Jakarta, IDN Times – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, angkat bicara mengenai kelangkaan pasokan emas yang tengah dihadapi PT Aneka Tambang Tbk (Antam). Ia menjelaskan bahwa saat ini, kapasitas pemurnian emas nasional sangat bergantung pada fasilitas milik PT Freeport Indonesia (PTFI). Menurut Bahlil, pabrik pengolahan konsentrat PTFI mampu menghasilkan antara 50 hingga 60 ton emas dari pengolahan 3 juta ton konsentrat, sebuah angka yang krusial bagi kebutuhan emas di Tanah Air, seperti disampaikannya di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Selasa (14/10/2025).
Selain PTFI, fasilitas pengolahan lain yang signifikan adalah milik PT Amman Mineral Nusa Tenggara di Nusa Tenggara Barat (NTB). Fasilitas ini, dengan kapasitas mengolah sekitar 970 ribu ton konsentrat, berkontribusi pada produksi emas nasional dengan menghasilkan sekitar 18 hingga 20 ton emas. Kapasitas kedua smelter ini menjadi penentu utama ketersediaan emas olahan di Indonesia.
Produksi Freeport terimbas musibah tambang bawah tanah
Namun, operasional dan produksi emas di tambang Freeport Indonesia belum dapat berjalan maksimal. Bahlil mengungkapkan bahwa hal ini merupakan dampak langsung dari musibah tragis di area tambang bawah tanah yang menewaskan tujuh karyawan. Insiden tersebut telah memaksa Kementerian ESDM untuk melakukan evaluasi menyeluruh terhadap kondisi operasional di sana. Konsekuensinya, volume produksi konsentrat di Freeport mengalami penurunan signifikan, yang secara langsung berdampak pada defisit pasokan emas.
Pemerintah bahas langkah untuk penuhi kebutuhan Antam
Menyikapi situasi ini, pemerintah tidak tinggal diam. Bahlil menyampaikan bahwa pihaknya, bersama dengan Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara (Ditjen Minerba), sedang mengkaji dan membahas serangkaian langkah strategis. Tujuan utama dari pembahasan ini adalah untuk mencari solusi optimal demi memenuhi kebutuhan pasokan emas Antam yang vital bagi industri dalam negeri.
Operasi tambang bawah tanah dihentikan sampai audit tuntas
Sebagai tindak lanjut dari insiden di area tambang Grasberg, Mimika, Papua, pemerintah saat ini sedang melangsungkan audit menyeluruh terhadap seluruh kegiatan tambang bawah tanah. Bahlil menegaskan bahwa seluruh aktivitas produksi di segmen tambang bawah tanah masih dihentikan total. Penghentian ini akan terus berlaku hingga hasil audit tuntas dan penyebab insiden dapat teridentifikasi secara jelas. “Sekarang belum ada yang bisa dilakukan produksi. Tetapi kita lagi lakukan audit, sampai kemudian kita bisa menemukan apa faktor penyebabnya,” katanya di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (10/10).
Baca juga:
Freeport Indonesia Bakal Produksi Emas 32 Ton Tahun Ini
5 Negara dengan Produksi Emas Terbesar di Dunia
Indonesia Bakal Produksi Emas hingga 70 Ton pada 2025
Ringkasan
Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia, menyatakan adanya kelangkaan pasokan emas Antam yang disebabkan oleh terganggunya produksi emas nasional. Kapasitas pemurnian emas sangat bergantung pada PT Freeport Indonesia (PTFI) dan PT Amman Mineral Nusa Tenggara. Namun, produksi Freeport terhambat akibat musibah di tambang bawah tanah yang menyebabkan penurunan volume produksi konsentrat.
Pemerintah melalui Kementerian ESDM dan Ditjen Minerba sedang membahas langkah-langkah strategis untuk mengatasi defisit pasokan emas Antam. Operasi tambang bawah tanah di Freeport dihentikan sementara untuk dilakukan audit menyeluruh sampai penyebab insiden ditemukan. Tujuan audit adalah untuk memastikan faktor penyebabnya dan mencegah kejadian serupa di masa depan.