Shoesmart.co.id, JAKARTA — Emiten tambang emas pendatang baru, PT Merdeka Gold Resources Tbk. (EMAS), telah resmi melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan segera memberikan gambaran awal mengenai rencana pembagian dividennya. Kehadiran emiten Grup Merdeka ini sontak menarik perhatian investor, terutama dengan proyeksi ambisius ke depan.
Pada Selasa (23/9/2025), EMAS mencatatkan namanya sebagai perusahaan ke-23 yang berhasil melakukan penawaran umum perdana (IPO) di BEI. Perseroan melepas 1,61 miliar saham, atau tepatnya 1.618.023.300 lembar saham yang setara 16.180.233 lot, menunjukkan minat investor yang luar biasa. Tercatat, total pesanan saham EMAS mencapai 7,48 miliar lembar, menghasilkan kelebihan permintaan hingga 4,62 kali pada penjatahan pasti atau fixed allotment. Dengan harga IPO yang dipatok Rp2.880 per saham, anak usaha PT Merdeka Copper Gold Tbk. (MDKA) ini berhasil meraup dana segar senilai Rp4,65 triliun.
Namun, di balik euforia kesuksesan IPO saham EMAS, kinerja keuangan perseroan masih membukukan angka negatif. Pada tahun 2024, Merdeka Gold Resources meraih pendapatan US$1,74 juta namun mencatat rugi bersih US$12,7 juta. Kondisi ini berlanjut pada kuartal I/2025, di mana perseroan tidak mencatatkan pendapatan dan rugi bersih justru naik menjadi US$9,21 juta. Situasi ini menunjukkan bahwa para investor yang memburu saham IPO Merdeka Gold (EMAS) agaknya lebih tertarik pada potensi masa depan ketimbang performa saat ini.
Menanggapi hal tersebut, Direktur Merdeka Gold Resources Albert Saputro menjelaskan bahwa kebijakan dividen perseroan akan sangat mempertimbangkan kebutuhan belanja modal (capex) untuk pengembangan Proyek Emas Pani di Gorontalo. “Tentunya setelah semua proses itu dilaksanakan, excess profit yang kami dapatkan akan kami distribusikan,” ujarnya dalam konferensi pers, Selasa (23/9/2025). Pernyataan ini menegaskan prioritas perusahaan untuk memastikan keberlanjutan dan pertumbuhan proyek utama mereka.
Proyek Emas Pani sendiri diproyeksikan menjadi katalis utama saham EMAS. Berdasarkan riset Trimegah Sekuritas, perseroan berencana mengombinasikan dua metode pengolahan bijih emas, yaitu heap leach (HL) dan carbon in leach (CIL). Produksi emas ditargetkan dimulai pada kuartal I/2026 seiring dengan selesainya pabrik HL, yang diproyeksikan menghasilkan 79.000 ons emas pada tahun 2026 dan mencapai puncaknya sekitar 500.000 ons pada tahun 2033. Selanjutnya, pabrik CIL Fase 1 dengan kapasitas 7,5 juta ton per tahun akan beroperasi pada tahun 2029, diikuti percepatan pada tahun 2032 dengan tambahan kapasitas 4,5 juta ton dari pabrik CIL Fase 2. Albert menegaskan, “Sehingga, profit yang dihasilkan nantinya akan digunakan untuk pembiayaan pengembangan proyek untuk tahapan berikutnya,” menunjukkan strategi reinvestasi keuntungan.
Untuk diketahui, Proyek Pani mencakup Izin Usaha Pertambangan Operasi Produksi (IUP-OP) milik PT Puncak Emas Tani Sejahtera (PETS) dan Kontrak Karya milik PT Gorontalo Sejahtera Mining (GSM). Merdeka Gold Resources memiliki kepemilikan efektif 99,99% di keduanya, menegaskan kontrol penuh atas potensi cadangan emas yang signifikan ini.
Analis Trimegah Sekuritas, Alpinus Dewangga, menyebut bahwa pengembangan Proyek Emas Pani akan menjadi katalis utama perseroan. Hingga akhir 2024, proyek tersebut memiliki sumber daya 292,4 juta ton atau setara 7 juta ons emas, dengan cadangan 77,5 juta ton atau 1,9 juta ons emas. Alpinus menambahkan, “Cadangan dan sumber daya tersebut dihitung dengan asumsi harga emas US$1.650 per ons, sementara harga emas saat ini lebih dari US$3.600 per ons, yang membuka peluang peningkatan sumber daya dan percepatan konversi sumber daya ke cadangan.” Dengan potensi luar biasa ini, Trimegah Sekuritas memperkirakan target harga saham EMAS akan mencapai Rp5.800 per saham, mengimplikasikan kenaikan 101% dari harga IPO yang berada di level Rp2.880 per saham.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.
Ringkasan
PT Merdeka Gold Resources Tbk. (EMAS), emiten tambang emas baru, telah IPO di BEI dengan raihan dana Rp4,65 triliun. Meskipun kinerja keuangan EMAS masih negatif pada 2024 dan kuartal I/2025, investor tertarik pada potensi masa depan perusahaan, terutama Proyek Emas Pani di Gorontalo yang diproyeksikan menghasilkan 79.000 ons emas pada 2026 dan mencapai puncak produksi 500.000 ons pada 2033.
Pembagian dividen EMAS akan mempertimbangkan kebutuhan belanja modal Proyek Emas Pani. Keuntungan berlebih setelah pengembangan proyek akan didistribusikan sebagai dividen. Proyek ini menggunakan metode heap leach dan carbon in leach, dan memiliki sumber daya signifikan, dengan potensi peningkatan cadangan dan harga saham hingga Rp5.800 per saham.