IHSG Merah Membara! Peluang dan Risiko Rabu, 15 Oktober

Shoesmart.co.id JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diproyeksikan masih akan melanjutkan tren koreksinya pada perdagangan Rabu (15/10/2025). Prediksi ini muncul setelah IHSG menorehkan penurunan signifikan pada penutupan perdagangan Selasa (14/10/2025), anjlok 1,95% atau setara 160,67 poin, sehingga parkir di level 8.066,52. Kekhawatiran pasar pun meningkat seiring sinyal pelemahan yang kian nyata.

Pergerakan negatif ini tidak hanya membebani pasar saham domestik. Mayoritas indeks di bursa Asia juga tercatat melemah, mengindikasikan tekanan global yang cukup merata. Sebagai contoh, indeks Nikkei 225 Jepang terkoreksi cukup dalam sebesar 2,825%, sementara indeks Hang Seng asal Hong Kong juga tak luput dari pelemahan, turun 1,73%.

Head of Research & Education Phintraco Sekuritas, Valdy Kurniawan, menyoroti bahwa tekanan terhadap IHSG ini turut diperparah oleh merosotnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. Di pasar spot, rupiah ditutup melemah 0,18% pada Selasa (14/10/2025), bergerak dari posisi Rp 16.573 per dolar AS sehari sebelumnya menjadi Rp 16.603 per dolar AS.

IHSG Ditutup Melemah ke 8.066,5, PGEO, BRPT, INCO Jadi Top Losers LQ45 pada Hari Ini

Lebih lanjut, Valdy mengungkapkan bahwa sentimen negatif juga datang dari ranah geopolitik global. Terbaru, tensi antara China dan Amerika Serikat kembali memanas menyusul keputusan China yang menjatuhkan sanksi kepada lima anak usaha Hanwha Ocean, sebuah perusahaan pembuat kapal asal Korea Selatan yang memiliki keterkaitan dengan AS. Kebijakan China yang melarang organisasi dan individu di negaranya untuk berbisnis dengan perusahaan yang terkena sanksi ini dikhawatirkan akan memicu eskalasi ketegangan antara dua kekuatan ekonomi terbesar dunia tersebut.

Menimpali pandangan tersebut, Senior Market Analyst Mirae Asset Sekuritas, Nafan Aji Gusta, memperkirakan bahwa pelemahan IHSG berpotensi berlanjut, terutama jika sentimen perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dengan China masih menguat. Seperti diketahui, kebijakan tarif 100% untuk berbagai barang impor dari China serta kontrol ekspor baru terhadap semua perangkat lunak penting dari AS ke China, seperti yang pernah diumumkan oleh mantan Presiden AS Donald Trump, kerap menjadi pemicu gejolak pasar.

China dan AS Kembali Memanas, IHSG Ambles di Zona Merah

Dari sisi domestik, Nafan menambahkan bahwa investor saat ini tengah menantikan rilis data Foreign Direct Investment (FDI) di kuartal III-2025. Proyeksi pertumbuhan negatif pada data tersebut dikhawatirkan akan menjadi tekanan tambahan bagi IHSG dalam jangka pendek. Kombinasi sentimen global dan domestik ini menciptakan prospek yang kurang cerah bagi pasar saham.

Meski demikian, Nafan menjelaskan bahwa secara teknikal, IHSG sebenarnya masih berada dalam tren naik (uptrend). Ia memproyeksikan indeks akan menguji level support di 8.033 dan 7.954, dengan level resistance berada di 8.145 dan 8.213. Angka-angka ini menjadi patokan penting bagi para investor untuk memantau pergerakan pasar ke depan.

Sementara itu, Valdy Kurniawan dari Phintraco Sekuritas juga memberikan analisis teknikalnya. Ia mengamati bahwa indikator Stochastic RSI dan MACD mengalami Death Cross, disertai dengan peningkatan volume jual. Selain itu, posisi penutupan IHSG yang berada di bawah level MA5 dan MA20 semakin memperkuat sinyal koreksi. Berdasarkan indikator-indikator tersebut, Valdy memproyeksikan IHSG berpotensi terkoreksi dan akan menguji level support di kisaran 7.950–8.000.

Untuk perdagangan Rabu (15/10/2025), Phintraco Sekuritas merekomendasikan beberapa saham pilihan yang dapat dicermati oleh investor. Saham-saham tersebut antara lain ASSA, NCKL, INDY, MEDC, dan ULTJ. Rekomendasi ini dapat menjadi panduan bagi investor dalam menghadapi potensi gejolak pasar saham.

Ringkasan

IHSG diproyeksikan melanjutkan koreksinya pada perdagangan Rabu, 15 Oktober 2025, setelah anjlok signifikan pada hari sebelumnya. Penurunan ini dipicu oleh pelemahan rupiah terhadap dolar AS dan meningkatnya ketegangan geopolitik antara China dan Amerika Serikat, yang diperparah dengan sanksi China terhadap perusahaan Korea Selatan yang terkait dengan AS.

Analis memprediksi IHSG akan menguji level support di 8.033 dan 7.954, dengan resistance di 8.145 dan 8.213. Phintraco Sekuritas merekomendasikan beberapa saham yang patut dicermati, termasuk ASSA, NCKL, INDY, MEDC, dan ULTJ, sebagai panduan bagi investor dalam menghadapi potensi gejolak pasar.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *