Harga Emas Akhirnya Merosot dari Puncak Rekor, Investor Waspada Menanti Keputusan The Fed

PIKIRAN RAKYAT – Setelah periode kenaikan harga yang fenomenal dan terus mencetak rekor, harga emas global akhirnya menghela napas dengan sedikit penurunan pada perdagangan Kamis, 11 September 2025. Meskipun terkoreksi tipis, logam mulia ini tetap bertahan di kisaran rekor tertinggi sepanjang masa (all time high/ATH), menunjukkan kekuatannya yang luar biasa. Pelemahan ini terjadi di tengah rilis data tenaga kerja Amerika Serikat (AS) yang mengisyaratkan adanya perlambatan, sebuah faktor penting yang turut membentuk ekspektasi pasar.

Mengutip laporan Reuters, sinyal perlambatan ekonomi AS ini semakin memperkuat keyakinan pasar bahwa bank sentral AS, The Federal Reserve (The Fed), akan mengambil langkah pemangkasan suku bunga dalam rapat kebijakan yang dijadwalkan pekan depan. Penurunan suku bunga seringkali menjadi katalis positif bagi harga emas, karena mengurangi daya tarik aset berpendapatan tetap dan menjadikan emas sebagai lindung nilai yang lebih menarik.

Pada penutupan perdagangan, harga emas spot tercatat melemah tipis 0,18% ke level US$ 3.634 per ons. Sebelumnya, harga emas sempat merosot lebih dalam hingga 0,6% sebelum data ekonomi AS dipublikasikan, yang kemudian menahan penurunan lebih lanjut. Sebagai perbandingan, pada perdagangan Selasa, 9 September 2025, emas bahkan sempat menorehkan rekor baru di US$ 3.673,95. Sementara itu, emas berjangka AS untuk kontrak Desember ditutup turun 0,2% menjadi US$ 3.673,60.

  • Harga Emas Hari Ini 12 September 2025: Antam Mendekati Rp2,1 Juta per Gram, UBS dan Galeri24 Menyusul?

Analis logam terkemuka, Tai Wong, menyoroti lonjakan klaim pengangguran mingguan AS yang menyentuh angka 263.000, level tertinggi dalam tiga tahun terakhir. Data ini, menurutnya, memberikan dukungan signifikan pada harga emas, meredam tekanan jual yang mungkin muncul. Meskipun inflasi inti bulanan tetap stabil di level 0,3%, lemahnya data tenaga kerja berhasil menjadi penyeimbang di tengah gejolak pasar.

“Pergerakan harga saat ini menunjukkan tanda-tanda kelelahan dari para pembeli setelah reli panjang, namun prospek emas dalam beberapa bulan ke depan masih sangat positif, sehingga potensi koreksi besar relatif terbatas,” ujar Wong, memberikan gambaran optimis tentang masa depan logam kuning tersebut.

Selain klaim pengangguran, beberapa indikator ekonomi lain turut memperkuat sinyal perlambatan ekonomi AS. Penurunan indeks harga produsen (PPI) AS pada bulan Agustus mengindikasikan tekanan deflasi, dipicu oleh melemahnya margin jasa perdagangan dan stabilnya harga barang. Bahkan, laporan nonfarm payrolls pekan lalu juga menunjukkan pelemahan, dengan revisi yang mengungkap berkurangnya 911.000 pekerjaan hingga Maret. Serangkaian data ini secara kolektif mengisyaratkan melemahnya momentum ekonomi Negeri Paman Sam, yang kian memperbesar peluang pemangkasan suku bunga The Fed.

Berdasarkan pantauan CME FedWatch Tool, pasar saat ini secara penuh memperkirakan pemangkasan 25 basis poin akan terjadi pekan depan, dengan peluang kecil terjadinya penurunan hingga 50 basis poin. Antisipasi kebijakan moneter yang lebih longgar ini menjadi faktor pendorong utama bagi daya tarik emas sebagai aset lindung nilai.

  • Harga Emas Hari Ini 11 September 2025: Antam, UBS dan Galeri24 Naik atau Turun?

Sepanjang tahun 2025, investasi emas telah menunjukkan performa yang mengesankan, menguat sekitar 38%. Penguatan ini didorong oleh berbagai faktor fundamental: ekspektasi penurunan suku bunga global, inflasi yang tetap tinggi, ketidakpastian global yang persisten, strategi diversifikasi aset oleh investor, serta pembelian emas secara masif oleh bank sentral di berbagai negara. Menurut analis ANZ, kombinasi faktor-faktor ini akan terus menopang dan menjaga daya tarik emas sebagai instrumen investasi yang aman dan menguntungkan.

Sementara itu, pergerakan logam mulia lain menunjukkan variasi yang beragam. Harga platinum terkoreksi tipis 0,3% menjadi US$ 1.382,25 per ons. Sebaliknya, harga perak berhasil menguat 1% mencapai US$ 41,57 per ons, menunjukkan resistansi yang lebih baik. Adapun harga paladium mencatatkan lonjakan signifikan sebesar 1,5% ke level US$ 1.191,46 per ons, menandakan permintaan yang kuat untuk logam industri ini.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *