensi kinerja operasional sejumlah bank digital.

Pergerakan Saham Bank Digital Melaju, Lampaui Big Banks

Wafi merekomendasikan saham BBHI dengan target harga Rp 1.840 serta ARTO di Rp 2.250. Sementara itu, Mifta menyarankan investor masuk secara bertahap sambil mencermati indikator penting seperti cost to income ratio (CIR), non performing loan (NPL), dan pertumbuhan nasabah aktif.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *