Shoesmart.co.id, JAKARTA — Saham pendatang baru PT Merdeka Gold Resources Tbk. (EMAS) menunjukkan potensi penguatan yang signifikan, diproyeksikan mencapai target harga Rp5.800 per saham. Valuasi ambisius ini mengindikasikan kenaikan sebesar 101% dari harga penawaran perdana (IPO) yang ditetapkan di Rp2.880.
Menurut analis Trimegah Sekuritas, Alpinus Dewangga, dalam riset terbarunya, kunci utama di balik proyeksi positif ini adalah pengembangan Proyek emas Pani yang berlokasi di Gorontalo. Proyek vital ini diperkirakan memiliki sumber daya emas mencapai 292,4 juta ton, setara dengan 7 juta ons emas, dan cadangan sebesar 77,5 juta ton atau 1,9 juta ons emas hingga akhir 2024.
Dewangga lebih lanjut menjelaskan bahwa estimasi cadangan dan sumber daya tersebut dihitung berdasarkan asumsi harga emas US$1.650 per ons. Menariknya, harga emas global saat ini telah jauh melampaui angka tersebut, berada di atas US$3.600 per ons. Kondisi ini membuka peluang besar untuk peningkatan sumber daya yang teridentifikasi dan percepatan konversi sumber daya menjadi cadangan yang lebih pasti.
Proyek Pani sendiri mencakup dua area penting: Izin Usaha Pertambangan Operasi Produksi (IUP-OP) milik PT Puncak Emas Tani Sejahtera (PETS) dan Kontrak Karya milik PT Gorontalo Sejahtera Mining (GSM). EMAS memiliki kepemilikan efektif sebesar 99,99% di kedua entitas ini, menunjukkan kontrol penuh atas proyek.
Dalam upaya memaksimalkan pemanfaatan sumber daya, Dewangga mengungkapkan bahwa EMAS akan mengadopsi kombinasi dua pendekatan pengolahan bijih emas: heap leach (HL) dan carbon in leach (CIL). Strategi ini sangat efisien, memungkinkan pengolahan bijih sulfida kadar tinggi dan bijih oksida kadar rendah secara optimal.
Produksi emas perdana dari Proyek Pani diperkirakan akan dimulai pada kuartal I/2026, bertepatan dengan selesainya pembangunan pabrik HL. Pabrik ini diproyeksikan menghasilkan 79.000 ons emas pada 2026, dengan produksi yang diprediksi mencapai puncaknya sekitar 500.000 ons pada tahun 2033.
Periode pertumbuhan awal dari 2026 hingga 2028 juga akan didorong oleh kadar emas yang lebih tinggi. Momentum ini akan berlanjut dengan pengoperasian pabrik CIL Fase 1 pada tahun 2029, yang memiliki kapasitas mencapai 7,5 juta ton per tahun. Selanjutnya, percepatan produksi akan terjadi pada tahun 2032 dengan penambahan kapasitas sebesar 4,5 juta ton dari pabrik CIL Fase 2.
Dari sisi kinerja keuangan, Trimegah Sekuritas memprediksi bahwa pendapatan EMAS akan melonjak menjadi US$293 juta pada 2026, dan terus meningkat menjadi US$381 juta pada tahun berikutnya. Kenaikan pendapatan ini sejalan dengan ekspektasi peningkatan output emas perseroan yang berkelanjutan.
Sejalan dengan peningkatan pendapatan, EBITDA EMAS diperkirakan akan naik menjadi US$180 juta pada 2026 dan mencapai US$242 juta pada 2027. Laba bersih perseroan ditaksir mencapai US$97 juta pada tahun depan, kemudian meningkat signifikan menjadi US$132 juta pada 2027.
“Kami memulai cakupan atas EMAS dengan target harga Rp5.800 per saham,” ujar Dewangga. Valuasi ini dilakukan menggunakan metode DCF (discounted cash flow) dengan asumsi umur tambang 16 tahun, terbentang dari 2026 hingga 2041, serta menerapkan WACC nominal sebesar 9,6%.
Lebih jauh, target harga Rp5.800 per saham ini mengimplikasikan rasio EV/resources sebesar US$838 per ons. Angka ini 79% lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata perusahaan emas lain di Indonesia, didukung oleh potensi output emas EMAS yang berpeluang menghasilkan arus kas lebih optimal ketika kapasitas produksi puncak telah tercapai.
Berdasarkan laporan kegiatan kuartalan EMAS, penyelesaian Proyek Pani telah mencapai progres 67% hingga akhir Juni 2025. Manajemen EMAS mengonfirmasi bahwa seluruh rekayasa detail dan proses pengadaan telah rampung.
“Kontraktor di lokasi saat ini mulai melakukan pemasangan infrastruktur pengolahan dan kelistrikan,” ungkap manajemen MDKA dalam laporannya, menunjukkan kemajuan konstruksi yang pesat.
Selain itu, fasilitas pelabuhan yang krusial untuk mendukung logistik proyek juga sudah beroperasi penuh. Pembangunan tangki penyimpanan bahan bakar telah selesai guna memastikan kesiapan suplai energi yang memadai untuk tahap operasional yang akan datang.
MDKA memastikan bahwa proses komisioning masih sesuai jadwal, dengan target berlangsung pada akhir 2025. Setelah itu, perseroan akan memulai fase ramp-up produksi, dengan target hasil emas perdana diharapkan pada kuartal pertama 2026.
Meski memiliki prospek cerah di masa depan, dari sisi kinerja historis, EMAS mencatatkan pendapatan US$1,74 juta pada 2024, namun masih membukukan rugi bersih US$12,7 juta. Pada kuartal I/2025, perseroan belum mencatatkan pendapatan dan rugi bersihnya meningkat menjadi US$9,21 juta.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.
Ringkasan
Saham PT Merdeka Gold Resources Tbk. (EMAS) diprediksi mengalami kenaikan signifikan, dengan target harga mencapai Rp5.800 per saham. Proyeksi ini didorong oleh pengembangan Proyek emas Pani di Gorontalo yang memiliki sumber daya emas yang besar. Produksi emas perdana dari proyek ini diharapkan dimulai pada kuartal I/2026.
Trimegah Sekuritas memperkirakan pendapatan EMAS akan meningkat pesat mulai tahun 2026, sejalan dengan peningkatan produksi emas dari Proyek Pani. Meskipun mencatatkan kerugian pada tahun 2024 dan kuartal I/2025, progres pembangunan proyek Pani telah mencapai 67% dan ditargetkan selesai pada akhir 2025, menunjukkan potensi pertumbuhan di masa depan.