Shoesmart.co.id – JAKARTA. Menjaga profitabilitas di tengah gejolak ekonomi menjadi tantangan besar bagi perbankan nasional. Hal ini tercermin dari tren penurunan net interest margin (NIM) yang terus berlanjut. PT Bank OCBC NISP Tbk (NISP), misalnya, mencatat penurunan NIM pada Juni 2025.
Rasio NIM Bank OCBC NISP tercatat sebesar 4,0% pada Juni 2025, menurun dibandingkan angka 4,4% pada Juni 2024. Direktur OCBC, Hartati, menjelaskan penurunan ini disebabkan oleh dua faktor utama: melemahnya permintaan kredit dan penurunan suku bunga acuan.
“Selama semester I 2025, NIM mengalami penurunan terutama akibat melemahnya permintaan kredit dan menurunnya suku bunga acuan,” ungkap Hartati kepada Kontan, Kamis (7/8/2025).
Penurunan suku bunga acuan memangkas BI Rate hingga 75 bps (25 bps per penurunan) sepanjang tahun ini, sehingga saat ini berada di level 5,25%. Untuk mengantisipasi risiko penurunan NIM, OCBC NISP fokus pada peningkatan dana murah (CASA) dan penyaluran kredit yang lebih selektif dan hati-hati.
Tren penurunan NIM bukan hanya terjadi di OCBC NISP. Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per Juni 2025 menunjukkan rasio NIM perbankan secara keseluruhan berada di angka 4,48%, sedikit meningkat dari 4,45% pada Mei 2025, namun tetap lebih rendah dibandingkan 4,57% pada Juni 2024. Kondisi ini menunjukkan tantangan yang dihadapi industri perbankan dalam menjaga kinerja keuangan di tengah dinamika ekonomi terkini.
Tren Rasio NIM Bank Besar Masih Turun, Cermati Penyebabnya
Likuiditas Industri Mengetat, NIM Bank Danamon Menurun di Level 6,62% per Juni 2025
Ringkasan
Net Interest Margin (NIM) PT Bank OCBC NISP Tbk turun menjadi 4,0% pada Juni 2025, dibandingkan 4,4% pada Juni 2024. Penurunan ini disebabkan oleh melemahnya permintaan kredit dan penurunan suku bunga acuan (BI Rate) sebesar 75 bps sepanjang tahun 2025. OCBC NISP berupaya mengantisipasi hal ini dengan meningkatkan dana murah dan selektif dalam penyaluran kredit.
Tren penurunan NIM juga terjadi secara umum di perbankan Indonesia. Rasio NIM perbankan secara keseluruhan pada Juni 2025 tercatat 4,48%, lebih rendah dari 4,57% pada Juni 2024, menunjukkan tantangan industri perbankan dalam menjaga kinerja keuangan di tengah kondisi ekonomi saat ini. Kondisi ini menggambarkan kesulitan perbankan dalam mempertahankan profitabilitas.