IHSG Berpotensi Lanjut Melemah, Ini Beberapa Saham yang Bisa Dicermati Kamis (9/10)


Shoesmart.co.id JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengakhiri perdagangan Rabu (8/10/2025) dengan pelemahan tipis 0,04%, berada di level 8.166,03. Proyeksi untuk perdagangan Kamis (9/10/2025) mengindikasikan bahwa indeks berpotensi melanjutkan tren pelemahan, sehingga para investor perlu mencermati pergerakan pasar.

Pelemahan IHSG ini dipengaruhi oleh sejumlah sentimen penting. Oktavianus Audi, VP Equity Retail Analyst Kiwoom Sekuritas, mengungkapkan bahwa koreksi indeks salah satunya disebabkan oleh penurunan Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) ke level 115 pada September 2025. Meskipun angka ini masih berada di zona optimis, penurunannya cukup untuk memicu kekhawatiran pasar. Selain itu, sentimen penantian rilis risalah FOMC juga membayangi pasar. Kekhawatiran akan potensi perubahan sikap The Fed menjadi lebih dovish, terutama pasca-penutupan sebagian pemerintahan Amerika Serikat (AS), turut membebani pergerakan IHSG.

Sementara itu, Analis MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana, menambahkan bahwa faktor teknikal menjadi salah satu penyebab utama pelemahan IHSG. Pergerakan mayoritas bursa global yang kompak melemah juga turut menyeret kinerja indeks domestik. Pada pagi hari perdagangan Rabu (8/10/2025), aksi profit taking pada saham-saham konglomerasi terpantau cukup intens, diiringi oleh pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang semakin memperkeruh sentimen pasar. Saham-Saham Ini Masih Dikoleksi Asing Saat IHSG Terkoreksi, Rabu (8/10).

Meskipun sentimen pelemahan cukup kuat, Herditya Wicaksana melihat adanya peluang penguatan IHSG yang masih terbuka pada perdagangan Kamis (9/10/2025). Ia memproyeksikan level support di 8.129 dan resistance di 8.180. Untuk mencermati peluang ini, Herditya merekomendasikan beberapa saham pilihan bagi investor, antara lain PT XL SMART Telecom Sejahtera Tbk (EXCL) dengan proyeksi di kisaran Rp 2.700–Rp 2.770 per saham, PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) di kisaran Rp 7.425–Rp 7.700 per saham, dan PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) di kisaran Rp 1.195–Rp 1.230 per saham.

Di sisi lain, Oktavianus Audi dari Kiwoom Sekuritas memiliki pandangan yang sedikit berbeda. Ia memperkirakan IHSG akan bergerak mixed dengan kecenderungan melemah pada Kamis (9/10/2025), berada di rentang level support 8.103 dan resistance 8.230. Proyeksi ini didukung oleh indikator MACD yang menunjukkan tren melandai dan RSI yang cenderung menurun, menandakan potensi tekanan jual. IHSG Melemah 0,04% ke 8.166 pada Rabu (8/10/2025), BBCA, BBTN, UNTR Top Losers LQ45.

Arah pergerakan IHSG juga sangat dipengaruhi oleh kekhawatiran terhadap kondisi ekonomi global. Audi menyoroti kenaikan harga emas yang menyentuh rekor tertinggi, menembus US$ 4.000 per ons troi, yang berpotensi mengalihkan investasi ke aset rendah risiko atau safe haven. Di dalam negeri, pelaku pasar menantikan rilis data ekonomi penjualan ritel yang diperkirakan tumbuh melambat sebesar 3,9% secara year-on-year (yoy) pada September 2025. Kondisi ini, menurut Audi, “menimbulkan kekhawatiran akan terjadinya pelemahan permintaan dan daya beli,” ujarnya pada Rabu (8/10/2025).

Dalam menghadapi potensi pelemahan ini, Audi juga memberikan rekomendasi saham yang bisa dicermati investor pada perdagangan Kamis (9/10/2025). Saham PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) direkomendasikan trading buy dengan level support di Rp 3.140 per saham dan resistance di Rp 3.740 per saham. Selain itu, saham PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA) juga disarankan trading buy dengan support di Rp 1.030 per saham dan resistance di Rp 1.215 per saham, menjadi pilihan menarik di tengah volatilitas pasar.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *