Bank Indonesia (BI) mencatat pergerakan modal asing yang dinamis di pasar keuangan domestik selama periode transaksi 20 hingga 23 Oktober 2025. Dalam sepekan tersebut, terjadi aliran modal asing keluar bersih sebesar Rp 0,94 triliun atau setara dengan Rp 940 miliar. Angka ini mencerminkan fluktuasi kepercayaan investor global terhadap aset-aset keuangan Indonesia.
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Ramdan Denny Prakoso, merinci lebih lanjut mengenai komposisi aliran modal asing tersebut. Terdapat jual bersih yang signifikan di pasar Surat Berharga Negara (SBN) sebesar Rp 2,73 triliun dan di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) sebesar Rp 1,28 triliun. Namun, ia juga menyoroti adanya pembelian bersih yang kuat di pasar saham, mencapai Rp 3,08 triliun, menunjukkan selektivitas investor dalam menempatkan dananya.
Tren jangka panjang dari awal tahun hingga 23 September 2025 menunjukkan gambaran yang lebih dalam mengenai pergerakan investor asing. Tercatat aliran keluar bersih dana asing yang substansial di pasar saham sebesar Rp 48,36 triliun dan di SRBI mencapai Rp 136,76 triliun. Meskipun demikian, pasar SBN berhasil membukukan aliran masuk bersih modal asing sebesar Rp 8,58 triliun, memberikan sedikit penyeimbang terhadap tekanan jual di instrumen lain.
Kondisi pasar keuangan juga tercermin dari beberapa indikator penting. Credit default swaps (CDS) tenor 5 tahun, yang mengukur risiko kredit Indonesia, mengalami penurunan positif menjadi 80,44 basis poin (bps) per Kamis (23/10), dari sebelumnya 81,78 basis poin (bps) per Jumat (17/10). Di sisi pasar obligasi, yield SBN tenor 10 tahun relatif stabil di angka 5,97 persen pada Jumat (24/10) pagi, sedikit turun dari 5,98 persen pada penutupan perdagangan Kamis (23/10). Stabilitas ini terjadi di tengah penurunan imbal hasil US Treasury tenor 10 tahun yang mencapai 4 persen.
Sementara itu, nilai tukar rupiah menunjukkan ketahanan yang patut diapresiasi. Rupiah ditutup di level Rp 16.600 per dolar AS pada Kamis (23/10) dan terpantau stabil pada Jumat (24/10) di level yang sama. Stabilitas ini menjadi indikator penting di tengah fluktuasi modal asing dan dinamika pasar global.
Menanggapi situasi ini, Ramdan menegaskan komitmen Bank Indonesia. “Bank Indonesia terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas terkait serta mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk mendukung ketahanan eksternal ekonomi Indonesia,” pungkas Ramdan. Pernyataan ini menegaskan fokus BI dalam menjaga stabilitas dan daya tahan ekonomi nasional dari gejolak eksternal.