INTP Kuartal III 2025: Laba Stabil Meski Penjualan Semen Turun?

Di tengah kelesuan pasar dan tantangan ekonomi, PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) menunjukkan resiliensi yang patut dicermati. Produsen semen terkemuka ini berhasil mempertahankan raihan laba bersihnya, bahkan mencatatkan sedikit peningkatan, meskipun menghadapi penurunan penjualan yang cukup signifikan sepanjang periode Januari hingga September 2025.

Data keuangan INTP menunjukkan pendapatan neto perseroan tercatat sebesar Rp12,9 triliun hingga kuartal III 2025, angka ini turun 3,0% secara tahunan (Year-on-Year/YoY). Penurunan pendapatan sejalan dengan berkurangnya volume penjualan semen dan klinker, yang mencapai 14.443 ribu ton dalam sembilan bulan pertama tahun 2025, atau menurun 2,0% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Namun, di balik penurunan penjualan tersebut, INTP menunjukkan manajemen biaya yang efektif. Beban Pokok Pendapatan berhasil ditekan hingga Rp8,87 miliar, menyusut 4,0%. Efisiensi ini krusial dalam menjaga profitabilitas, menghasilkan margin Laba Bruto sebesar Rp4,04 triliun, atau 31,3% dari total Pendapatan Neto selama sembilan bulan pertama 2025.

Upaya pengendalian biaya Indocement tidak berhenti di situ. Beban Usaha juga menunjukkan penurunan 0,8% menjadi Rp2,69 triliun. Demikian pula, Beban Operasi Lain ikut berkurang menjadi Rp32,3 miliar, yang terutama dipengaruhi oleh kerugian selisih kurs sepanjang tahun. Berkat langkah-langkah strategis ini, perseroan mampu mencatatkan Margin Laba Usaha 10,2% dan EBITDA 19,1% untuk periode Januari-September 2025.

Di sisi lain, Pendapatan Keuangan INTP melonjak signifikan 95,8% menjadi Rp2,9 miliar, sebuah peningkatan yang didorong oleh pendapatan bunga dari posisi kas yang lebih besar dibandingkan tahun lalu. Sementara itu, Beban Pajak Penghasilan berhasil ditekan 1,2% menjadi Rp270,7 miliar. Kombinasi dari efisiensi biaya dan pendapatan lainnya ini pada akhirnya mengantarkan INTP pada raihan laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp1,06 triliun, meningkat tipis 0,7% YoY.

Konsisten dengan peningkatan laba bersih, laba per saham dasar INTP juga turut terkerek. Per September 2025, laba per saham tercatat Rp317,94, naik dari Rp309,86 pada periode yang sama tahun sebelumnya, memberikan sinyal positif kepada para investor.

Menyikapi kondisi pasar, Dani Handajani, Corporate Secretary INTP, mengungkapkan bahwa Indocement telah mengantisipasi penurunan permintaan domestik sekitar 2%–3% di tahun 2025. Faktor utama di balik proyeksi ini adalah pemotongan anggaran infrastruktur serta daya beli masyarakat yang masih lemah, yang tentunya berdampak pada sektor properti dan konstruksi.

Meskipun demikian, ada optimisme untuk tahun berikutnya. INTP memproyeksikan adanya peningkatan permintaan di tahun 2026, dengan perkiraan awal pertumbuhan sekitar 1% dari tahun 2025. Proyeksi ini didorong oleh berbagai upaya pemerintah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, seperti paket stimulus, penurunan suku bunga, perpanjangan diskon PPN untuk properti residensial, dan peningkatan alokasi anggaran untuk pekerjaan umum.

Kondisi keuangan Indocement juga terlihat kokoh. Per 30 September 2025, perseroan membukukan posisi kas bersih yang kuat, dengan Kas dan Setara Kas mencapai Rp3,7 triliun, menandakan likuiditas yang sehat untuk mendukung operasional dan ekspansi di masa mendatang.

Ringkasan

Meskipun menghadapi penurunan penjualan semen sebesar 2% dan pendapatan neto 3% menjadi Rp12,9 triliun pada kuartal III 2025, INTP berhasil mempertahankan laba bersihnya dan bahkan mencatatkan sedikit peningkatan sebesar 0,7% menjadi Rp1,06 triliun. Hal ini didukung oleh manajemen biaya yang efektif, dengan penurunan beban pokok pendapatan sebesar 4% dan beban usaha sebesar 0,8%.

Peningkatan pendapatan keuangan sebesar 95,8% dan efisiensi beban pajak penghasilan turut berkontribusi pada laba bersih yang positif. INTP memproyeksikan peningkatan permintaan semen di tahun 2026 dan memiliki posisi kas yang kuat sebesar Rp3,7 triliun, menunjukkan likuiditas yang sehat untuk operasional dan ekspansi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *