Shoesmart.co.id – JAKARTA. PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) berhasil mencatatkan kinerja positif pada semester I – 2025. Kendati demikian, memasuki kuartal IV – 2025, performa MTEL diproyeksikan cenderung stagnan. Kondisi ini utamanya disebabkan oleh sentimen perlambatan di sektor industri telekomunikasi.
Managing Director Research & Digital Production Samuel Sekuritas Indonesia, Harry Su, memperkirakan bahwa kinerja MTEL akan kembali membaik pada tahun 2026. Optimisme ini seiring dengan proyeksi pemulihan ekonomi yang diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ARPU (pendapatan rata-rata per pengguna). Peningkatan ARPU ini diharapkan akan memperbaiki profitabilitas perusahaan telekomunikasi, yang kemudian akan memicu ekspansi jaringan dan, pada gilirannya, meningkatkan permintaan akan menara telekomunikasi.
“Kinerja MTEL di kuartal IV – 2025 diekspektasi masih cenderung flat, dengan ekspektasi pertumbuhan pendapatan sekitar 2%, diakibatkan oleh industri telekomunikasi yang masih lesu dan sedikit meningkatnya churn rate dari merger XLSmart,” ungkap Harry kepada Kontan, Selasa (14/10/2025).
Harry menambahkan bahwa lemahnya daya beli masyarakat masih menjadi faktor penghambat pertumbuhan ARPU. Hal ini berujung pada penurunan profitabilitas perusahaan telko dan menekan permintaan menara, diperparah oleh tingkat churn dari merger XLSmart. Oleh karena itu, sentimen krusial yang perlu dicermati untuk kinerja MTEL hingga akhir tahun meliputi perbaikan daya beli, kenaikan ARPU, ekspansi perusahaan telekomunikasi, serta ekspektasi tingkat churn XLSmart yang lebih rendah.
“Pertumbuhan industri menara telko akan cenderung flattish,” tegas Harry.
Simak Rekomendasi Saham Dayamitra Telekomunikasi (MTEL) dari Analis Berikut
Di sisi lain, Edo Ardiansyah, Analis Philip Capital, memiliki pandangan yang lebih optimis. Ia memproyeksikan industri menara telekomunikasi akan terus melaju tumbuh pada tahun fiskal 2025. Menurutnya, konsolidasi operator jaringan seluler (MNO) yang sedang berlangsung akan mendorong strategi efisiensi biaya dan inisiatif berbagi jaringan. Selain itu, adopsi teknologi 5G, sel kecil (small cells), Internet of Things (IoT), akses nirkabel tetap (FWA), dan komputasi tepi (edge computing) akan semakin mengukuhkan permintaan terhadap menara dan jaringan serat optik.
“MTEL memanfaatkan tren ini melalui rencana ekspansi yang ambisius dan fokus yang kuat pada efisiensi operasional untuk menjaga profitabilitas,” jelas Edo dalam risetnya pada 19 September 2025.
Sejalan dengan dinamika ini, pendapatan FTTT (Fiber-to-the-Tower) MTEL pada tahun fiskal 2025 diperkirakan meningkat signifikan sebesar 18,7% secara tahunan (yoy) menjadi Rp 576,8 miliar. Angka ini didukung oleh target ambisius pembangunan jaringan serat optik sepanjang 10.000 km oleh manajemen. Segmen penyewaan menara juga diproyeksikan tumbuh dengan penambahan 2.511 penyewa baru, yang berpotensi meningkatkan pendapatan sewa menara sebesar 4,2% yoy menjadi Rp 7,9 triliun.
Dayamitra Telekomunikasi (MTEL) Siapkan Dana Rp 1 Triliun untuk Buyback Saham
Dengan alokasi belanja modal sebesar Rp 3,3 triliun, MTEL tetap yakin dapat mempertahankan pertumbuhan pendapatan dan EBITDA. Langkah ini sekaligus memperkuat profitabilitas yang kuat dan mengukuhkan perannya sebagai pemain kunci dalam ekosistem digital Indonesia.
MTEL Chart by TradingView
Edo memproyeksikan pendapatan dan laba bersih MTEL pada tahun 2025 masing-masing dapat mencapai Rp 9,63 triliun dan Rp 2,29 triliun. Angka ini lebih tinggi dibandingkan capaian MTEL di tahun 2024 yang membukukan pendapatan Rp 9,31 triliun dan laba bersih Rp 2,11 triliun.
Melihat potensi ini, Harry Su dari Samuel Sekuritas merekomendasikan Buy saham MTEL dengan target harga Rp 650 per saham. Senada, Edo Ardiansyah dari Philip Capital juga merekomendasikan Buy MTEL dengan target harga yang lebih tinggi, yakni Rp 730 per saham.
Kendati demikian, sejumlah risiko krusial patut dicermati investor. Risiko tersebut meliputi ketergantungan yang tinggi pada operator jaringan seluler (MNO) besar, ketidakpastian kondisi makroekonomi dan regulasi, disrupsi teknologi, volatilitas suku bunga, serta tantangan dalam mengintegrasikan akuisisi besar.
Ringkasan
Kinerja PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) pada kuartal IV 2025 diperkirakan cenderung stagnan akibat perlambatan di sektor industri telekomunikasi. Analis memprediksi pertumbuhan pendapatan sekitar 2% karena industri yang lesu dan peningkatan churn rate dari merger XLSmart, meskipun kinerja diharapkan membaik pada tahun 2026 seiring pemulihan ekonomi.
Namun, analis lain memiliki pandangan optimis, memperkirakan industri menara telekomunikasi akan terus tumbuh didorong oleh konsolidasi operator, adopsi teknologi 5G, dan ekspansi jaringan serat optik. MTEL diproyeksikan meningkatkan pendapatan FTTT dan sewa menara, dengan target pendapatan dan laba bersih yang lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya, sehingga rekomendasi saham MTEL adalah “Beli” dari beberapa analis.